Tiap Hari Lansia Ini Genjot Sepeda Belasan Kilo demi Anaknya yang Down Sydrome. Bukti Cinta Orangtua

Hernowo yang setengah tuli sejak lahir tidak menyerah menyekolahkan anaknya yang down syndrome

Kompas.com/Dani J
Perjalanan Hernomo dan Kamilah mengantar anak ke sekolah luar biasa 

Baca: Sajikan Escort Asing di Website, Belasan Orang Ditangkapi di Singapura

Baca: Kisah Tragis Lima Hewan yang Dihukum Mati karena Perbuatannya Dinilai Jahat

Perjalanan selama itu karena kontur jalan dan keramaian kota yang dilewati. Wahyu adalah anak semata wayang dari Hernowo dan Kamilah.

Warga mengenalnya sebagai pasangan suami istri penjual kayu bakar. Hernowo biasa mencari dan memotong kayu, Kamilah mengikatnya setelah mengeringkan dengan cara diangin-angin. Kayu itu dijual Rp 6.000 per ikat pada seorang pengepul.

Penghasilan dari kayu ini minim. Kayu belum tentu terjual tiap minggu. Mereka masih beruntung dapat Rp 100.000 setiap bulan dari kebun berisi 13 pohon kelapa di pekarangan belakang rumah. Ada saja orang yang menebas (membeli) kelapa langsung di pohon.

Kambing peliharaan juga bisa jadi andalan ketika beranak. Anak kambing harganya lumayan, sekitar Rp 700.000 ketika dijual.

“Kayu untilan (ikat) ditumpuk di depan. Belum tentu terjual sesasi (tiap minggu). Tambahan dari jual daun pisang dan daun pepaya, sesasi gangsal welas ewu (seminggu Rp 15.000), dikasih ke Desa Gunung Pentul,” kata Kamilah.

Mereka mengakui tidak bekerja lebih baik dari pada hari ini. Keduanya hanya mengenyam pendidikan sampai SD, tanpa keterampilan memadai.

Kamilah pernah jadi kuli batu, Hernowo pernah jadi tukang cuci piring di warung makan.

Setelah memiliki anak, Hernowo masih sulit mendapatkan pekerjaan yang cukup layak lantaran fungsi pendengarannya kurang baik. Orang harus bersuara sangat nyaring bila ingin komunikasi dengannya.

“Sebelum Wahyu sekolah, bapak kerja di warung asah-asah (mencuci piring). Upah Rp 20.000 sehari,” kata Kamilah.

Mereka tetap mensyukuri kehidupan ini. Soal makan, semua sudah disediakan alam. Sayur dan buah, kelapa tua untuk santan, dan beberapa rempah tersedia di halaman rumah. Pepaya, pohon pisang, dan singkong bisa jadi selingan. Setidaknya mereka jadi bisa beli beras, telur, mi instan.

Baca: Jokowi Banyak Tundukkan Kepala Salami Para Ulama di Haul Guru Sekumpul

Baca: Cawapres Prabowo Tinggal Tiga Orang. Anies Baswedan dan Anis Matta Disebut-sebut

“Wahyu suka sekali endog (telur). Kami bisa ambil jantung pisang untuk bikin jangan (sayur),” katanya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved