Disaksikan Guru, Permainan Tampar Menampar 2 Pelajar Ini Berubah Petaka. Bilal Tewas di Tempat

Permainan tampar-tamparan yang sedianya untuk bergembira di sebuah sekolah di Pakistan ini berubah menjadi petaka

Penulis: Mairi Nandarson | Editor: Mairi Nandarson
screenshot
Dua pelajar pakistan bermain tampar menampar, satu dari mereka tewas karena kena di leher. Peristiwa ini viral di media sosial 

TRIBUNBATAM.id, LAHORE - Permainan tampar-tamparan yang sedianya untuk bergembira di sebuah sekolah di Pakistan, berubah jadi petaka.

Permainan yang dikenal dengan nama Thapar Kabaddi (menampar wajah) ini sering dilakukan di Pakistan sebagai permainan rakyat.

Thappar Kabaddi, juga dikenal sebagai Chanta Kabaddi, dianggap olahraga dan terkenal di banyak kota di Punjab.

Baca: Bawa Sebiji Apel dari Pesawat, Begitu Tiba di AS Penumpang Ini Didenda Rp 7 Juta. Lihat Ekspresinya!

Baca: Diterkam Beruang, Digigit Hiu, sampai Diserang Ular, Inilah 3 Kesialan Penjelajah Satu Ini

Baca: Mau Kerja di Malaysia Tapi Hanya Bawa Paspor Biasa, Tiga Calon TKI Ini Diamankan Petugas

Permainan itu digelar di sebuah sekolah di Provinsi Punjab, Lahore, Pakistan.

Seperti dilansir TribuneIndia, permainan tampar menampar ini disaksikan guru dan teman-teman yang bermain.

Insiden ini terjadi saat permainan tampar menampar antara dua pelajar bernama Bilal dan Aamir.

Sebagaimana dilansir Express Tribune, dalam permainan itu, tamparan yang dilakukan Aamir melenceng dari muka dan mengenai lehernya.

Baca: Perang Geng Picu Angka Pembunuhan di Meksiko Naik Luar Biasa, 3 Bulan Lebih dari 7.600 Korban Tewas

Baca: Berbagi Informasi Kanker Bersama Gleneagles Medini Hospital Johor Bahru

Permainan yang awalnya diwarnai gelak tawa itu kemudian berubah pilu, karena akibat tamparan di leher itu, Bilal jatuh pingsan, kemudian meninggal dunia di tempat.

Insiden ini terjadi di awal April 2018, namun videonya baru viral dalam beberapa hari terakhir.

Bilal kehilangan nyawa setelah jatuh ke tanah usai kena tamparan keras dari Aamir, dan tidak cepat mendapat pertolongan.

Saat keputusan menolong tumbuh, upaya penyalamatan sudah terlambat, karena Bilal meninggal tidak lama kemudian.

Pihak sekolah dinilai gagal menyelamatkan Bilal karena tidak segera membawanya ke rumah sakit setelah peristiwa itu terjadi.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved