Ada-ada Saja, Pria Ini Ingin Gugat Orangtuanya Karena Tidak Minta Izin Melahirkan Dirinya
Argumentasi yang mereka berikan mulai dari alasan etika, sumber daya Bumi yang makin menipis, hingga ancaman sosial yang bakal dihadapi si calon bayi
Pada Agustus 2018, seorang ibu ditangkap setelah menjual anaknya seharga 50.000 yuan, atau Rp 103,3 juta.
Media China memberitakan, ibu itu memutuskan menjual anaknya yang baru berumur tujuh bulan karena sudah capek membesarkannya.
Perdagangan anak di Indonesia
Tidak hanya di China, perdagangan anak juga terjadi di Indonesia.
Pada tahun 2016 silam Polres Metro Jakarta Selatan pernah menetapkan empat tersangka kasus perdagangan orang dan perlindungan anak.
Seperti dikutip dari Kompas.com, dari hasil penyidikan, polisi berhasil mengungkap sejumlah orang tua menyewakan dan menjual anaknya sendiri.
Seorang anak kecil biasanya disewakan seharga Rp 200.000 untuk diajak mengemis, mengamen, dan menjadi joki 3-in-1 selama sehari.
Sedangkan untuk penjualan anak, bisa mencapai Rp 25.000.000.
"(Rp 25.000.000) Itu harga yang ditawarkan tadinya untuk kita saat melakukan penyamaran. Tiga kali hampir transaksi tapi gagal," kata Kasat Reskrim Polres Jaksel, AKBP Audie Latuheru di kantornya, Sabtu (26/3/2016).
Audie mengatakan pihaknya telah melakukan penyelidikan selama dua bulan dengan berpura-pura ingin membeli anak dari salah satu orangtua. Biasanya, orangtua dari keluarga tidak mampu di luar daerah, menjual anaknya ke pengemis di Jakarta.
"Yang pasti dia nyiapin anaknya untuk dijual, baru lahir langsung dijual," tuturnya.
Audie menceritakan, saat pihaknya membekuk tersangka dan mengamankan anak-anak yang menjadi korban, anak-anak itu telah didoktrin agar mengaku bahwa para tersangka adalah orangtua kandung mereka.
"Anak itu memang didoktrin untuk mengakui itu orangtuanya. Setelah kita ajak ngobrol, puterin film kartun, ngaku dia itu bukan ibunya," ujarnya.
Audie menambahkan para pengemis pembawa anak kadang sebelum melancarkan aksinya, berdandan terlebih dahulu di sekitar daerah operasi.
Mereka berdandan agar penampilan mereka memancing belas kasihan. Sementara itu, polisi saat ini juga masih mendalami apakah kasus ini merupakan bagian dari sindikat.
"Yang pasti kegiatan rekrut ini tidak dilakukan sendirian. Dia berkawan dengan berapa orang lainnya. Belum tahu bos gedenya," ujar Audie. (*)
