Proyek Pipa Dibatalkan, Malaysia Pindahkan dengan Paksa Rp 3,4 Triliun dari Perusahaan China

Saya tidak melihat alasan China untuk tidak puas karena kita tidak mengambil uang untuk proyek yang sudah dikerjakan, tetapi yang belum dikerjakan

Bernama
Proyek pipanisasi di Sabah, Malaysia, yang dihentikan oleh PM Mahathir Mohamad 

TRIBUNBATAM.ID, PUTRAJAYA - Malaysia menarik kembali dana yang telah disetorkan dalam proyek raksasa China untuk membangun pipa yang dibatalkan.

Perdana Menteri Malaysia Dr Mahathir Mohamad menegaskan, pemerintah Malaysia berhak mendapatkan kembali uang yang terlanjur digelontorkan kepada perusahaan China Petroleum Pipeline Engineering Ltd (CPP).

CPP mendapat kontrak dari pemerintahan Najib Razak tahun 2016 untuk membangun saluran pipa petroleum sepanjang 600 kilometer di sepanjang pantai barat Semenanjung Malaysia dan saluran pipa gas sepanjang 662 kilometer di Sabah.

CCP merupakan kontraktor yang ditunjuk Suria Strategic Energy Resources Sdn Bhd (SSER) dengan kontrak RM9,4 miliar atau sekitar Rp 32 triliun.

Dua Tahun Lagi Sudah Bisa Naik Kereta Api Cepat dari Singapura ke China

Menteri Susi ke Anambas, Ngeluh Soal Sinyal ke Rudiantara, Ini Permintaannya

Listrik di Sejumlah Kawasan Pemukiman di Batam Mendadak Mati, Masyarakat Sebut PLN Suka PHP

Namun proyek itu dihentikan setelah Mahathir memimpin Malaysia untuk mengurangi beban utang yang jor-joran di masa Najib Razak.

Mahathir mengatakan, progres proyek saluran pipa migas ini baru 13 persen sementara Malaysia sudah mengeluarkan 80 persen dari nilai proyek.

 “Karena proyek ini dibatalkan, kita mau mendapatkan kembali uang yang sudah dibayar," kata Mahathir kepada media seperti dilansir Berita Harian Online, Senin (15/7/2019) sore.

“Saya tidak melihat alasan China untuk tidak puas karena kita tidak mengambil uang untuk proyek yang sudah dikerjakan, tetapi kita mengambil uang proyek yang belum dikerjakan," katanya.

“Jika uang yang sudah dikucurkan itu tidak digunakan (untuk proyek), perusahaan berhak mendapatkan kembali uang tersebut,” katanya.

Media Singapura, The Straits Times, sebelum ini melaporkan pihak berkuasa Malaysia menarik lebih RM1 miliar atau sekitar Rp 3,4 triliun milik CPP.

Menurut laporan itu, pemerintah Malaysia mengarahkan HSBC memindahkan uang di akun CPP di Malaysia kepada perusahaan Suria Strategic Resources Sdn Bhd yang berada di bawah Kementerian Keuangan.

Namun, Menteri Keuangan Lim Guan Eng membantah bahwa ia telah memerintahkan pemindahan dana tersebut.

Lim Guan Eng meminta wartawan untuk mengkonfirmasi hal itu kepada perusahaan terkait.

Lim Guan Eng pada Agustus 2018 menyebutkan bahwa pemerintah Najib telah membayar 8,25 miliar ringgit (US $ 2 miliar) atau 88 persen dari total dua proyek tersebut meskipun mereka baru selesai 13 persen.

China Petroleum Pipeline (CPP) Engineering adalah anak perusahaan dari China National Petroleum Corp, BUMN dari China.

Kantor China Petroleum Pipeline (CPP) Engineering di Heibei, China (SCMP)
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved