Irjen Pol Firli Bakal Dicecar Komisi III DPR RI Terkait Pelanggaran Etik Saat Fit and Proper Test
KPK wakti itu sedang menyelidiki dugaan korupsi kepemilikan saham PT Newmont yang melibatkan Pemerintah Provinsi NTB.
Sebagai anggota Komisi Hukum dua periode, Nasir mengaku belum pernah mendengar berita miring soal Firli, kecuali apa yang diributkan lagi oleh KPK belakangan ini.
Menurut Nasir, Firli justru memiliki kinerja baik selama berkarir di kepolisian.
“Secara umum dia pernah ajudan wakil presiden, yang dipilih (sebagai ajudan wapres) tentu orang-orang terplih. Secara moral, administrasi, teknis kepolisian, pasti cukup menguasai,” ujarnya.
Dari 10 nama yang lolos, Irjen Firli menjadi satu-satunya calon dari kepolisian.
Sebelumnya, surat dari Presiden terkait 10 nama calon pimpinan (Capim) KPK sudah dibacakan dalam rapat paripurna DPR, Kamis (5/9/2019) hari ini.
Selanjutnya, Komisi III DPR akan melakukan uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test untuk memilih 5 orang menjadi pimpinan KPK periode 2019-2023.
- Nama Irjen Firli Bahuri resmi berada di 10 besar calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2019-2023.
Irjen Firli lolos beserta 9 calon lainnya pada wawancara dan uji publik.
Nama Irjen Firli diumumkan bersama 9 calon lainnya oleh Ketua Pansel KPK Yenti, Senin (2/9/2019).
Irjen Filri yang masih menjabat sebagai Kapolda Sumsel ini menyisihkan rekannya sesama anggota Polri yaitu, Antam Novambar, Sri Handayani, Bambang Herwanto.
Sejak KPK terbentuk 2003, pimpinan KPK selalu diisi oleh anggota Polri.
Di periode pertama, Taufiqurachman Ruki lulusan terbaik Akpol 1971 ini saat menjabat komisioner KPK telah pensiun dari Polri.
Selanjutnya pada periode ketiga, sebenarnya tidak ada anggota Polri ataupun pensiunan yang menduduki jabatan komisioner KPK, namun Taufiqurachman Ruki ditunjuk sebagai Plt ketua KPK.
Pada periode keempat, ada nama Basaria Panjaitan yang mengisi slot pimpinan KPK dari unsur Polri.
Kini pada periode 2019-2023 satu-satunya dari Polri adalah Irjen Firli.