Kisah Jenderal Tolak Tegas Uang Sekoper yang Disorongkan Orang Kuat: Lebih Baik Buat Anak Yatim

Pada saat menjabat Kapolda Banten, jenderal polisi itu harus berhadapan dengan dinasti yang paling berkuasa di daerah itu

Tribunnews.com/Theresia Felisiani
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti 

Akhirnya penyidik mengambil langkah penangkapan terhadap Syatibi. 

Mengetahui Syatibi dijemput paksa polisi, pihak keluarga tidak terima. 

Dimotori Chasan Sochib, pihak keluarga meminta Syatibi dilepaskan karena dalam keadaan sakit. 

Penyidik lalu meminta petugas kesehatan memeriksa kondisi Syatibi. 

Hasilnya, Syatibi dinyatakan bisa menjalani pemeriksaan di kepolisian. Berbekal keterangan dokter itu, penyidik tidak melepas Syatibi. 

Karena pemeriksaan belum rampung, penyidik mengambil keputusan menahan Syatibi. 

Setiap akan menjalani pemeriksaan, penyidik selalu meminta dokter memeriksa kondisi Syatibi. 

Insiden terjadi. Setelah sempat menjalani pemeriksaan, keesokan harinya Syatibi ditemukan tak bernyawa di kamar selnya. 

Ini membuat keluarga Chasan Sochib marah. Mereka mengerahkan para jawara untuk turun ke jalan menuntut kepolisian. 

Ari Dono yang mengetahui situasi ini langsung menemui keluarga Syatibi menyampaikan dukacita untuk meredam situasi. 

Ternyata pihak keluarga Syatibi tetap tak terima. Para jawara berpakaian hitam-hitam terlihat berseliweran di jalan-jalan. 

Para jawara ini ingin balas dendam atas kematian Syatibi. Mereka mau menyerang Mapolda Banten. 

Sampai-sampai ada polisi yang mengungsikan keluarganya ke luar kota. 

Keluarga Ratu Atut yang memiliki pengaruh dan koneksi banyak pun melakukan lobi ke pejabat pemerintah pusat untuk mencopot Badrodin Haiti sebagai Kapolda Banten. 

Hal ini berhasil. Akhirnya Kapolri Jenderal Sutanto mencopot Badrodin Haiti dari jabatannya sebagai Kapolda Banten. Badrodin Haiti ditempatkan di Lemdiklat Polri. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved