Konflik Laut Natuna

VIDEO Detik-detik KRI Usman Harun Usir Kapal China di Laut Natuna, Lakukan Manuver hingga Provokasi

Berikut Video Detik-detik KRI Usman Harun Usir Kapal China di Laut Natuna, Lakukan Manuver hingga Provokasi

Tangkapan layar Youtube Kompas TV
VIDEO Detik-detik KRI Usman Harun Usir Kapal China di Laut Natuna, Lakukan Manuver hingga Provokasi 

VIDEO Detik-detik KRI Usman Harun Usir Kapal China di Laut Natuna, Lakukan Manuver hingga Provokasi

TRIBUNBATAM.id - Video detik-detik KRI Usman Harun 359 usir kapal ikan China di Laut Natuna viral di media sosial.

Dikutip Tribunbatam.id dari Kompas.com, video berdurasi 1 menit 24 detik menggambarkan ketegangan kapal indonesia dengan kapal China di Laut Natuna.

Dalam vide itu, terlihat manuver yang dilakukan oleh kapal Coast Guard China saat KRI Usman Harun-359 melakukan patroli untuk mendekati kapal nelayan pukat China yang menangkap ikan di ZEE Indonesia yaitu di Natuna Utara.

Kapal Coast Guard China ini bermanuver dengan lampu sorotnya yang diarahkan ke KRI Usman Harun. 

Hal tersebut dianggap merupakan bentuk provokasi yang dilakukan kapal China terhadap kapal KRI Usman Harun.

Pengusiran dan patroli dari 3 KRI pada kapal China di Natuna ini dilakukan dari pagi hingga malam hari pada Sabtu, 11 Januari 2020. 

Setidaknya ada puluhan kapal nelayan ikan dengan dikawal kapal Coast Guard China yang masih berada di Natuna.

Posisi pada Sabtu, 11 Januari 2020 sejumlah kapal China berada pada 180 Mil dari pantai Ranai Natuna.

Konflik Laut Natuna, Pengamat Militer Sebut Hal Ini Kerap Luput dari Pembangunan di Pulau Terluar

Kembali Tangkap Ikan di Laut Natuna, 3 Kapal Perang TNI AL Usir Kapal China

Tiga KRI yaitu KRI Usman Harun, KRI John Lie dan KRI Satsuit Tubun berkoordinasi dengan Pangkogabwilhan 1 untuk menyampaikan peringatan pada kapal asing. 

TNI kembali melihat keberadaaan kapal nelayan China yang dikawal oleh Kapal Coast Guard mereka masih ada di wilayah ZEE Indonesia di sekitar perairan Natuna.

Padahal, sebelumnya, TNI mengklaim sudah tidak ada lagi kapal nelayan asing di Natuna.

Berikut video detik-detik KRI Usman Harun usir Kapal China di Laut Natuna:

Kembali Tangkap Ikan di Laut Natuna, 3 Kapal Perang TNI AL Usir Kapal China

Sempat mereda konflik Indonesia dengan China, Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksdya TNI Yudo Margono kembali mendapati kapal China berada di Perairan Natuna.

Kapal-kapal ikan China diketahui masih menyambangi perairan Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (11/1/2020). 

Kapal-kapal itu bahkan masih menyebar jala untuk menangkap ikan.

Atas adanya kapal-kapal China itu, tiga Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) melakukan pengusiran. 

Tiga KRI tersebut KRI Karel Satsuit Tubun (KST) 356, KRI Usman Harun (USH) 359, KRI Jhon Lie 358. 

Dikutip dari siaran pers Pusat Penerangan TNI yang diunggah di akun instagram Puspen TNI, @puspentni, Sabtu (11/1/2020), Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksdya TNI Yudo Margono telah memerintahkan kepada Komandan KRI untuk masuk di sela-sela konvoi kapal-kapal ikan Tiongkok dan menggangu kapal tersebut yang sedang menebar jaring.

 Pernyataan Resmi China Setelah Tarik Semua Kapal di Laut Natuna, Minta Indonesia Bersikap Ini

Sejak melaksanakan gelar operasi pengamanan di wilayah Laut Natuna Utara beberapa waktu lalu akibat dari pelanggaran wilayah oleh kapal-kapal ikan asing,  Panglima Komando Gabungan Wilayah I (Pangkogabwilhan I) Laksdya TNI Yudho Margono, S.E., M.M., kembali melakukan pemantauan lewat udara wilayah perairan Laut Natuna Utara dan sekitar, Jumat (10/1/2020).  Dengan menggunakan pesawat Intai Maritim Boeing 737 AI-7301 TNI AU dari Skadron 5 Pangkalan Udara Sultan  Hasanuddin Makassar, Pangkogabwilhan I masih memantau melalui udara, sekitar 30 kapal ikan asing yang masih berada di perairan Indonesia wilayah Laut Natuna Utara. TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI
Sejak melaksanakan gelar operasi pengamanan di wilayah Laut Natuna Utara beberapa waktu lalu akibat dari pelanggaran wilayah oleh kapal-kapal ikan asing, Panglima Komando Gabungan Wilayah I (Pangkogabwilhan I) Laksdya TNI Yudho Margono, S.E., M.M., kembali melakukan pemantauan lewat udara wilayah perairan Laut Natuna Utara dan sekitar, Jumat (10/1/2020). (TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI)

Pengusiran itu dilakukan agar kapal-kapal tersebut keluar dari ZEE Indonesia.

Kepada Komandan KRI yang memimpin operasi, Pangkogabwilhan I juga memberikan instruksi untuk berkomunikasi kepada kapal-kapal asing yang berada di perairan Laut Natuna.

Selain mengusir kapal-kapal asing tersebut, Komandan KRI juga memberikan pengertian kepada awak kapal asing yang mengetahui aturan harus memahami situasi tersebut.

"Jangan sampai hubungan pemerintah Indonesia-Tiongkok yang sudah terjalin dengan baik, terganggu dengan adanya kegiatan ilegal yang dilakukan oleh para nelayan Tiongkok," katanya. 

Laksdya TNI Yudo Margono menegaskan apabila kapal-kapal ikan China itu tidak mau atau masih tetap bertahan di perairan Laut Natuna, maka sesuai dengan perintah Presiden Jokowi akan ditangkap dan diproses secara hukum.

China Melunak

Sebelumnya, sikap China atas soal polemik perairan Natuna melunak. 

Dalam jumpa pers yang dilakukan pada Rabu (8/1/2020), Juru Bicara Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Geng Shuang mengatakan, pihaknya terus memantau perkembangan Natuna.

Menurut Gheng Shuang, China memiliki kedaulatan di wilayah Natuna.

Meski demikian, ia mengaku ada perbedaan klaim di wilayah Laut China Selatan antara China dan Indonesia.

Terkait hal ini, China meminta agar Indonesia tetap tenang.

"Kami berharap Indonesia tetap tenang," katanya sebagaimana dikutip dari dari situs Kementerian Luar Negeri China, fmprc.gov.cn.

Juru Bicara Menteri Luar Negeri China, Geng Shuang
Juru Bicara Menteri Luar Negeri China, Geng Shuang (fmprc.gov.cn)

China, kata Geng Shuang, ingin menyelesaikan perbedaan ini dengan cara yang tepat dan menjunjung tinggi hubungan bilateral kedua negara.

"Faktanya, kami telah melakukan komunikasi satu sama lain mengenai masalah ini melalui saluran diplomatik (Indonesia-China)," ujar Shuang.

Pernyataan yang diutarakan Geng Shuang ini, lebih lunak dibandingkan dengan pernyataan sebelumnya.

Pada pernyataan sebelumnya, China 'ngotot' jika wilayah Natuna adalah milik mereka.

Berikut pernyataan Geng Shuang pada 3 Januari 2020, lalu:

"Saya ingin menekankan bahwa posisi dan proposisi China mematuhi hukum internasional, termasuk UNCLOS.

Jadi apakah pihak Indonesia menerimanya atau tidak, tidak ada yang akan mengubah fakta objektif bahwa China memiliki hak dan kepentingan atas perairan yang relevan.

Apa yang disebut putusan arbitrase Laut China Selatan adalah ilegal, batal, dan tidak berlaku dan kami telah lama menegaskan bahwa Tiongkok tidak menerima atau mengakuinya.

Pihak Tiongkok dengan tegas menentang negara, organisasi atau individu mana pun yang menggunakan putusan arbitrase yang tidak sah untuk merugikan kepentingan Tiongkok."

(Tribunnews.com/Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved