Pelajar SMP Tewas Ditikam Teman Satu Sekolahnya, Polisi Sebut Mereka Beda Teman Main
Seorang pelajar SMP tewas seusai ditikam teman satu sekolahnya. Korban MH (14) tewas dengan luka bacok disekujur tubuhnya.
JAKARTA, TRIBUNBATAM.id - Pelajar SMP tewas ditikam teman satu sekolahannya. Diketahui, korban penikaman ternyata tidak berteman alias beda geng.
Peristiwa memilukan terjadi di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara ditengah pencegahan virus corona atau Covid-19
Seorang pelajar SMP tewas seusai ditikam teman satu sekolahnya.
• Pulang Sekolah, Anak Temukan Ibunya Tewas Bersimbah Darah Dalam Kondisi Tangan dan Kaki Terikat
• Singapura Bantu 4 Thermal Scanner, Cegah Penyebaran Virus Corona di Batam
• Bupati Karawang Positif Terinfeksi Corona, Menambah Deretan Pejabat Daerah Terkena Covid-19
Korban MH (14) tewas dengan luka bacok disekujur tubuhnya.
korban MH tewas seusai terlibat perkelahian dengan teman satu sekolahnya sendiri yakni HF (14).
Pelaku HF pun kini telah diamankan oleh aparat kepolisian Polsek Tanjung Priok.
MH ditemukan dibawah kolong tol wilayah Tanjung Priok dalam kondisi tubuh penuh luka bacokan senjata tajam.
Kapolsek Tanjung Priok Kompol Budi Cahyono mengungkapkan, korban maupun tersangka sama-sama saling mengenal.
Sebab, kata polisi, mereka satu sekolah.
• Arti Mimpi Menyembelih Ayam ada Pertanda Buruk, Bagaimana Jika Mimpi Melihat Ayam Disembelih?
• Dilengkapi Tangki Air dan Cairan Pembersih, Ada Fasilitas Cuci Tangan di Batam Centre
• Cegah Virus Corona, Kapolsek KKP Minta Pemerintah Ambil Langkah di Pelabuhan Internasional
Namun, keduanya masing-masing memiliki kelompok atau geng yang berdeba.
Begitu pula tujuh orang remaja lainnya yang juga terlibat tawuran bersama korban dan tersangka.
"Jadi rupanya korban dengan pelakunya ini satu sekolah. Ada yang kelas 2, ada kelas 3, ada juga kelas 1," kata Kompol Budi Cahyono di Mapolsek Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (23/3/2020) seperti dikutip dari Tribun Jakarta.
Meskipun belajar di sekolah yang sama, ternyata korban dan tersangka tidak akur.
Di luar sekolah, MH dan HF tergabung dalam kelompoknya sendiri-sendiri.
"Mereka ini beda komunitas, beda geng," ucap Budi.