Kecurigaan Orangtua RN sebelum Anak Tewas Diperkosa Pembina Pramuka, di Kantin saat Putri Dibunuh

Sebelum putrinya ditemukan tewas mengenaskan di kebun belakang sekolah, orangtua RN sempat merasa curiga.

KOMPAS.com/LAKSONO HARI WIWOHO
Ilustrasi 

Setelah dipukul dengan balok kayu, sambung Wahyu, korban langsung pingsan.

Oleh pelaku korban dibawa ke hutan di belakang sekolah dan di sanalah RN digerayangi pelaku.

Saat melancarkan aksi bejatnya, Aldy yang mengira korban sudah tewas terkejut melihat tubuh korban masih bergerak.

Melihat itu, ia kemudian menusukkan kayu ke tubuh korban secara berulang-ulang hingga akhirnya korban tewas di tempat.

"Saat meninggal, korban kembali diperkosa oleh pelaku. Setelah itu jenazah korban diikat dan ditinggalkan di kebun," jelas Wahyu.

Petugas langsung bergerak dan berhasil menangkap pelaku di rumahnya di Desa Tebing Kampung, Kecamatan Semidangaji, Kabupaten OKU, Sumsel.

"Sekarang tersangka masih kita periksa untuk mengetahui apa motifnya. Dugaannya pembunuhan ini sudah direncanakan oleh pelaku," ujarnya.

Atas perbuatannya, tersangka akan dijerat Pasal 340 Sub Pasal 338 KUHP.

Dikutip dari SRIPOKU.com, selain mengamankan tersangka Aldy, dari tangan pelaku petugas berhasil mengamankan barang bukti berupa satu batang kayu bulat dengan panjang 80 sentimeter, satu topi pramuka, dua helai dasi pramuka warna merah putih.

Satu helai dasi pramuka warna coklat, satu buah tas warna merah, satu pasang sepatu warna hitam putih, satu helai jilbab warna coklat, satu gulung tali rafia warna merah, satu pasang sandal merk Carvil, dan satu helai baju olahraga warna hijau.

Selain itu, ada juga barang bukti berupa satu helai celana panjang pramuka warna coklat, satu helai baju pramuka, satu helai rok panjang pramuka, satu helai celana training warna hitam, satu helai celana dalam warna hitam, dan satu helai kaos dalam warna putih.

Setelah diamankan, kepada polisi, Aldy mengaku sudah lama kepincut dengan korban, yang memiliki paras wajah cantik.

Namun ia tak berani untuk mengutarakannya karena korban susah untuk didekati.

“Saya sudah naksir, tapi susah mendekatinya,” katanya dikutip dari SRIPOKU.com.

Setiap hari, kata Aldy, ia selalu memperhatikan korban, karena rumahnya kebetulan dekat dengan sekolah tempat korban menuntut ilmu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Mataram
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved