VIDEO - Kisah Anjelina, Pedagang Asongan yang Hidup Sebatang Kara, Terpaksa Tidur di Jalanan
Anjelina tidak memiliki satupun harta benda selain pakaian yang melekat serta gerobak troli yang menjadi sumber pencahariannya tersebut.
Selama berbulan-bulan lamanya ia tidur di sembarang tempat, jika siang ini ia beristirahat di bawah pokok pohon, malamnya bisa saja ia terlelap di bawah jembatan flyover.
"Sekarang sewa indekos mahal. Saya lihat paling murah sudah Rp 600 ribu, mana sanggup orang miskin seperti saya ini," keluhnya.
Demi mencari peruntungan, Anjelina sehari-hari rela berjalan kaki mendorong troli dari kawasan Bengkong, ke Nagoya, hingga perempatan Simpang Jam.
Lelah dan terik tak diindahkannya, demi memperoleh uang. Jika tak sanggup berjalan, ia hanya duduk-duduk dan beristirahat di bawah pokok pohon favoritnya di pinggir jalan Raja Haji Fisabilillah, meski terkadang, di sana ia tidak mendapatkan satu pun pembeli selama seharian penuh.
Untuk mandi, Anjelina terbiasa menumpang di rumah-rumah warga sekitar. Ia juga sudah menyiapkan popok lansia untuk dipakainya sendiri manakala tidak menemukan kamar mandi umum terdekat.
Pernah juga sekali ia mengalami kemalingan. Pada tengah malam sekira pukul 01.00 WIB, Anjelina kehilangan ponsel, satu-satunya alat komunikasi yang dimilikinya, ketika tengah tertidur di pinggir jalan Bengkong.
Peristiwa kemalingan ini adalah satu dari sekian banyak kemalangan yang menimpanya selama tinggal di jalanan.
Di tengah kehidupan yang sulit itu, Anjelina tidak ditemani satupun anggota keluarga atau kerabat.
Wanita kelahiran tahun 1982 ini tidak memiliki suami atau pun anak, sementara saudara kandung satu-satunya yang tinggal di daerah Batu Besar sudah tak pernah lagi ditemuinya.
"Saya susah jalin hubungan dengan orang lain, karena jiwa saya agak terganggu," jawab Anjelina ketika ditanya tentang sanak keluarganya.
• Buka Layanan Digital, PT ATB Pastikan Kualitas Layanan Meski Pandemi Covid-19
• 6 Pria Dibekuk Polisi Karena Keroyok Seorang Pria, Ternyata Korban Salah Sasaran
Meski demikian, ia tetap mengharapkan kondisi kehidupan yang lebih baik dari saat ini. Khususnya, ia sangat mengidamkan memiliki tempat tinggal sendiri. Hanya sebuah bedeng kecil di mana ia bisa membuka warung untuk berjualan, itulah yang diharapkannya.
Selama ini, ia baru sekali mendapat bantuan dari Pemerintah, yakni ketika masih bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Bantuan sembako itu kemudian dijualnya kembali, sebab ia sangat membutuhkan uang untuk pengobatan kala itu.
Kini, ia masih mengharapkan bantuan dari pemerintah, terutama bantuan dana yang kelak dapat ditabungnya untuk menyewa tempat tinggal.
Mengenai kebijakan Pemerintah dalam pembagian sembako gratis baru-baru ini, Anjelina mengaku baru mengetahui tentang hal tersebut.
"Gimana mau didata, rumah saja tak punya," ucapnya terkekeh sembari duduk di bawah pohon, menanti rejeki. Sementara itu, satu per satu kendaraan di jalan itu melintas lewat tanpa sedikit pun memperlambat laju.(TribunBatam.id/Hening Sekar Utami)