5 Kasus Pasien Corona Bohong yang Bikin Jadi Malapetaka, Pabrik Rokok Sampoerna hingga RSUP Sardjito

Stigma berlebihan masyarakat Indonesia terhadap pasien positif virus Corona atau Covid-19 terus saja terulang.

Mahadeo Sen/TOI, BCCL, Ranchi
Ilustrasi pasien virus corona 

3. Rumah Sakit TNI Ciremai Cirebon

Sekitar 21 tenaga medis di Rumah Sakit TNI Ciremai Cirebon, Jawa Barat, terpaksa menjalani proses isolasi mandiri.

Usut punya usut, semuanya terjadi karena pihak keluarga memberikan keterangan yang tak sesuai soal riwayat perjalanan pasien.

Hal itu disampaikan Kepala Rumah Sakit TNI Ciremai Cirebon Letkol CKM Andre Novan kepada wartawan di Kantor Public Safety Center, Kota Cirebon, Senin (20/4/2020).

Menurutnya, rumah sakit harus mengisolasi 21 tenaga medis tersebut sesuai  prosedur yang berlaku.

Ia menambahkan, puluhan tenaga medis yang diisolasi terdiri dari 18 orang perawat IGD dan ICU, 1 dokter IGD, 1 dokter ICU dan 1 dokter spesialis saraf.

Peristiwa bermula saat puluhan tenaga tersebut menangani seorang pasien yang dalam kondisi tidak sadar.

Kepala Rumah Sakit TNI Ciremai Cirebon, Letkol CKM Dr Andre Novan menyampaikan sebanyak 21 tenaga medis RS TNI Ciremai menjalani isolasi mandiri, Senin (20/4/2020). Ini dilakukan karena keluarga pasien tidak jujur riwayat pasien yang dirawat pernah kontak dengan pasien PDP Covid-19 dan meninggal dunia.
Kepala Rumah Sakit TNI Ciremai Cirebon, Letkol CKM Dr Andre Novan menyampaikan sebanyak 21 tenaga medis RS TNI Ciremai menjalani isolasi mandiri, Senin (20/4/2020). Ini dilakukan karena keluarga pasien tidak jujur riwayat pasien yang dirawat pernah kontak dengan pasien PDP Covid-19 dan meninggal dunia. (KOMPAS.COM/ MUHAMAD SYAHRI ROMDHON)

“Awalnya kami tidak tahu bahwa pasien tersebut pernah kontak dengan keluarganya yang PDP positif dan meninggal dunia."

"Karena kami tanya keluarga pasien, tapi terus menyangkal,” kata Andre seperti dikutip dari Kompas.com.

Sejak awal, lanjutnya, pihak Rumah Sakit TNI Ciremai sudah meminta keterangan lengkap terkait riwayat perjalanan pasien kepada keluarganya.

Namun, keluarga pasien terus menyangkal dan tidak memberikan keterangan secara lengkap.

Padahal, pasien tersebut pernah kontak dengan pasien positif Covid-19 yang saat ini sudah meninggal dunia.

“Keluarga pasien tidak jujur."

"Kita mengikuti protokol yang ditetapkan pemerintah."

"Kami tidak mendapatkan keterangan secara gamblang dari keluarga pasien."

"Tidak mungkin kami tanyakan pada pasien, karena kondisi pasien sudah koma,” kata Andre.

Keluarga pasien sempat kesal

Kepala Bidang Pelayanan Medis RS TNI Ciremai Tetri Yuniwati menyampaikan, saat ditanya tim medis, keluarga pasien menjawab bahwa pasien tidak memiliki riwayat perjalanan keluar kota.

Keluarga juga menyampaikan bahwa pasien tidak pernah kontak dengan orang dari luar kota.

“Sampai petugas kami menanyakan berulang-ulang, ini menyangkut kepentingan bersama."

"Bapak yang mengantar sampai berkacak pinggang, karena merasa marah,” kata Tetri.

Petugas medis memberikan pertanyaan secara rinci ini kepada keluarga pasien untuk mendapatkan riwayat pasien yang utuh.

Menurut Tetry, hal ini diperlukan untuk memberikan penanganan yang tepat.

Keterangan yang tidak jujur justru membahayakan para petugas medis dalam menangani pasien.

Kepada Tetry, pihak keluarga hanya mengatakan bahwa pasien memiliki riwayat kencing manis.

Saat tiba di rumah sakit pada 14 April 2020, berdasarkan diagnosa awal, pasien tidak sadarkan diri, sesak napas dan tensi yang tinggi.

Pada 15 April 2020, pasien dinyatakan meninggal dunia.

Tim medis langsung memakamkan pasien tersebut sesuai protokol Covid-19.

4. RSUD R Soedjati Soemodiardjo Purwodadi

Kali ini, pasien merupakan seorang kuli bangunan asal Kecamatan Karangyung, Grobogan, Jawa Tengah.

Ia berbohong pada petugas medis saat berobat.

Akibatnya, pria yang belakangan dinyatakan positif corona itu sempat ditempatkan di bangsal umum.

Tak cukup sampai di situ, puluhan pegawai RSUD R Soedjati Soemodiardjo Purwodadi harus terkena imbas. 

Usut punya usut, pria tersebut sempat bekerja di Jakarta.

Ilustrasi corona
Ilustrasi corona (Shutterstock)

Di sana, pria 43 tahun itu bekerja di sebuah proyek bangunan.

Sepulangnya dari Ibu Kota, ia mengalami demam, sesak napas dan batuk.

Ia kemudian memeriksakan diri di RSUD Purwodadi pada akhir Maret 2020. 

Sayangnya, kuli bangunan tersebut tak jujur saat dimintai keterangan oleh petugas medis.

Ia mengaku tak pernah pergi ke daerah berstatus zona merah Covid-19. Padahal kenyataannya, pasien baru saja pulang dari Jakarta.

Dari keterangan tak jujurnya itu, pasien akhirnya ditempatkan di bangsal umum Nusa Indah.

Dokter curiga

Problem virus corona
Problem virus corona (Istimewa)

Ia juga diobservasi oleh dokter spesialis paru.

Sang dokter curiga terhadap kondisi pasien.

Pasien itu akhirnya menjalani rapid test pada awal April 2020.

Hasil tes reaktif, pasien pun dipindahkan ke ruang isolasi.

Baru saat itulah pasien mengakui riwayatnya yang sebenarnya.

"Usai rapid test, pasien ini akhirnya mengaku ternyata baru pulang dari Jakarta bekerja di proyek bangunan."

"Sepulang dari Jakarta ia sakit," kata Direktur RSUD dr Sodjati Soemodiardjo Purwodadi Bambang Pujianto.  

Positif Covid-19

Petugas medis yang berkontak dengan pasien sempat menjalani rapid test dan hasilnya non rekatif.

Setelah pasien diperbolehkan pulang lantaran kondisinya membaik, pihak rumah sakit menerima hasil tes swab yang menyatakan kuli bangunan tersebut positif corona.

"Yang bersangkutan patuh menjalani isolasi mandiri di rumahnya."

"Hanya saat periksa awal dulu, ia tidak bilang kalau baru pulang dari daerah zona merah."

"Hari ini sudah kami jemput untuk dirawat," jelas Bambang.

Bambang pun akan melakukan rapid test ulang terhadap sekitar 20 pegawai RSUD Purwodadi untuk memastikan kondisi mereka.

"Sekitar 20 pegawai RSUD dr Soedjati Soemodiardjo akan kita rapid test lagi menyusul hasil uji swab yang menyatakan kalau pasien ini terkonfirmasi positif Covid-19," kata dia.

5. RSUD dr Soedjati Soemodiardjo II

Sebanyak 76 pekerja RSUD dr Soedjati Soemodiardjo, Purwodadi, Grobogan harus segera menjalani rapid test.

Semuanya  bermula saat pasien asal Desa Bangsri tersebut tak jujur kala dimintai keterangan.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Direktur RSUD dr Soedjati Soemodiardjo Purwodadi, Titik Wahyuningsih.

Pasien tersebut mengaku tidak pernah pergi ke luar negeri.

Selain itu, ia juga mengaku tak pernah ke daerah yang statusnya zona merah Covid-19.

Berdasarkan keterangan tersebut, pasien tersebut selanjutnya dirawat di salah satu kamar perawatan yang ada di bangsal Aster. 

Selama dirawat, pasien berusia 47 tahun itu juga ditangani dokter spesialis penyakit dalam.

 

Kemudian, kondisinya juga diobservasi lebih lanjut oleh dokter spesialis paru.

Dari pemeriksaan dokter spesialis ini, kondisi pasien ada pneumonia.

Ternyata sempat ke luar negeri dan main ke Jogja

"Setelah ditanya lebih lanjut akhirnya pada 30 Maret."

"Pasien baru mengaku kalau pulang dari luar negeri dan sempat main ke Jogja."

"Setelah menyampaikan keterangan itu, pasien kemudian dipindahkan ke ruang isolasi."

"Setelah sehat, pasien itu diperbolehkan pulang pada 2 April.

"Ia diminta isolasi mandiri di rumah," ungkap Titik, Jumat (10/4/2020).

Pasien ini sempat diambil sampel lendirnya untuk diuji di laboratorium di Yogyakarta.

Kemudian, hasil uji swab menyatakan kalau pasien itu positif Covid-19.

"Ada 76 orang yang sempat kontak langsung dengan pasien itu mulai tanggal 24 sampai 30 Maret."

"Mereka ini akan kita rapid test."

"Diantaranya  petugas pendaftaran, IGD, dokter, perawat, hingga tenaga kebersihan," ungkap Titik.

Sementara itu, Bupati Grobogan, Sri Sumarni menyayangkan ketidakjujuran pasien itu dalam memberikan keterangan kepada petugas medis.

Akibatnya banyak pihak yang kelimpungan.

"Tolong kepada masyarakat agar memberikan keterangan yang jujur pada petugas medis saat diperiksa."

"Sampaikan saja jujur jangan berbohong."

"Dengan menyampaikan keterangan yang benar maka bisa dilakukan tindakan yang tepat," katanya.

Tracing yang kontak dengan pasien

Tracing pun akan dilakukan di lingkup pekerja RSUD.

Selain itu, orang-orang yang sebelumnya melakukan kontak dengan pasien juga turut diperiksa.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Grobogan, dr Slamet Widodo.

Orang-orang yang dia maksud seperti, keluarga dan kerabat tetangga.

Selain itu, pasien lain yang sempat berada satu kamar perawatan di Bangsal Aster RSUD dr Soedjati Soemodiardjo Purwodadi juga turut diperiksa.

"Kami juga akan berkoordinasi dengan Dinkes Sragen untuk tracing."

"Sebab pasien positif Covid-19 itu sempat periksa ke dokter yang ada di wilayah Sragen yang aksesnya cukup dekat dengan desa Bangsri," pungkas Slamet. (TribunNewsmaker.com/Irsan)

dan di Tribunnews.com Timbulkan Malapetaka, Ini 5 Kasus Pasien Corona Bohong, Pabrik Rokok Sampoerna hingga RSUP Sardjito

Sumber: TribunNewsmaker
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved