VIRUS CORONA DI INGGRIS

Inggris Lanjutkan Lockdown Sampai 1 Juni, Direncanakan Anak-anak Bisa Sekolah Lagi

Inggris akan melanjutkan lockdown akibat Covid-19 hingga 1 Juni 2020. Kebijakan ini diumumkan langsung oleh Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.

INSTAGRAM/10downingstreet
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mencuci tangan sebagai kampanye mencegah penyebaran virus corona di Inggris 

Menteri Luar Negeri Dominic Raab, yang dalam beberapa pekan terakhir meggantikan Perdana Menteri Boris Johnson, mengatakan ada 756 lebih banyak kematian di semua penanganan yang dilaporkan pada Selasa dibandingkan dengan sehari sebelumnya.

Hal itu menyebabkan Inggris memiliki lebih banyak kematian Covid-19 dibanding jumlah kematian Perancis atau Spanyol.

"Kita tidak boleh melupakan fakta bahwa di balik setiap statistik ada banyak nyawa manusia yang secara tragis telah hilang sebelum waktunya," kata Raab kepada wartawan.

"Kami masih memerangi puncak pandemi, ini adalah saat yang sulit dan berbahaya dalam krisis."

Diberitakan, Pemerintah Inggris telah dikritik keras atas penanganannya terhadap krisis pamdemi, tidak terkecuali atas penyediaan peralatan perlindungan pribadi untuk tenaga medis.

"Kami juga memberikan penghormatan, tentu saja, kepada mereka yang merawat orang sakit, dan kemarin pukul 11:00 pagi seluruh negeri mengamati keheningan satu menit, momen untuk merefleksikan pengorbanan semua pekerja garis depan kami yang telah meninggal sambil membaktikan diri untuk merawat orang lain dan melayani orang lain, "kata Raab.

Sementara itu, Pemimpin Partai Buruh oposisi Keir Starmer mengkritik respons Johnson terhadap krisis kesehatan publik terburuk di dunia sejak wabah influenza 1918.

Ia juga menyinggung pidato PM Inggris saat berbicara tentang keberhasilan Inggris dalam menangani virus Corona Senin lalu setelah sembuh dari Covid-19.

"Kami mungkin berada di jalur yang tepat untuk memiliki salah satu angka kematian terburuk di Eropa," kata Starmer kepada Parlemen.

"Jauh dari kesuksesan, angka-angka terbaru ini benar-benar mengerikan," tambahnya.

Pada pertengahan Maret, kepala penasihat ilmiah pemerintah mengatakan mempertahankan angka kematian Inggris di bawah 20.000 akan menjadi hasil yang baik.

Setelah melampaui itu, dan jumlah kematian harian dalam ratusan yang tinggi, Yvonne Doyle, direktur perlindungan kesehatan Masyarakat Inggris Kesehatan, mengatakan hal berbeda.

"Ini mungkin mulai menurun, tetapi kami belum yakin akan hal itu," katanya.

Inggris di Atas Spanyol, Perancis, dan Jerman

Adapun per Jumat 1 Mei 2020, jumlah kematian di Inggris mencapai 26.771 orang.

Selisih sekitar seribu kematian dengan Italia sebagai negara terbanyak korban jiwa Covid-19 di dunia setelah Amerika Serikat dengan jumlah 27.967 orang.

Sementara, jumlah kasus Covid-19 di Inggirs mencapai 171.253.

Angka tersebut merupakan tertinggi keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Spanyol, dan Italia.

Kemudian jumlah kasus Peancis dan jerman berada di bawah Inggris.

Perancis dengan 167.178 kasus sementara Jerman dengan 163.009 kasus.

(*)

Film Perempuan Tanah Jahanam Garapan Joko Anwar akan Ditayangkan di Amerika Serikat hingga Inggris

Cegah Gelombang Kedua Covid-19, Inggris Berlakukan Aturan Baru, Minta Dua Pekan Karantina

Jadi Kasus Kematian Covid-19 Termuda, Bayi Berusia 6 Minggu di Inggris Meninggal Dunia

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Inggris Lanjutkan Lockdown sampai 1 Juni dan Umumkan Tahap Pencabutan".

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved