HIKMAH RAMADHAN

Ramadhan dan Introspeksi Diri 

Puasa Ramadhan bisa menjadi saatnya melakukan instropeksi diri apakah puasa kita memang penuh keimanan atau hanya sekedar tradisi.

ISTIMEWA
Effendy Asmawi Alhajj 

Bagi orang yang sabar musibah bukanlah akhir dari segalanya. 

Ujian itu justru akan membuat ia semakin tegar dalam menghadapi dan mengarungi kehidupan yang semakin berat. 

Orang yang sabar juga cenderung tidak menyalahkan orang lain, apalagi melakukan tindakan destruktid yang justru makin memperparah keadaan.

Sebaliknya justru merupakan media untuk melakukan instrospeksi diri, meneliti dan mengkaji berbagai kekurangan, kelemahan dan kesalahan untuk selanjutnya melakukan perbaikan (reformasi).  

Dimensi kedua, sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah. 

Sikap orang dalam menyikapi perintah Allah bermacam-macam. Ada yang menggapainya sebagai “kebutuhan”. 

Taat kepada Allah bagi orang tertentu dianggap memberatkan akan tetapi bagi orang lain justru menyenangkan.

Untuk golongan terakhir ini,  mereka menilai pada hakikatnya setiap perintah Allah akan selalu berdampak positif bagi dirinya, baik untuk kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat. 

Misalnya shalat yang merupakan media komunikasi antara seorang hamba dan

Tuhannya akan mampu mendatangkan keterangan dan ketentraman jiwa. (QS. 13:28). 

Padahal ketenangan dan ketentraman jiwa merupakan kebutuhan setiap manusia. 

Dengan demikian, maka shalat sesungguhnya  merupakan kebutuhan manusia dan demikian juga puasa. 

Ketiga, sabar dalam menjauhkan diri dari perbuatan maksiat. 

Pelanggaran (maksiat) kepada Allah pada hakikatnya adalah bentuk penganiayaan kepada diri sendiri, karena apa yang dilarang oleh Allah pada hakikatnya adalah mendatangkan medharat (bahaya) seperti narkoba, korupsi dan sejenisnya.  

Di saat keadaan seperti sekarang, khususnya di bulan Ramadhan ini kesabaran untuk tidak melakukan maksiat adalah suatu kemuliaan berharga.

Kata orang bijak, “kepuasan sejati bukanlah menuruti kehendak hawa nafsu tanpa batas, tapi kepuasan sejati adalah keberhasilan menahan diri untuk tak mengikuti hawa nafsu.” 

Inilah salah satu hikmah kedatangan bulan Ramadhan ini, ayo mari kita berpuasa dengan baik dan benar sesuai dengan aturan dan tuntutan al-Kaliqul ‘Alam agar kita dapat menikmati suatu kehidupan yang kita idam-idamkan, semoga! Wallahu a’lam. (*)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved