Rangkuman Kasus Aulia Kesuma, Bunuh Suami demi Bayar Utang Rp 10 M, Kini Divonis Mati
Sidang kasus Aulia Kesuma dan anaknya, Geovanni Kelvin telah memasuki babak akhir dengan pembacaan putusan alias vonis, Senin (15/6/2020).
Kemudian, ia bersama sang anak Geovanni Kelvin, membawa dua jasad korban memakai mobil,
Mereka berencana membakar jasad di dalam mobil.
Dalam perjalanan menuju Sukabumi, Aulia dan Geovanni Kelvin membeli 8 botol pertalite di sebuah SPBU.
Mobil yang berisi jenazah tersebut nantinya akan diparkirkan di pinggir jurang di kawasan Sukabumi, Jawa Barat.
Aulia lantas membuat skenario seolah-olah korban terbakar karena mobil terjun ke jurang.
5. Terinspirasi dari Sinetron
Aulia Kesuma sempat blak-blakan soal aksi pembunuhan yang dilakukan dalam wawancara di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (3/9/2019).
Ia bilang, rencana pembunuhan yang dilakukannya terinspirasi dari sinetron yang kerap ditonton.
"Kita tuh mungkin karena terlalu banyak nonton film sinetron kali ya," kata Aulia Kesuma.
Namun Aulia Kesuma mengaku tak ada niat sama sekali ia membawa jenazah suami dan anak tirinya ke Cidahu, Sukabumi.
"Karena kepanikan-kepanikahn yang terjadi sama saya. Itu pun dalam perjalanan yang sesungguhnya kita nggak tahu arah. Bukan kita menuju oh arahnya ke Cidahu, enggak," ucapnya.
Aulia Kesuma mengungkapkan tak berencana membakar mobil hingga meledak.
Aulia Kesuma dan anaknya berencana mendorong mobil tersebut ke jurang.
"Jadi memang awalnya saya pengen apinya kecil, nyala, setelah itu, mobilnya didorong ke jurang," beber Aulia Kesuma.
Ternyata api tersebut sangat besar sehingga membuat mobil yang berisi jenazah Edi dan Dana meledak.
Hal ini juga membuat Kelvin mengalami luka bakar karena ia membakar jenazah ayah dan saudara tirinya itu di dalam mobil.
"Saya tadinya tidak menduga kalau mobil itu akan meledak seperti itu. Sampai Kelvin itu luka bakar," ujar Aulia Kesuma.
6. Mengaku lega setelah bunuh Edi dan Dana
Pernyataan mengejutkan lain yang dilontarkan Aulia Kesuma adalah ia merasa lega setelah membunuh Edi dan Dana.
Aulia merasa lega karena rumahnya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, justru disita oleh bank untuk melunasi utangnya senilai Rp 10 miliar.
Sebelum disita, Aulia diketahui harus membayar cicilan sebesar Rp 200 juta setiap bulannya.
"Jujur maksudnya lega itu, iya saya sempat mengucapkan Alhamdulillah dalam hati."
"Akhirnya, saya lepas dari utang yang begitu menghimpit saya, Rp 200 juta per bulan itu dari mana?" kata Aulia disambut gelengan kepala penyidik yang mendengar pengakuannya.
Saat merencanakan pembunuhan itu, Aulia Kesuma memang berharap, rumahnya dapat disita oleh bank.
"Saya pikirannya waktu itu simpel (sederhana) saja. Dengan Pak Edi enggak ada (meninggal), Dana enggak ada, rumah itu bisa disita bank dan sisanya (uang) juga enggak banyak," ucapnya.
"Setelah itu, saya bisa hidup damai dengan Rena (anak Edi dan Aulia)," imbuh Aulia.
Rencananya, sisa uang dari sitaan bank akan digunakan untuk membeli rumah kecil yang akan ditinggalinya bersama Rena.
Meski demikian, Aulia Kesuma mengaku menyesal dan meminta maaf pada keluarga sang suami.
Ia meminta agar buah hatinya bersama Edi tidak dicoret dari daftar keluarga Edi.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Perjalanan Kasus Aulia Kesuma, Bunuh Suami demi Lunasi Utang Rp 10 M, Kini Divonis Mati