Puisi-puisi Sapardi Djoko Damono yang Romantis: Hari yang Paling Dinanti Hingga Hujan Bulan Juni

Puisi Pada Suatu Hari Nanti seperti wasiat bagi dirinya jika suatu hari nanti pergi / meninggal dunia, maka orang akan mengingat dirinya lewat puisi

Penulis: Mairi Nandarson | Editor: Mairi Nandarson
gramedia.com
Sastrawan Penyair Sapardi Djoko Darmono Meninggal Dunia, Minggu, 19 Juli 2020 

Beberapa puisi Sapardi Djoko Damono sangat populer dan banyak orang yang mengenalinya, seperti "Aku Ingin" (sering kali dituliskan bait pertamanya pada undangan perkawinan).

Begitu juga dengan Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari.

Kepopuleran puisi-puisi ini sebagian disebabkan musikalisasi oleh mantan-mantan mahasiswanya di FIB UI, yaitu Ags Arya Dipayana, Umar Muslim, Tatyana Soebianto, Reda Gaudiamo, dan Ari Malibu.

Dari musikalisasi puisi yang dilakukan mantan-mantan mahasiswa ini, salah satu album yang terkenal adalah oleh Reda dan Tatyana ( tergabung dalam duet Dua Ibu ).

Selain mereka, Ananda Sukarlan pada tahun 2007 juga melakukan interpretasi atas beberapa karya SDD.

Puisi lain Sapardi Djoko Damono yang tak kalah romantis adalah Hanya, simak bait-baitnya seperti berikut ini:

Hanya

Hanya suara burung yang kau dengar
dan tak pernah kaulihat burung itu
tapi tahu burung itu ada di sana

hanya desir angin yang kaurasa
dan tak pernah kaulihat angin itu
tapi percaya angin itu di sekitarmu

hanya doaku yang bergetar malam ini
dan tak pernah kaulihat siapa aku
tapi yakin aku ada dalam dirimu

Tanpa perlu banyak bermetafora, Sapardi membuat pembacanya menyelam jauh ke dalam kata-kata yang ia ramu.

Puisi Hanya bisa kalian jumpai bersama 74 sajak lainnya dalam buku kumpulan puisi Sapardi yang berjudul Melipat Jarak.

Sajak-Sajak Kecil tentang Cinta

mencintai angin
harus menjadi siut

mencintai air
harus menjadi ricik

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved