Puisi-puisi Sapardi Djoko Damono yang Romantis: Hari yang Paling Dinanti Hingga Hujan Bulan Juni
Puisi Pada Suatu Hari Nanti seperti wasiat bagi dirinya jika suatu hari nanti pergi / meninggal dunia, maka orang akan mengingat dirinya lewat puisi
Penulis: Mairi Nandarson | Editor: Mairi Nandarson
Beberapa puisi Sapardi Djoko Damono sangat populer dan banyak orang yang mengenalinya, seperti "Aku Ingin" (sering kali dituliskan bait pertamanya pada undangan perkawinan).
Begitu juga dengan Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari.
Kepopuleran puisi-puisi ini sebagian disebabkan musikalisasi oleh mantan-mantan mahasiswanya di FIB UI, yaitu Ags Arya Dipayana, Umar Muslim, Tatyana Soebianto, Reda Gaudiamo, dan Ari Malibu.
Dari musikalisasi puisi yang dilakukan mantan-mantan mahasiswa ini, salah satu album yang terkenal adalah oleh Reda dan Tatyana ( tergabung dalam duet Dua Ibu ).
Selain mereka, Ananda Sukarlan pada tahun 2007 juga melakukan interpretasi atas beberapa karya SDD.
Puisi lain Sapardi Djoko Damono yang tak kalah romantis adalah Hanya, simak bait-baitnya seperti berikut ini:
Hanya
Hanya suara burung yang kau dengar
dan tak pernah kaulihat burung itu
tapi tahu burung itu ada di sana
hanya desir angin yang kaurasa
dan tak pernah kaulihat angin itu
tapi percaya angin itu di sekitarmu
hanya doaku yang bergetar malam ini
dan tak pernah kaulihat siapa aku
tapi yakin aku ada dalam dirimu
Tanpa perlu banyak bermetafora, Sapardi membuat pembacanya menyelam jauh ke dalam kata-kata yang ia ramu.
Puisi Hanya bisa kalian jumpai bersama 74 sajak lainnya dalam buku kumpulan puisi Sapardi yang berjudul Melipat Jarak.
Sajak-Sajak Kecil tentang Cinta
mencintai angin
harus menjadi siut
mencintai air
harus menjadi ricik