KENALKAN NAMANYA Anatasya, Jual Tisu untuk Beli Kuota Internet, Pinjan Ponsel untuk Belajar Daring

Untuk mendukung pembelajaran secara daring Anatasya meminjam ponsel tetangganya setiap hari. Ia juga berjualan tisu untuk membeli paket internet

TRIBUN MEDAN
Tasya menjajakan tisu di perempatan traffic light di Kota Medan, Ahad (26/7/2020). Uang hasil penjualan tisu itu dimanfaatkan Tasya untuk beli paket internet guna pembelajaran daring. 

Editor: Azmi S

TRIBUNBATAM.id, MEDAN - Anatasya, siswa yang tinggal di bantaran Sungai Deli, Kecamatan Sei Mati, Kota Medan harus berjuang sendiri mencari tambahan uang.

Sehari-hari ia berjualan tisu di perempatan lampu merah.

Uang dari dagangan tisu itu akan ia belikan paket internet.

Bukan untuk apa-apa, paket internet itu ia pakai untuk kuota belajar daring.

KISAH MIRIS 4 PELAJAR Masuk Sarang ULAR demi Belajar Daring, Setiap Pagi Jadi Pemburu WiFi

Keluhan Anak Nelayan di Pulau yang Harus Belajar Daring, Gak Punya HP Bahkan Internet

Siswa Kota Gurindam Masih Belajar via Daring, Orangtua Waswas Anak Masuk Sekolah di Masa Pandemi

Namun kisah Anatasya tak sampai di situ.

Ia ternyata tak punya ponsel. 

Untuk mendukung pembelajaran secara daring, Anatasya meminjam ponsel tetangganya setiap hari.

Kendala Anatasya tidak berhenti sampai di situ, selain meminjam ponsel tetangganya, ia juga harus membeli paket internet sebesar Rp 10 ribu per hari.

Untuk mendapatkan biaya tersebut, gadis yang akrab dipanggil Tasya ini rela berjualan tisu di perempatan lampu lalu lintas.

Heni Sri Sundani, perempuan muda asal Ciamis, Jawa Barat yang baru-baru ini masuk dalam daftar top promising young leader and daring entrepreuners di majalah Forbes.
Heni Sri Sundani, perempuan muda asal Ciamis, Jawa Barat yang baru-baru ini masuk dalam daftar top promising young leader and daring entrepreuners di majalah Forbes. (kontan.co.ic)

"Untuk beli paket ini ya jualan tisu di perempatan jalan.

Jualan tisu ini setiap hari.

Misalnya belajar dari jam 8 pagi sampai jam 1 siang.

Ya suda nanti jualannya dari situ sampai malam sampai jam 10 atau 11," ungkap Tasya, Ahad (26/7/2020).

Tasya menuturkan bahwa dari hasil menjual tisu ini, ia bisa mendapatkan uang sebesar Rp 50 ribu per hari, namun tidak secara menentu.

Tasya sendiri berniat mengumpulkan uang untuk membeli ponsel sendiri.

Beda 10 Hari, Kadisdik Karimun Pertimbangkan Opsi Pengumuman Daring untuk Kelulusan Siswa SD dan SMP

Syarat dan Pendaftaran Siswa Baru di Anambas, Dibuka secara Daring dan Luring

Ia menuturkan bahwa ia mengakui rasa sulit harus meminjam ponsel setiap hari dari tetangganya.

"Susah pastinya karena minjam-minjam handphone orang setiap pagi, itu pun segan membangunkan orang pagi-pagi," ujarnya.

Setiap pagi, Tasya meminjam ponsel tetangganya mulai pukul 08.00 pagi saat pembelajaran dimulai dan akan dikembalikan setelah pembelajaran selesai.

Selain itu, Tasya mengakui bahwa pembelajaran daring ini kurang efektif lantaran beberapa guru hanya memberikan tugas tanpa ada penjelasan yang dapat dimengerti dirinya.

BELAJAR DARING - Empat pelajar sekolah di Jalan Nangka, Gang Stial terpaksa nebeng WiFi milik tetangga untuk mengikuti pelajaran daring karena orangtua tak mampu beli kuota internet, Kamis (23/7/2020).
BELAJAR DARING - Empat pelajar sekolah di Jalan Nangka, Gang Stial terpaksa nebeng WiFi milik tetangga untuk mengikuti pelajaran daring karena orangtua tak mampu beli kuota internet, Kamis (23/7/2020). ((Tribunlampung.co.id/Joviter Muhammad))

"Pembelajarannya kurang, kadang tidak masuk ke otak, jadi kurang pengertian kalau cuma sekilas aja dijelaskan. Gurunya hanya memberi tugas saja banyak-banyak," ucap Tasya.

Tasya yang bercita-cita ingin jadi bagian dari Angkatan Darat ini ingin sekali memiliki ponsel agar dapat belajar dengan serius.

"Pengen banget punya HP dan ingin bergabung dengan teman-teman untuk kembali belajar, semoga pandemi ini cepat berlalu agar tidak ada lagi belajar online," ucapnya.

Ditemui di tempat terpisah, Nova Ariyani, ibu Tasya tampak sedang menjahit sebuah alas keset kaki di sebuah rumah sederhana yang ia tempati bersama ketiga anaknya.

Nova yang bekerja sebagai asisten rumah tangga dan penjahit keset kaki ini juga turut mengungkapkan rasa sedihnya belum mampu membelikan Tasya ponsel untuk belajar.

Peniadaan UN 2020 Jadi Catatan Sejarah Rapat Daring Pertama antara DPR-Pemerintah

Jika Sekolah Bisa Gelar Ujian Daring dari Rumah Siswa, UNBK Bisa Tetap Digelar, Tapi…

"Dia ini belum punya handphone, jadi kalau dia mau belajar ini pakai punya tantenya.

Dia kan sudah SMP, jadi belajar online tidak ada HP ini kan susah.

Kadang kasihan juga saya melihat dia.

Beli paket terus, kalau iya ada duit kalau tidak ya bagaimana saya belikan dia paket.

Ini pun pekerjaan saya begini lah (jahit alas kaki) sama pembantu rumah tangga," ujar Nova.

Wanita berusia 40 tahun ini hari-harinya membuat 20 keset kaki dengan penghasilan total Rp 45 ribu per hari. Dengan kondisi serba pas-pasan ini, ia mengakui belum mampu membelikan HP untuk anaknya.

"Jahit alas kaki ini untuk makan sehari-hari.

Kalau uang dari bekerja di tempat orang itulah untuk bayar sewa rumah.

Itulah kami tutup lobang gali lobang tiap hari.

Ilustrasi belajar dari rumah secara online
Ilustrasi belajar dari rumah secara online (tribun style)

Tasya sempat pernah bilang mau beli handphone, 'mak beli handphone lah mak' tapi saya suruh dia bersabar jika nanti ada rezeki saya beli.

Kesulitan ini karena juga saya yang kerja sendiri.

Awaklah emak awaklah ayah," tutur Nova.

Nova mengungkapkan bahwa anaknya cukup rajin belajar.

"Dia mulai belajar jam 8, sarapan dulu baru pergi ambil HP, biar ada paketnya ya jualan lah dia.

Sempat juga dia mengeluh 'sampai kapanlah ya mak kayak gini'," ujarnya.

Nova berharap agar sang anak dapat berhasil di kemudian hari dan tercapai segala cita-cita anaknya.

"Harapannya ini sampai sukseslah dia sekolah, jangan sampai kayak awak yang tidak sekolah gitu.

Kalau bisa tercapailah cita-cita dia," pungkas Nova.

(*)
 

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Perjuangan Siswa SMP Belajar Daring, Pinjam Ponsel Tetangga dan Jual Tisu Untuk Beli Paket Internet

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved