Gandeng China, WHO Ungkap Tengah Menyusun Persyaratan Persetujuan Vaksin Covid-19
Organisasi Kesehatan Dunia ungkap tengah bekerjasama dengan China terkait dengan vaksin Covid-19. menyusun persyaratan untuk persetujuan internasional
Tingkat penyuntikan di bawah program darurat, yang diluncurkan China pada Juli tetapi telah merilis sedikit rincian tentangnya.
Menunjukkan seberapa aktif mereka menggunakan vaksin eksperimental dengan harapan melindungi pekerja penting dari potensi kebangkitan Covid-19, bahkan saat uji coba masih berlangsung sedang berjalan.
Vaksin potensial dapat tetap stabil hingga tiga tahun dalam penyimpanan, kata Liu, yang mungkin menawarkan Sinovac beberapa keuntungan dalam distribusi vaksin ke wilayah di mana penyimpanan rantai dingin bukanlah pilihan.
Perkiraan tersebut diekstrapolasi dari fakta bahwa pembacaan vaksin tetap dalam kisaran yang dapat diterima selama 42 hari pada 25 derajat Celcius, 28 hari pada 37C (98,6 F), dan lima bulan untuk 2-8C (35,6-46,4 F), kata Liu, tanpa mengungkapkan data lengkap.
Dibanding Rusia dan Iran, China Disebut Paling Aktif Pengaruhi Pilpres Amerika Serikat
China disebut-sebut telah mengambil peran paling aktif di antara negara-negara yang ingin ikut campur dalam pemilihan presiden Amerika Serikat ( AS).
Hal ini disampaikan langsung oleh penasihat keamanan nasional Amerika Serikat, Robert O'Brien.
China dan sederet negara yang dianggap ingin ikut campur itu diduga memiliki program terbesar untuk mempengaruhi politik Amerika Serikat.
"Kami tahu orang China telah mengambil peran paling aktif," kata O'Brien kepada wartawan dalam sebuah konferensi pada Jumat (4/9/2020), sebagaimana yang dilansir dari Reuters pada Sabtu (5/9/2020).
Dia mengatakan China telah "memiliki program paling besar untuk mempengaruhi Amerika Serikat secara politik," diikuti oleh Iran dan kemudian Rusia. Namun, tanpa ada rincian lebih lanjut.
Intelijen AS menemukan bahwa Rusia mengatur kampanye dunia maya untuk mempengaruhi pendukung Donald Trump dari Partai Republik dalam pemilihan presiden 2016 dan ada laporan peretas mungkin mencoba mempengaruhi pemilihan pada 3 November.
Moskwa membantah ikut campur pada 2016.
"Kami telah menjelaskan dengan sangat jelas kepada China, Rusia, Iran, dan lainnya yang belum diungkapkan secara terbuka bahwa siapa pun...yang mencoba mengganggu pemilu Amerika akan menghadapi konsekuensi luar biasa," kata O'Brien.
Jaksa Agung yang ditunjuk Trump, William Barr mengatakan pada Rabu (2/9/2020), bahwa dia yakin China lebih menjadi ancaman daripada Rusia dalam hal campur tangan pemilihan.
Sama dengan halnya dengan O'Brien, Barr juga tidak memberikan rincian.