Seputar G30S/PKI, Partai Politik yang Sempat Kuat dan Momoknya Masih Terasa Nyata!

Saat ini PKI yang singkatan dari Partai Komunis Indonesia momok yang tak hidup tapi tak mati pula

Kompas.com
Bung Karno diapit dua jenderal Angkatan Darat, AH Nasution (kiri) dan Soeharto. Ketiganya tertawa lebar saat bertemu di Istana Merdeka, Jakarta tahun 1966. 

Satgas Bimasakti dipimpin Kapten (Inf) Soeradi Prawirohardjo dari Batalyon 530/Brawijaya, bertugas mengamakan Ibu Kota dan menguasai kantor Pusat Telekomunikasi dan Studio RRI Pusat.

Terakhir, Satgas Pringgodani di bawah kendali Mayor (Udara) Soejono, bertugas menjaga basis dan wilayah di sekeliling Lubang Buaya, yang rencananya akan jadi lokasi penyanderaan para jenderal.

Usai memeriksa kesiapan di Lubang Buaya, Untung bersama bawahannya Kolonel (Inf) Latief, bergerak ke Gedung Biro Perusahaan Negara Aerial Survey (Penas) di Jalan Jakarta By Pass (kini Jalan Jend. A Yani), Jakarta Timur.

Belasan anggota organisasi pelajar Muslim membakar sekretariat organisasi pelajar underbow PKI
Belasan anggota organisasi pelajar Muslim membakar sekretariat organisasi pelajar underbow PKI (Bbc indonesia)

Sehari-hari, gedung itu disewa Angkatan Udara (AURI).

Namun di malam senyap itu, Soejono menyiapkan Gedung Penas sebagai Central Komando (Cenko) I untuk memantau jalannya operasi penangkapan para jenderal.

Julius Pour mencatat, operasi penculikan di bawah Untung direncanakan secara serampangan.

SEJARAH Surat Perintah Sebelas Maret Atau Supersemar, Terkait G30S PKI

Banyak yang akan dilibatkan, tak jadi datang.

Jumlah pasukan kurang dari 100 personel, jauh dari yang diharapkan mampu memantik revolusi.

Yang berikutnya terjadi persis yang dikhawatirkan Untung. Penculikan berubah jadi serangan berdarah.

Tangkap Hidup atau Mati

Pukul 03.30, anggota Batalyon I Resimen Tjakrabirawa Sersan Kepala Bungkus mengingat pasukannya yang terakhir diberangkatkan dari Lubang Buaya.

Ia khawatir, alokasi 15 sampai 20 menit untuk meluncurkan penculikan Menteri/Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal (Letjen) Ahmad Yani, tak akan cukup.

Terungkap Misteri Isu Soeharto Semedi Jelang Para Jenderal ABRI Dibantai PKI, Ini Fakta Sebenarnya

"Saya sendiri berpikir kok hanya 20 menit, peluangnya pasti singkat sekali?

Meski begitu saya tidak lupa.

Perintahnya jelas, saya mendengar langsung dari Letnan I Abdul Arief, '...tangkap sasaran, hidup atau mati'," kata Bungkus.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved