Manusia kalah Berkali-kali, Sejarah Ngeri Flu Babi Jadi Pandemi dan Kini Corona Serang Dunia
Corona tak cuma satu-satunya wabah yang meneror penduduk dunia, sekitar 100 tahun lalu satu jenis baru influenza menulari sepertiga penduduk dunia
Flu babi tidak lagi menjadi pandemi, namun tetap mengancam mereka yang tidak mendapat vaksinasi.
Ketika flu babi mulai merebak bulan April 2009, virus ini berbeda dengan jenis virus flu sebelumnya, sehingga menyebar cepat menjadi pandemi.
• WASPADA! Flu Babi Afrika Mulai Mewabah, Ratusan Ekor Babi di NTT Mati, Keluar Cairan dari Dubur
Sekitar 10 persen penduduk dunia terkena virus tersebut, namun enam bulan kemudian tersedia vaksin untuk memeranginya.
Di tahun berikutnya, flu babi ini menjadi flu musiman, masih beredar namun bukan lagi bersifat pandemi.

"Cukup banyak manusia yang memiliki kekebalan terhadap virus tersebut, entah karena mereka mendapat vaksinasi atau memiliki kekebalan karena sudah pernah terkena virus itu sebelumnya," kata Dr Short.
"Itu berarti kalau seseorang terkena, kita tidak akan menyebarkannya dan keparahannya sudah berkurang."
• Corona Belum Berakhir, Peneliti China Temukan Virus Flu Babi Jenis Baru, Diberi Nama G4
"Virus itu tidak hilang, di tahun 2010 virus itu masih ada, sudah ada kekebalan terhadap virus dari tahun 2009, sehingga tidak menjadi pandemi."
Pandemi tanpa Vaksin
Bagaimana dengan pandemi flu di tahun 1918?
Pandemi ini banyak dibandingkan dengan Covid-19 dan bagaimana bisa berakhir tanpa adanya vaksin.
Menurut Dr Short, yang membedakannya adalah kekebalan massal.
• Mengenal Penyebab dan Gejala Flu Babi, Siapa Saja yang Berisiko Terpapar?
Tanpa adanya vaksin diperlukan waktu lebih lama untuk pandemi flu tersebut hilang dibandingkan dengan pandemi flu babi di tahun 2009.
"Di tahun 1918, tidak ada vaksin.
Virus itu berkembang tanpa kendali dan pandemi itu masih terjadi di beberapa tempat sampai tahun 1921," katanya.
"Yang terjadi adalah munculnya kekebalan massal yang akhirnya membuat virus itu jadi flu biasa."