Trauma Kudeta G30S/PKI, Amelia Putri Jenderal Achmad Yani Sampai Pindah ke Desa Sembuhkan Diri
55 tahun berlalu, namun kisah kudeta PKI yang dikenal dengan Gerakan 30 September atau G30S/PKI masih terngiang.
TRIBUNBATAM.id - 55 tahun berlalu, namun kisah kudeta PKI yang dikenal dengan Gerakan 30 September atau G30S/PKI masih terngiang.
PKI melancarkan fitnah, menculik dan membunuh jenderal TNI yang dianggap bisa mengacaukan rencana kudeta.
Peritiwa berdarah itu berlangsung pada 30 September 1965.
Peristiwa G30S/PKI merupakan sejarah kelam bagi rakyat Indonesia.
Tak heran, isu berbau PKI kerap menjadi senstitif bagi masyarakat Indonesia.
Karenanya peristiwa tersebut juga membebankan psikologis hingga orang-orang traumatis.
• Keberadaan Soeharto Saat Peristiwa G30S/PKI Terkuak, Sedang Semedi di Pertemuan 2 Arus Air
Hal ini rupanya juga pernah dialami oleh putri Jenderal Achmad Yani, yaitu Amelia Achmad Yani.
Seperti diketahui, Jenderal Achmad Yani adalah satu di antara korban pembataian G30S/PKI.
Ia merupakan komandan TNI AD yang lahir pada tahun 19 Juni 1922 di Purworejo.
Jenderal Achmad Yani menjadi sasaran PKI lantaran sangat menentang keberadaan faham komunis di tanah air.
Jenderal TNI Ahmad Yani sempat berdebat sengit saat rumahnya dikepung tentara antek PKI.
Namun, perdebatan itu justru membuatnya tewas bersimbah darah karena ditembak oleh para tentara tersebut.
• 10 Pahlawan Revolusi Lengkap Jabatan, 7 Korban G30S/PKI Mati di Lubang Buaya 1 Oktober 1965
Jasadnya pun dibawa dan dikubur di Lubang Buaya.
Karena kejadian keji G30S/PKI inilah Amelia kemudian trauma.
Amelia adalah putri ketiga dari delapan bersaudara putra dan putri Jenderal Achmad Yani.