Sempat Kabur Dengan Cara Bikin Terowongan di Tahanan, Terpidana Mati Ditemukan Tewas Gantung Diri
Terungkap obrolan terakhir Cai Changpan di pabrik pembakaran ban, bandar sabu asal China yang punya kebiasaan aneh saban malam selama pelarian. Beris
Pihak Dusun bersama warga ikut turun memberikan petunjuk dalam melakukan pencarian bersama aparat sejak Kamis lalu.
Sebab, Cai Changpan punya beberapa tempat tinggal atau rumah. Salah satunya di Desa Cilaku, yang masuk wilayah kepengurusannya.
Pencarian itu langsung mengarah dari Desa Pangaur perbatasan hutan yang ke arah Jasinga. Peralatan petugas juga sangat komplet hingga menggunakan anjing pelacak.
"Warga sini juga sudah siap siaga setelah mengetahui dia (Cai Changpan) kabur dan kita akan turun ikut mengepung bersama petugas, karena kan bahaya kalau sampai dia berkeliaran lagi," kata Ratim.
Sementara itu, Ketua RT 01/02 Desa Cilaku Pendi membenarkan bahwa Cai Changpan sempat mendatangi rumah istri dan anaknya.
Cai Changpan punya rumah yang baru ditempati selama lebih kurang satu tahun bersama keluarga kecilnya.
Rumah itu baru selesai dibangun dan berada di Desa Cilaku, Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kendati demikian, buronan nomor satu di Jawa Barat ini juga jarang pulang ke rumahnya.
"Dia (Cai Changpan) di sini cuma selewatan saja dan memang ketemu bininya (istri). Saya juga tidak melihat saat dia pergi," kata Pendi.
Pendi menyebut bahwa Cai Changpan juga mempunyai usaha pembakaran ban yang saat ini dikelola oleh istrinya dan dibantu sejumlah karyawan.
Saat ini, pihak kepolisian telah memeriksa keterangan istri Cai Changpan berinisial N.
Setelah 33 hari kabur, riwayat Cai Changpan berakhir. Tubuhnya tergantung di pabrik pembakaran ban pada Sabtu (17/10/2020) pagi.
Informasi itu didapat polisi dari pihak satpam pabrik. Cai Changpan disebut sering bermalam di pabrik tersebut.
"Info dari satpam sering bermalam di situ, enggak setiap hari," ujar Yusri.
Satpam tersebut juga sempat diancam oleh Changpan untuk tidak melapor ke siapa pun.
Mayat Cai Changpan lalu dibawa untuk diautopsi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, sekitar pukul 19.22 WIB.
Pihak keluarga napi Lapas Kelas I Tangerang, Cai Changpan belum tampak mendatangi RS Polri Kramat Jati mengurus penanganan jenazah.
Pantauan wartawan TribunJakarta.com, sejak jenazah tiba di Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati pukul 19.22 WIB belum ada pihak keluarga datang.
Penyidik Satreskrim Polres Metro Tangerang Kota sempat berbincang dengan Kepala Instalasi Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati Arif Wahyono.
Bersama Arif dan tim dokter forensik lainnya, penyidik sempat ikut mengecek kondisi jasad Cai Changpan di ruang instalasi.
Arif mengatakan autopsi bisa dilakukan tanpa menunggu persetujuan keluarga selama ada permintaan dari penyidik yang menangani perkara Cai Changpan.
"Bisa aja langsung, tergantung penyidiknya kan kejadiannya di wilayah hukum kita (Indonesia)," kata Arif pada Sabtu malam.
Dia tidak merinci apa sudah menerima permintaan autopsi dari penyidik sehingga proses bisa langsung dilakukan malam ini atau belum.
Sampai Minggu siang, tak satupun perwakilan keluarga datang untuk melihat mayat Cai Changpan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Saat dihubungi, Arif mengatakan hasil autopsi akan diserahkan kepada pihak penyidik.
"Jenazahnya masih kami periksa. Intinya masih dalam pemeriksaan dan hanya itu yang bisa kita sampaikan sejauh ini," kata dia.
Arif memastikan terdapat luka di leher Cai Changpan. Tim forensik belum memberikan keterangan resmi terkait luka tersebut.
"Benar ada luka pada leher. Tapi masih kami periksa apakah jeratan atau apa. Tapi yang jelas benar ada luka dibagian leher," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Akhir Obrolan Cai Changpan sebelum Tewas di Pabrik Pembakaran Ban, Selama Ini Dikelola Istri
