TRIBUN WIKI
UMK Batam 2021 Masih Jadi Polemik, Sudah Tahu Perbedaan UMR, UMK, dan UMP?
UMK Batam 2021 masih jadi polemik, sudah tahu perbedaan UMR, UMK, dan UMP? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Editor: Widi Wahyuning Tyas
UMK Batam 2021 masih jadi polemik, sudah tahu perbedaan UMR, UMK, dan UMP?
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Polemik UMK Batam 2021 masih menjadi perdebatan dari banyak pihak.
Sebelumnya sudah diputuskan tidak ada kenaikan UMP Kepri 2021.
Pjs Wali Kota Batam Syamsul Bahrum mengambil jalan tengah antara permintaan buruh dan pengusaha, akhirnya menaikkan sedikit UMK Batam 2021, yakni naik 0,5 persen atau Rp 20.651.

Pemko berdalih angka itu adil, baik untuk buruh yang ingin UMK naik dan pengusaha yang minta UMK tetap.
Keputusan ini rupanya masih belum memuaskan banyak pihak.
Para buruh ingin angka kenaikan ditambah.
Sedang pihak pengusaha justru menyayangkan kenaikan upah ini.
Pasalnya, kenaikan UMK yang tidak sesuai dengan edaran justru menurunkan iklim investasi dan pada akhirnya menambah angka pengangguran.
Terlepas dari perdebatan terkait UMK Batam 2021, tahukah Anda perbedaan UMK, UMR, dan UMP?
Baca juga: Daftar 10 Daerah dengan UMP dan UMK Tertinggi di Indonesia, Batam Nomor Berapa?
Baca juga: Bola Panas UMK Batam 2021 di Gubernur Kepri, Naik Rp 20.600 Dipandang Adil untuk Pengusaha & Buruh
Perbedaan UMR, UMP, dan UMK

Dalam skema pengupahan, orang mengenal Upah Minimum Regional ( UMR).
Penerapan UMR diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 1 Tahun 1999.
Aturan ini kemudian direvisi lewat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 226 Tahun 2000, sehingga secara tidak langsung UMR kini sebenarnya sudah tak berlaku lagi.
Dalam regulasi lawas itu, dijelaskan bahwa UMR merupakan upah minimum yang penetapannya dilakukan oleh gubernur yang menjadi acuan pendapatan buruh di wilayahnya.
Dalam proses penetapannya, tim yang disebut Dewan Pengupahan melakukan survei kebutuhan hidup pekerja dari kebutuhan pangan, sandang, hingga rumah yang kemudian diperoleh angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL).
Baca juga: Upah Minimum Tak Boleh Naik di 2021? Lihat Daftar UMP dan UMK Tertinggi di Indonesia saat Ini
Istilah UMR kemudian digantikan dengan UMP dan UMK.
Meski dalam praktiknya tak lagi digunakan, UMR masih sering digunakan dalam penyebutan upah minumum, bahkan oleh sebagian orang lebih sering menyebut UMR ketimbang menggunakan UMP dan UMK.
Melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 226 Tahun 2000, UMR Tingkat I diubah menjadi Upah Minimum Provinsi (UMP).
Sementara, UMR Tingkat II diubah menjadi Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK).
Artinya sebelum penggunaan istilah UMP dan UMK, semua penyebutan upah minimum menggunakan UMR, baik Tingkat I maupun Tingkat II.
UMP merupakan perubahan nama dari UMR Tingkat I yang penetapannya oleh gubernur.
Sementara, UMK yang tak lain dulunya disebut UMR Tingkat II ini merupakan standar upah minimum yang berlaku di daerah tingkat kabupaten/kota, meski penetapannya tetap dilakukan oleh gubernur meski pembahasannya diusulkan oleh bupati atau wali kota.
Baca juga: UMP Kepri 2021 Tak Naik, Ini Penjelasan Kadisnaker Kepri Soal Besaran UMK Tahun Depan
Jika pada suatu kabupaten/kota belum bisa mengusulkan angka UMK, maka gubernur menjadikan UMP sebagai acuan untuk pemberian upah di kabupaten/kota tersebut. Selain UMK dan UMP, ada dua istilah lain dalam aturan pengupahan.
Pertama, Upah Minimum Sektoral (UMS) Provinsi, sebelumnya bernama Upah Minimum Sektoral Regional Tingkat I.
Adapun, di tingkat kabupaten/kota, dikenal dengan Upah Minumum Sektoral (UMS) Kabupaten/Kota.
Sebelumnya, sebelumnya menggunakan istilah Upah Minimum Sektoral Regional Tingkat I.
Baca juga: UMK Batam 2021 Diusulkan Naik Rp 20 Ribuan, Pengusaha dan Buruh Sepakat Menolak
Baca juga: UMK Batam 2021 Naik Rp 20.500, Buruh Minta Gubernur Kembalikan Surat Rekomendasi Syamsul Bahrum
Pemerintah tegaskan tak ada kenaikan
Pemerintah pusat melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah memutuskan bahwa upah minimum tahun 2021 mendatang tidak mengalami kenaikan.
Besaran upah yang akan diterima pada tahun depan sama dengan upah tahun 2020 yang telah dijalankan selama setahun ini.
Keputusan ini bukan tanpa alasan.
Di tengah pandemi Covid-19, pemerintah memilih untuk tidak menaikkan upah minimum untuk menekan angka PHK karyawan.
Perlu diketahui, dalam penetapan pengupahan di Indonesia, ada sejumlah skema yang biasa diterapkan.
Pemilihan skema ini yang kemudian memengaruhi besaran upah yang diterima pekerja dari pengusaha.
Baca juga: Pjs Wali Kota Batam Ambil Jalan Tengah, Usulkan UMK Batam 2021 Naik 0,5 %, FSPMI Batam Bereaksi
Besarannya juga sangat tergantung dari masing-masing daerah yang umumnya menyesuaikan dengan harga kebutuhan pokok, tingkat inflasi, standar kelayakan hidup, dan variabel lainnya.
Upah minimum yang dibayarkan pengusaha kepada pekerja ini umumnya ditetapkan setiap tahun sekali.
Kenaikan upah minimum dibahas bersama antara pemerintah, pengusaha, dan pekerja atau lebih dikenal dengan tripartit.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Perbedaan antara UMR, UMK, dan UMP".
Baca berita lainnya di Google.