Kabar Kota Wuhan Setelah 1 Tahun Pandemi Virus Corona, Restoran Normal, Banyak Promo Wisata

Sejumlah restoran di Kota Wuhan mulai buka dan ramai dikunjungi, namun tidak seramai seperti sebelum pandemi terjadi

Penulis: Mairi Nandarson | Editor: Mairi Nandarson
foto Olivia Siong via channelnewsasia
Suasana keramaian di pusat perbelanjaan kota Wuhan, Minggu (20/12/2020) lalu 

Organisasi Kesehatan Dunia baru-baru ini mengatakan bahwa "sangat spekulatif" untuk mengatakan virus itu tidak muncul di China.

TANTANGAN PASCA-PANDEMI

Panti Jompo dan Perawatan Lansia Wuhan Renshoutang hanya berjarak 500 m dari pasar makanan laut Huanan.

Ketika berita tentang orang-orang yang jatuh sakit karena penyakit viral baru mulai menjadi lebih sering, hal itu menimbulkan peringatan.

Panti jompo itu menutup lokasinya pada 20 Januari, tiga hari sebelum Wuhan dikunci.

Untuk 600 lansia dan 200 anggota staf yang tetap tinggal di panti jompo, hampir enam bulan sebelum mereka diizinkan untuk keluar lagi.

"Pada saat itu, yang paling kami kurang dan paling butuhkan adalah sumber daya medis publik," kata wakil direktur pusat Tian Meng Jie.

Baca juga: Korea Selatan Pakai Vaksin Pfizer Order 20 Juta Dosis, PM: Kami Tak Akan Suntikan Kecuali Yakin Aman

Baca juga: Malaysia Pakai Vaksin Covid-19 Pfizer, PM Malaysia Muhyiddin Yassin Siap Disuntik Pertama

"Seluruh sistem perawatan kesehatan Wuhan secara praktis berada pada titik puncaknya."

Selain kekurangan masker dan pakaian pelindung, Tian mengatakan kelelahan juga menjadi perhatian utama staf yang mengambil peran ekstra untuk menjaga penghuni di fasilitas tersebut.

Sementara pandemi tampaknya terkendali di Wuhan hari ini, panti jompo tidak mengambil risiko.

Kunjungan keluarga sekarang hanya dapat dilakukan di permukaan tanah, seminggu sekali untuk jangka waktu terbatas.

Lansia juga tidak lagi diizinkan meninggalkan tempat kecuali untuk alasan khusus.

Tindakan yang lebih ketat tersebut mengakibatkan sebagian penghuni memilih keluar dari panti jompo tersebut.

Hal ini, ditambah dengan peningkatan biaya tindakan pencegahan, berarti fasilitas memperkirakan kerugian sekitar US $ 760.000 tahun ini.

"Perasaan kami adalah bahwa ada banyak tantangan selama periode pasca-pandemi seperti yang terjadi selama wabah," kata Tian.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved