Di sisi lain bisnis Jack Ma berada di bawah tekanan besar, saat taipan teknologi asal China itu hilang tanpa kabar.
Presiden Joko Widodo, Sabtu (1/9/2018) melangsungkan pertemuannya dengan kelompok bisnis Alibaba Group bersama pendirinya, Jack Ma di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat (Agus Suparto/Fotografer Kepresidenan)
Salah satu pendiri kerajaan teknologi paling sukses di China belum muncul di publik atau mengunggah apa pun di media sosialnya sejak akhir Oktober.
Saat itu, lebih dari sepekan sebelum daftar pasar saham yang sangat dinanti dari afiliasi keuangan Alibaba (BABA), Ant Group, diblokir pada menit terakhir oleh regulator China.
Melansir CNN pada Senin (4/1/2021), Ant Group semula telah bersiap untuk mengeluarkan penawaran umum perdana (IPO) terbesar di dunia, tetapi kemudian otoritas China memerintahkan untuk merombak sebagian besar bisnisnya.
Boss Alibaba Jack Ma (Ist)
Regulator China mengkritik perusahaan Jack Ma karena dianggap memonopoli pasar, dengan menyisihkan saingannya dan merugikan hak konsumen.
Alibaba, sementara itu, telah diperiksa di China atas dugaan perilaku monopoli.
China Wall Street Journal melaporkan pada pekan lalu bahwa Beijing berusaha mengecilkan kerajaan bisnis Ma dan berpotensi mengambil saham yang lebih besar dalam bisnis itu, mengutip pejabat China dan penasihat pemerintah yang mengetahui masalah tersebut.
Duncan Clark, penulis Alibaba: The House that Jack Ma Built dan pendiri firma penasihat investasi BDA China mengatakan, Beijing ingin narasi tentang IPO Ant Group mendominasi percakapan publik.
Saat ini, Ma tidak lagi memegang posisi eksekutif atau dewan di salah satu perusahaan yang dia dirikan.
Jack Ma, pendiri Alibaba Group (China Daily)
Dia telah mengundurkan diri sebagai ketua eksekutif Alibaba pada 2019.
Namun, dia masih memegang saham individu terbesar Alibaba dengan hampir 5 persen yang bernilai sekitar 25 miliar dollar AS (Rp 348 triliun).
Ant Group mengatakan dalam pengajuan peraturan 2019 bahwa Ma memiliki "kendali penuh" atas perusahaan, dan kekayaan pribadinya diperkirakan akan membengkak setelah penawaran umum.
Sebelum menghilang tanpa kabar, Ma tampil dalam sebuah konferensi di Shanghai pada akhir Oktober.
Ma secara terbuka mengkritik regulator China karena menghambat inovasi dengan terlalu menghindari risiko.
"Yang kami butuhkan adalah membangun sistem keuangan yang sehat, bukan risiko keuangan yang sistematis," kritik Ma.
"Berinovasi tanpa risiko berarti membunuh inovasi.
Tidak ada inovasi tanpa risiko di dunia," tandasnya.
Beberapa hari kemudian, regulator China memanggil eksekutif Ma dan Ant Group untuk melakukan yang disebut otoritas sebagai "wawancara regulasi," dan IPO ditarik.
Jack Ma ()
Ketika Jack Ma menghilang dari pandangan publik, pihak perusahaan telah menjelaskan bahwa mereka mendengarkan otoritas Beijing.
Perwakilan Ant mengatakan pekan lalu bahwa mereka menghargai "bimbingan dan bantuan" dari regulator, setelah Beijing berbicara secara terbuka tentang persyaratannya bagi perusahaan itu.
Lalu, Alibaba berjanji pada akhir Desember untuk "bekerja sama secara aktif" dengan penyelidik antitrust.
Ancaman potensial terhadap bisnis Ma tidak terbatas pada China saja.
Washington telah meningkatkan kampanyenya melawan bisnis China dalam beberapa pekan terakhir, ketika pemerintahan Trump hampir berakhir.
Nama perusahaan Alibaba diperiksa oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada akhir musim panas lalu, ketika dia mendesak perusahaan-perusahaan Amerika untuk menghapus teknologi milik China yang "tidak dipercaya" dari jaringan digital mereka.
Pada 17 Oktober, pria kelahiran Hangzhou terakhir mengunggah di media sosial China, Weibo terkait forum pendidikan.
CEO Alibaba Jack Ma (tengah) bersama aktris Hollywood Scarlett Johansson saat membuka event Singles Day 2016 (Associated Press)
Sejak kabar Jack Ma menghilang, banyak netizen yang membalas unggahan terakhir Ma itu, yang bernada negatif terhadap pihak pemerintah yang otoriter.
"Sekali lagi ini tentang sumber daya dan ranjau otak," tulis seorang pengguna Weibo, menanggapi penggunaan kata-kata itu oleh Ma, untuk menggambarkan anak-anak di China dan kebutuhan akan sistem pendidikan yang kuat.
"Ini benar-benar garis dari seorang kapitalis," ucap netizen.
.
.
.
Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google