Alasan Ini Bikin Jokowi Kesengsem Sosok Komjen Listyo! Moeldoko Angkat Bicara Soal Calon Kapolri
Dari banyak momen kedekatan Jokowi dan Listyo, Kepala KSP Moeldoko mengungkapkan alasan utama Presiden memilih Listyo sebagai calon tunggal Kapolri
TRIBUNBATAM.id - Alasan Ini Bikin Jokowi Kesengsem Sosok Komjen Listyo! Moeldoko Angkat Bicara Soal Calon Kapolri.
Dikenal dekat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan dianggap bagian dari "Geng Solo" di Korps Polri, Komjen Listyo Sigit Prabowo disetujui Komisi III DPR sebagai Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis.
Dari banyak momen kedekatan Jokowi dan Listyo, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengungkapkan alasan utama Presiden memilih Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) itu sebagai Kapolri.
Seperti iketahui nama Listyo Sigit Prabowo diusulkan sebagai calon tunggal Kapolri oleh Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Ternyata Ada Kembaran Komjen Listyo Sigit di Kampung Jokowi, Muka Mirip Tapi Beda Nasib
Baca juga: Pernyataan Komjen Listyo Sigit Buat Ulama Makin Sayang: Kami Butuh Anggota Polri Hafal Al-quran
Baca juga: Sosok Sahabat Kesayangan Komjen Listyo Sigit, Rela Antarkan Makalah Jauh-jauh dari Aceh ke Jakarta
"Semua ada kriteria.
Kapasitas, kapabilitas, loyalitas, integritas,
itu bagian dari semua itulah," kata Moeldoko di kantornya, Rabu (20/1/2021).
Moeldoko mengatakan, seorang pemimpin puncak mempunyai tanggung jawab yang luar biasa.
Tanggung jawab tersebut hanya dapat diemban seseorang dengan kemampuan luar biasa pula.
Menurut Moeldoko, kapabilitas dan kapasitas Listyo dalam mengadopsi berbagai persoalan sudah terbukti baik.
Baca juga: Kalahkan 4 Jenderal, Kiprah Komjen Listyo Sigit Tak Main-main, Orang Dekat Jokowi
Baca juga: Mahfud: Presiden Belum Serahkan Nama Kapolri ke DPR, Amien Rais Yakin Komjen Listyo Sigit Prabowo
Baca juga: Nama Mantan Ajudan Jokowi, Listyo Sigit Semakin Kuat Jelang Fit And Proper Test Kapolri Minggu Depan
Tak hanya itu, lanjut Moeldoko, seorang pemimpin juga harus berjiwa loyal terhadap negara.
Integritas atau sejalannya kata dengan perbuatan juga tak bisa ditawar.
"Jadi semua agregat dari indikator-indikator yang dikenali dari awal itu memuculkan sebuah agregat,
dan agregat itu seseorang akan dipilih, begitu.
Jadi bukan karena macam-macam,