Menaker Sebut 23 Juta Jenis Pekerjaan akan Digantikan Robot, Benarkan Peran Manusia Berkurang?

Menaker Ida Fauziyah mengatakan memasuki era revolusi industri 4.0 ditandai penggunaan teknologi digital dan membuat peran manusia makin berkurang

Dokumentasi Humas Kementerian Ketenagakerjaan
Menaker Sebut 23 Juta Jenis Pekerjaan akan Digantikan Robot, Benarkan Peran Manusia Berkurang? Foto Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah 

TRIBUNBATAM.id - Menaker Sebut 23 Juta Jenis Pekerjaan akan Digantikan Robot, Benarkan Peran Manusia Berkurang?

Indonesia dan banyak ngara di dunia belum mampu benar-benar terbebas dari pandemi.

Virus corona yang menyergap Tanah Air sejak akhir Maret 2020 lalu, meluluhlantakkan berbagai sektor.

Imbasnya terjadi fenomena baru di masyarakat, di mana adanya kebiasaan atau kelaziman baru yang terlihat.

Corona juga penyebab utama banyak industri rontok dan memaksa merumahkan ribuan karyawan.

Baca juga: Pekerjaan Idola Orangtua dan Mertua! Tunjangan PNS Naik 2021, Pegawai Rendahan Bergaji 10 Juta

Baca juga: Derita PRT di Hong Kong Sejak Ada Virus Corona, Dipecat Karena Keluar Rumah, Sulit Cari Kerjaan Baru

Baca juga: Permintaan Kartu Kuning Pencari Kerja Menurun, Kadisnaker Batam Sebut Loker Terbatas

Jauh sebelum corona melanda, peran manusia makin nyata tergantikan dengan robot atau teknologi digital.

Para pencari kerja (pencaker) memadati MPH Batamindo Batam untuk mengadu nasib menjadi lowongan kerja di Batam, Senin (6/1/2020)
Para pencari kerja (pencaker) memadati MPH Batamindo Batam untuk mengadu nasib menjadi lowongan kerja di Batam, Senin (6/1/2020) (TRIBUNBATAM.ID/BERES LUMBANTOBING)

Banyak perusahaan mengadopsi teknologi untuk usahanya sehingga mengurangi peran manusia.

Lalu benarkan peran manusia terancam di masa mendatang?

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, memasuki era revolusi industri 4.0 ditandai dengan penggunaan teknologi digital.

Menurut dia akan ada banyak jenis usaha yang tidak berkembang bahkan hilang.

Baca juga: Biasa Cuma 20 Kartu, Kini dalam Sehari, Disnaker Batam Terbitkan 80 Kartu Pencari Kerja

Baca juga: Data Disnaker Batam 2020, Catat 26.307 Pencari Kerja, 4.073 Masih Menganggur

Baca juga: Rizky Billar Hampir Merantau Cari Kerja di Korea Sebelum Dekat dengan Lesti Kejora, Begini Kisahnya

Dia menyebutkan, industri padat karya bakal digantikan dengan mesin.

Seorang pencari kerja sedang mengisi formulir persyaratan kartu kuning
Seorang pencari kerja sedang mengisi formulir persyaratan kartu kuning (TRIBUNBATAM.ID/BERES LUMBANTOBING)

Proses otomatisasi diperkirakan akan semakin masif dalam beberapa waktu ke depan.

Hal ini telah diprediksi oleh berbagai pihak, di antaranya World Economic Forum (WEF), dengan laporan terbarunya memperkirakan akan ada 95 juta pekerjaan baru yang yang tumbuh bersamaan dengan 85 juta pekerja yang akan bergerak.

Baca juga: Pasrah Lapaknya Dibongkar Satpol PP, Penjual Es Kelapa: Kita Cuma Cari Nafkah, Cari Kerja Susah

Baca juga: BERBURU Lowongan Kerja di Awal Tahun, Para Pencari Kerja Padati MPH Batamindo

Baca juga: ATB Pilihan Favorit Pencari Kerja Milenial

Ilustrasi - Para pencari kerja
Ilustrasi - Para pencari kerja (TRIBUNJAMBI/HANIF BURHANI)

"Untuk Indonesia, McKinsey telah memprediksi akan ada 23 juta jenis pekerjaan yang terdampak oleh otomatisasi serta akan ada puluhan juta pekerjaan baru yang muncul dalam kurun waktu tersebut," ujarnya secara virtual dalam event Kompasianival, Jumat (4/12/2020).

Lebih lanjut Ida menambahkan, dari Kementerian Ketenagakerjan sendiri tahun 2017,

telah melakukan kajian pasar kerja yang memperkirakan bahwa industri teknologi, komunikasi, dan informasi akan menjadi industri yang paling tinggi pertumbuhannya.

Baca juga: Jumlah Pencari Kerja di Bintan Meningkat Paska Lebaran 2019, Incar Lowongan di Lagoi dan Lobam

Baca juga: Tak Cuma Tempat Cari Kerja, Batamindo Ternyata Juga Tempat Melepas Rindu Bersama Pacar

Baca juga: Gadis Ngawi Lemas, Niatnya Kirim Foto Panas Tanpa Busana untuk Cari Kerja, Malah Viral di FB

"Dalam kajian tersebut juga memproyeksikan jenis pekerjaan yang berkaitan dengan kedua sektor industri tersebut seperti programer, analis data dan perancang kecerdasan buatan akan menjadi pekerjaan yang tumbuh pesat," katanya.

Ida Fauziyah
Ida Fauziyah (Dokumentasi Humas Kementerian Ketenagakerjaan)

Sementara untuk pekerjaan tradisional, lanjut Ida, perannya dapat digantikan oleh teknologi digital seperti tukang cetak, pengantar surat dan resepsionis akan semakin menurun permintaannya di masa depan.

Ida menuturkan, adanya pandemi Covid-19 ini membuat masyarakat maupun industri membentuk tatanan kehidupan baru.

Baca juga: Setahun Cari Kerja, Wira Terpaksa Tidur di Masjid & Ngamen Untuk Menyambung Hidup di Batam

Baca juga: Kisah Perantau Sumbar Cari Kerja di Batam, Hidup Susah di Kampung Jadi Motivasi Untuk Berjuang

Baca juga: Pencari Kerja dari Luar Batam Masih Tinggi di Batam, Sehari Bisa 80-100 Orang yang Ngurus AK1

Tidak hanya industri yang menerapkan Work From Home (WFH) tapi juga pola konsumsi masyarakat ikut berubah.

Ilustrasi pencari kerja
Ilustrasi pencari kerja (Thinkstockphotos.com)

Perubahan ini tentu memberikan efek yang besar terhadap perilaku industri dan pekerja sehingga tercipta sebuah tatanan baru dalam dunia kerja.

Teknologi juga membuat pekerjaan menjadi sangat fleksibel baik secara waktu ataupun tempat, sehingga pekerjaan tidak lagi harus dikerjakan dari kantor dengan jam kerja yang monoton.

Perubahan ini mempercepat transformasi ketenagakerjaan yang terus bergerak ke arah revolusi industri 4.0.

Baca juga: Kena Hantam Covid-19, Tingkat Pengangguran di Batam Naik

Baca juga: Selama Pandemi Jumlah Pengangguran di Tanjungpinang Terus Bertambah

Baca juga: Mendagri Tito Karnavian Sebut UU Cipta Kerja Menjawab Angka Pengangguran di Indonesia

"Pada akhirnya, profil dan skill tenaga kerja yang dibutuhkan di masa depan juga berubah," kata dia.

Dalam riset WEF, kata Ida, sudah memprediksi kemampuan yang akan semakin dibutuhkan ke depannya.

Ilustrasi pengangguran.
Ilustrasi pengangguran. (Tribunnews)

Yakni pemikiran kritis dan analitis, kreativitas dan inovasi, penggunaan dan desain teknologi, kemampuan menyelesaikan masalah, fleksibilitas, kemampuan menghadapi stres serta kepemimpinan dan pengaruh sosial.

Sementara itu, juga ditemukan kemampuan yang banyak berhubungan dengan kemampuan manual dan tradisional akan berkurang jumlahnya.

"Oleh karena itu, pada saat ini kompetensi dan fleksibilitas kerja menjadi poin utama.

Tenaga kerja juga dituntut untuk menguasai perkembangan teknologi dengan soft skills yang memadai.

Selain itu, kreativitas, inovasi dan kewirausahaan akan menjadi poin penting bagi perkembangan dunia usaha ke depannya," ujar Ida.

Baca juga: Tingkat Pengangguran di Singapura Naik 3,6%, Lebih dari 20.000 Pekerja di PHK Tiap Tahunnya

Baca juga: Kemenaker Klaim UU Cipta Kerja Jawab Persoalan Pengangguran di Indonesia, Ini Alasannya

Baca juga: Buka Kembali Perekonomian di Tengah Pandemi, Tingkat Pengangguran di Malaysia Berangsur Pulih

.

.

.

Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Menaker: 23 Juta Jenis Pekerjaan Bakal Digantikan Robot

(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved