HUMAN INTEREST

KISAH Nurinis, 20 Tahun Jual Rujak di Batam, Jadi Kuliner Favorit Warga

Kisah Penjulan Rujak di Batam Nurinis ini menarik untuk disimak. Menurutnya, Batam tak hanya tempatnya mencari nafkah.

TribunBatam.id/Muhammad Ilham
KISAH Nurinis, 20 Tahun Jual Rujak di Batam, Jadi Kuliner Favorit Warga. Foto Nurinis di lapak jualannya, Jumat (29/1/2021). 

Harga yang sama dengan penjual rujak di kawasan itu.

Nurinis mengaku, bahwa saat penerapan PSBB di awal tahun 2020 lalu, omzetnya sempat turun sangat jauh.

Ketika itu, ia hanya bisa membawa pulang Rp 60 ribu per hari.

Perlahan namun pasti, usaha yang ditekuni Nurinis mulai bangkit dengan penghasilan yang cukup besar.

"Alhamdulillah kalau sekarang, penghasilan saya paling sedikit Rp 300 ribu.

Kadang tembus sampai Rp 500 ribu per hari," tuturnya.

Di tempat ia jualan saat ini, terdapat dua puluh penjual rujak termasuk dirinya.

Jika diperhatikan, Nurinis termasuk orang yang paling tua di antara penjual lainnya.

Terlihat dari raut wajahnya sudah tampak kerutan di kantong matanya.

Nurinis mengaku tidak takut jika rezekinya lari ke tetangga sebelah.

Ajo, seorang penjual rujak di Kompleks Nagoya Square, Sungai Jodoh, Kecamatan Batu Ampar, Batam, Jumat (18/12/2020)
Ajo, seorang penjual rujak di Kompleks Nagoya Square, Sungai Jodoh, Kecamatan Batu Ampar, Batam, Jumat (18/12/2020) (Tribunbatam.id/Muhammad Ilham)

"Kalau masalah pelanggan lari ke tetangga itu bukan masalah.

Rezekinya sudah diatur sama Allah SWT. Kita cuma bagaimana menjadi penjual yang jujur.

Sama memaksimalkan bumbu yang kita buat supaya lebih enak," terangnya.

Diketahui anak pertamanya bernama Aldino, dan kini sudah menyelesaikan pendidikan tingkat SLTA yang ada di Batam.

Sedang anak keduanya kini duduk di bangku sekolah menengah pertama, di salah satu SMP yang ada di Batam.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved