Apa Itu GeNose? Pendeteksi Virus Corona Berbeda dari PCR hingga Rapid, Ini Kelebihannya
Apa itu GeNose? Alat pendeteksi virus corona yang berbeda dari PCR, Antigen dan Rapid Test, ketahui cara kerja dan kelebihannya.
TRIBUNBATAM.id - GeNose kini termasuk alat pendeteksi virus corona di Indonesia.
GeNose buka buatan luar negeri melainkan buatan para ahli dari UNiversitas Gadjah Mada ( UGM).
Dan kini GeNose sudah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan, dan sudah terpasangan di beberapa stasiun kereta api di Indonesia.
Lalu apa itu GeNose?
GeNose berbeda dengan PCR, Antigen Swab hingga Rapid Test.
Melansir laman UGM, Sabtu (26/12/2020), Ketua Tim Pengembang GeNose Kuwat Triyatna mengatakan izin edar GeNose dari Kemenkes turun pada 24 Desember.
Baca juga: Apa Itu Vitamin? Cek Cara Bekerja Vitamin di Tubuhmu Pada Situasi Pandemi Covid
Menurut Kuwat, setelah izin edar diperoleh maka tim akan melakukan penyerahan GeNose C19 hasil produksi massal batch pertama yang didanai oleh BIN dan Kemenristek/BRIN untuk didistribusikan.
Selain itu juga akan segera diproduksi massal.
Targetnya pada akhir Februari 2021 telah ada 10.000 unit, sehingga bisa melakukan tes pada 1,2 juta orang per hari.
Pada batch pertama disebutkan akan diproduksi 100 unit.
“Dengan 100 unit batch pertama yang akan dilepas, kami berharap dapat melakukan 120 tes per alat atau atau totalnya 12 ribu orang sehari. Angka 120 tes per alat itu dari estimasi bahwa setiap tes membutuhkan 3 menit termasuk pengambilan nafas sehingga satu jam dapat mentes 20 orang dan bila efektif alat bekerja selama 6 jam,” katanya.
Pengembangan alat
GeNose pendeteksi Covid-19 karya ahli UGM siap dipasarkan setelah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan. (Foto Dokumentasi Humas UGM)
Melansir laman UGM, 26 Oktober 2020, alat itu dikembangkan oleh Prof Dr Eng Kuwat Triyana dan timnya.
GeNose mendapatkan izin dari Kemenkes untuk menjalani uji diagnostik pada Oktober 2020.
Desain uji diagnostik berupa cross sectional dan triple blinded.
Sementara itu, rekrutmen subjeknya adalah multicenter consecutive sampling hingga tercapai jumlah sampel berimbang antara kelompok positif Covid-19 dan negatif Covid-19.