TANJUNGPINANG TERKINI
Wali Kota Tanjungpinang Dukung Program BKKBN Kepri, Cegah Stunting di Ibu Kota Provinsi
Wali kota Tanjungpinang menilai penting yang dilakukan BKKBN Kepri, khususnya dengan percepatan penurunan angka stunting.
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
Selanjutnya pembinaan dan dorongan kepada para ibu agar berhasil dalam inisiasi menyusu dini (IMD), memberikan ASI eksklusif (hanya ASI saja sampai usia enam bulan), dan meneruskan pemberian ASI sampai berumur dua tahun.
Dinkes Batam juga melakukan pemberian makanan tambahan (PMT) kepada bayi dan balita, dan mensosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
PHBS ini menyangkut lintas sektor OPD, karena ini berhubungan langsung dengan ekonomi dan lingkungan.
"PHBS pasti mayoritas berhubungan dengan ekonomi. Gimana mau sehat jika lingkungan kotor, air bersih tidak tersedia. Jadi bisa dilihat benang merahnya" ungkap Didi.
Presentase stunting di Kota Batam sebesar 8,31 persen atau 3.876 dari 53.785 balita. Angka tersebut masih di bawah nasional yakni 27,6 persen.
Ditambahnya, kelima upaya menekan angka stunting ini terus digalakkan pemerintah daerah lintas sektor.

Terlebih lagi, stunting saat ini dipimpin langsung oleh presiden.
"Leading sektor stunting ini sekarang di bapelitbang. Yang tugas kami di kesehatan tinggal diintensif kan, sektor lain yang akan di garap," bebernya.
Disinggung apakah dampak PHK terhadap jumlah penderita stunting di Batam, Didi menjawab, hal ini bukan karena PHK imbas dari pandemi Covid-19.
Didi menyebut, Sunting itu mulai terlihat di usia dua tahun.
"Bukan karena PHK, angka yang sekarang berasal dari anak-anak yang lahir 2019 ke bawah," pungkas Didi.
Diketahui, stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.
Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.(TribunBatam.id/Endra Kaputra/Bereslumbantobing)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google