BERITA CHINA
China Vs Amerika, Biden Bidik 'Politik Xi Jinping' Tanamkan Pengaruh ke Negara Berkembang
Membantu mengembangkan infrastrukturt hegemoni Tiongkok mengakar ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah membuat G7 pimpinan AS tak senang
Kelompok G7 adalah kelompok negara-negara industri yang kaya, yang mencakup Amerika, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang dan Inggris.
"Anda bisa mengumumkannya, tetapi kuncinya bukan hanya tindak lanjut, tetapi tindak lanjut yang bermakna dan berkelanjutan, sehingga tidak hanya sekali...tapi menjadi prioritas," ujarnya.
"Keberlanjutan itu, dalam pandangan saya, merupakan kunci.
Ini harus menjadi sesuatu dipahami orang bahwa mereka dapat mengandalkannya.
Bahwa jika mereka mendaftar pada kesepakatan itu dengan Amerika atau Uni Eropa, maka itu akan beroperasi 3-5 tahun dari sekarang," terangnya.
Baca juga: Wanita China Ini Punya Bulu Mata Sepanjang 20 Cm, Pecahkan Rekor Dunia
Sebelumnya, G7 dan negara-negara demokrasi lainnya di seluruh dunia masih terpaku dalam "pertempuran" dengan rezim otoriter, seperti China dan Rusia, yang bersaing untuk menanamkan pengaruh pada negara-negara berkembang.
Upaya kelompok AS dan aliansianya itu disebut sebagai "Kemitraaan Untuk Membangun Kembali Dunia yang Lebih Baik" atau "Build Back Better World Partnership".
"Sebuah langkah menggalang negara-negara yang demokrat menghadapi tantangan dunia, dan memberikan (hasil) bagi rakyat kita dan seluruh rakyat di dunia," ujar Biden.
"Tentu saja fakta bahwa Amerika hadir dan sangat terlibat dalam G7 merupakan langkah positif yang sangat luar biasa," ujar Lisa Bos, Direktur Hubungan Pemerintah Bagi Visi Dunia, suatu organisasi kemanusiaan Kristen dunia.
"Bahwa kita menunjukkan kepemimpinan merupakan langkah positif yang sangat luar biasa.
Tetapi, apakah kita menunjukkan kepemimpinan untuk benar-benar mencapai hasil dan tujuan nyata, dan menjadikannya benar-benar bermakna?".
Bos mengatakan situasi saat ini, di mana pandemi telah membuat warga memusatkan pada keterkaitan dunia dan nilai institusi yang kuat, telah menciptakan semacam peluang.
"Ada saat di mana kita benar-benar dapat menghidupkan kembali, memberi energi kembali, pada pekerjaan yang coba dilakukan banyak negara maju untuk menciptakan dunia yang lebih aman, lebih terjamin, lebih sejahtera dan lebih sehat," ujar Bos dilansir Kompas.com berjdul Akankah Biden Berhasil Saingi China?
Ia menambahkan, "Jika tidak sekarang, lalu kapan? Kita berada pada saat yang sangat kritis dan sekarang bukan saat untuk mundur. Sekarang saatnya menekan energi."
Baca juga: CHINA Merajalela, 28 Pesawat Tempur dan Pembom Masuk Langit Taiwan, Ambisi Xi Jinping Satukan China
Baca juga: CHINA Sumber Corona? Intelijen Inggris Sampai Rekrut Sosok Ini Buktikan Rekayasa Covid-19
Baca juga: Malaysia Kerahkan Pesawat Tempur Usir Pesawat China Masuk Wilayah Udara Mereka
.
.
.
Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google
(* / TRIBUNBATAM.id)
