BATAM TERKINI
Lapas Perempuan Batam Tingkatkan Pengawasan Efek Petugas Ungkap Penyelundupan Narkoba
Petugas Lapas Perempuan Batam sebelumnya menggagalkan upaya penyelundupan narkoba oleh seorang pengunjung pada Kamis (15/7).
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Lembaga Pemasyarakatan atau Lapas Perempuan Batam memperkatat penjagaan bagi pengunjung.
Upaya penyelundupan narkoba ke dalam Lapas Perempuan Batam Kamis (15/7), jadi pelajaran berharga bagi mereka.
Tujuannya tak lain agar peristiwa serupa tak kembali terulang.
Petugas Lapas Perempuan di Kota Batam sebelumnya menggagalkan upaya penyelundupan narkoba jenis sabu-sabu.
Narkotika sendiri ditemukan dari barang bawaan pengunjung di ruang kunjungan Lapas Perempuan Batam.
Kejadian bermula saat petugas memeriksa barang kunjungan salah seorang pengunjung berinisial D pada jam pelayanan kunjungan pukul 11.20 WIB.
Petugas menemukan kejanggalan terhadapnya. Di mana, barang bawaan berupa celana jeans warna biru terdapat barang berbentuk 1 paket serbuk kristal dan dibungkus dalam plastik bening.
Pelaku membawa barang atas permintaan warga binaan berinisial E.
"Kejadian kemarin menjadi pengalaman berharga bagi kami.
Maraknya praktik peredaran narkoba memang jadi sorotan.
Oleh karena itu, petugas lapas harus mampu dan ikut serta memberantasnya," tegas Kepala Lapas Perempuan Batam, Ike Rahmawati kepada TribunBatam.id, Senin (19/7/2021).
Upaya penyelundupan itu pun, mendapat perhatian serius Kepala Kantor Wilayah Kepri.
Pihaknya juga memberi atensi lain seperti praktik pungutan liar (pungli), penggunaan alat telekomunikasi [handphone], serta tindakan tak terpuji lainnya yang berpotensi terjadi di dalam lapas.
"Tentu masyarakat menaruh harapan sangat besar agar kami menjadi lembaga penegak hukum yang bersih dan penuh inovasi," katanya lagi.
Baca juga: Pengunjung Lapas Perempuan Batam Nekat Sisipkan Narkoba di Barang Bawaan
Baca juga: Vaksinasi Corona di Bintan Mulai Sentuh Warga Binaan Lapas Narkotika Tanjungpinang
Lapas Perempuan Batam langsung memberikan apresiasi berupa penghargaan kepada petugas yang berhasil menggagalkan upaya penyelundupan narkoba beberapa hari lalu.
Dengan tujuan, seluruh pegawai ikut termotivasi dan dapat berperan aktif dalam memberantas praktik peredaran narkoba di Batam.
"Penghargaan itu diberikan ke pegawai kami, Surya Darma.
Ini sebagai bentuk apresiasi karena telah bekerja dengan integritas sehingga diharapkan menjadi teladan bagi pegawai lain," ungkapnya.
Pemberian apresiasi sendiri dilakukan bersamaan dengan apel pagi para petugas lapas.
Dimana, kegiatan dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
"Biasanya apel itu secara virtual. Karena momentum ini jadi dilakukan langsung bersamaan," sebutnya.
Alasan Lapas Perempuan Batam Banyak Dihuni Kasus Narkoba
Banyaknya perempuan yang menjadi narapidana kasus narkoba di Batam sebelumnya jadi fakta mencengangkan.
Hampir 80 persen warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Batam diisi oleh narapidana narkoba.
Saat ini diketahui, Lapas Perempuan Batam sendiri diisi oleh 234 warga binaan.
Dengan rincian, 231 orang berada di dalam dan 3 lainnya berada di luar atau sedang mendapat program asimilasi.
Terlepas dari fakta persidangan, kebanyakan dari narapidana mengaku hanya korban dari kejamnya transaksi narkoba di Kota Batam, Provinsi Kepri.
Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Perlindungan Anak Kepri, Erry Syahrial mengungkap sejumlah faktor yang melatarbelakangi banyaknya perempuan terjerat kasus narkoba.
Apalagi baru-baru ini, Erry sempat mengunjungi Lapas Perempuan Batam dan menemui tiga narapidana di sana.
Faktor pertama adalah gaya hidup. Dimana, masih banyak narapidana mengaku jika kebiasaan di dunia malam membuat begitu mudahnya pengaruh barang haram ini mereka dapatkan.
Selanjutnya adalah faktor himpitan ekonomi.
Walau terkesan klasik, Erry meyakini jika faktor ekonomi memang masih rentan berkaitan erat dengan keterlibatan perempuan dalam peredaran narkoba di Batam.
"Faktanya, masih banyak perempuan terlibat kasus peredaran narkoba saat ini.
Kondisi ini tentu sangat miris dan harus diperhatikan betul oleh pihak terkait," tegas Erry saat dihubungi TribunBatam.id, Kamis (8/7/2021).
Erry Syahrial bahkan mengaku ada yang tidak memakai serta tidak paham akan bisnisnya yang merupakan barang-barang kargo dari luar negeri.
Setelah terjerat kasus, mereka baru tahu jika itu masuk transaksi narkoba.
Tapi paling disorot olehnya adalah faktor gaya hidup.
Mengingat satu dan lain hal, gemerlap dunia malam di Batam seolah tak dapat dielakkan untuk menjamurnya peredaran narkoba.
"Seharusnya perempuan itu mendapat penyuluhan dan pemahaman tentang peredaran narkoba serta pelatihan kerja agar tak terjebak di dunia narkoba.
Kami sangat berharap pembinaan di lapas dapat maksimal sehingga tak terulang lagi kasus serupa," kata Erry.
Selain itu, keberhasilan rehabilitasi di lapas juga harus berhasil dan didukung oleh semua pihak.
Termasuk kepedulian dan dukungan dari pemerintah daerah.
Paling tidak, lanjut Erry, para narapidana bisa mendapat pekerjaan halal, legal, dan tidak berkaitan dengan hukum ketika mereka bebas nantinya.
"Kondisi ini memang pelik, tapi harus ada sosialisasi yang maksimal.
Dunia malam mungkin bisa disisir oleh instansi terkait agar penyuluhan lebih digencarkan.
Sebab, kami khawatir ini merambah ke anak-anak perempuan usia muda," ujarnya.(TribunBatam.id/Ichwan Nur Fadillah)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Batam
