CORONA KEPRI
Pelajar Desa di Lingga Terabas Hutan Demi Belajar Daring, Kadisdik: Bisa PTM Terbatas
Kadisdik Lingga bereaksi atas pelajar Desa Persiapan Kentar yang harus berjuang untuk bisa belajar daring.
Penulis: Febriyuanda | Editor: Septyan Mulia Rohman
Tidak perlu lagi daring karena sudah jelas PTM Terbatas," tegas Junaidi Adjam melalui pesan WhatsApp, Jumat (27/8).
Baca juga: Bintan Tunda Belajar Tatap Muka di Sekolah Hari Ini, Siswa Kembali Belajar Daring
Baca juga: Siswa SD dan SMP di Tanjungpinang Kembali Belajar Daring Besok, di Lingga Sebaliknya

Sementara Kepala SMP Negeri 1 Senayang, Edi mengatakan, sesuai dengan keadaan Zona Merah Covid-19 di Kelurahan Senayang kegiatan belajar masih di laksanakan secara daring.
"Masih daring Pak, sesuai dengan keadaan zona merah kelurahan Senayang.
Sesuai dengan instruksi dari Ketua Satgas Covid Kecamatan Senayang," ungkap Edi.
PERJUANGAN Pelajar Desa Persiapan Kentar Lingga
Sekolah daring atau jalan online membuat kesulitan pelajar-pelajar daerah untuk mendapatkan pembelajaran yang layak.
Seperti halnya para pelajar di Desa Persiapan Kentar, Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau.
Pelajar dari daerah perbatasan Kabupaten Lingga tersebut, hampir selama satu bulan ini melaksanakan sekolah daring atau Belajar Dari Rumah (BDR), karena status wilayah Kecamatan yang masih berzona merah kasus Covid-19.
Namun akibat kurangnya akses internet di daerah mereka, para pelajar baik SMP atau SMA ini rela menempuh perjalanan melewati hutan untuk naik ke bukit, demi mendapatkan akses internet yang layak.
Dengan sebuah pondok lusuh yang berada di atas bukit, menjadi tempat proses belajar siswa-siswa ini selama pandemi Covid-19.
Hal ini diceritakan Wulandari yang merupakan salah seorang warga yang menemani proses belajar pelajar ini.
Baca juga: Pelajar Sebar Video Panas Saat Belajar Daring, Aksinya Viral dan Berujung Penjara
Baca juga: ASUS Perkenalkan ASUS BR1100, Laptop Tahan Banting & Cocok untuk Belajar Daring

Wulan menceritakan, bahwa anak-anak itu terpaksa harus belajar daring, karena di Kecamatan tempat sekolah mereka banyak yang terpapar Covid-19.
Dengan memikul tas di pundak, dengan melewati hutan, perjalanan ke bukit itu pun ditempuh selama lebih kurang 15 menit dengan jalan kaki.
Wulan juga pernah mengunggah video kegigihan anak tersebut ke salah satu grup di Facebook.
"Jadi di tempat tinggal kami sekarang ini untuk sinyal sendiri sangat susah. Di kampung kampung kami yang ada sinyal hanya ada di bukit itulah.