BOCAH TENGGELAM DI BENGKONG
DPRD Batam Bakal Panggil Semua Kepala Puskesmas Buntut Kasus Kapus Tanjung Buntung
DRPR Batam bakal menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) buntut kejadian di Puskesmas Tanjung Buntung.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Insiden penelantaran pasien di Puskesmas Tanjungbuntung, turut menjadi perhatian para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Batam.
Ketika ditemui di Kantor DPRD Batam, Ketua Komisi IV DPRD Kota Batam, Ides Madri menginformasikan, DPRD Batam dalam waktu dekat akan memanggil pihak perwakilan puskesmas se-Kota Batam untuk memastikan seperti apa pelayanan puskesmas selama ini.
Kepala Puskesmas Tanjungbuntung sebelumnya sempat disorot karena pelayanan yang tidak maksimal terhadap pasien korban tenggelam di Pantai Tanjungbuntung, Kamis (14/10) sore.
Pada kejadian itu, pasien yang dibawa ke puskesmas terlambat menerima pertolongan pertama karena ketiadaan dokter jaga dan juga ambulans yang tersedia.
Hal ini pun menimbulkan protes dari sejumlah warga Bengkong yang berujung pemecatan Kepala Puskesmas Tanjungbuntung, Suryani.
"Besok kami akan memanggil seluruh kepala puskesmas di Batam, kami akan dudukkan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP)," ujar Ides Madri, Senin (18/10/2031).
Baca juga: Begini Aktivitas di Puskesmas Tanjung Buntung Batam, Sehari Pasca Pergantian Kepala
Baca juga: Seusai Dilantik Jadi Kepala Puskesmas Tanjung Buntung, Pra Reda-Suryati Langsung Sertijab
Menurutnya, RDP ini digelar untuk melihat apakah selama ini pelayanan puskesmas di Batam sudah memadai atau belum.
Dalam hal ini, tidak hanya Puskesmas Tanjungbuntung saja yang dipanggil, melainkan juga puskesmas lainnya di Batam.
RDP tersebut rencananya akan dilaksanakan pada Selasa (19/10/2021) pagi, pukul 10:00 WIB, bertempat di Kantor DPRD Kota Batam.
"Kami mau melihat apakah kejadian penelantaran pasien ini tidak hanya terjadi di Tanjungbuntung saja atau di puskesmas lainnya juga," tambah Ides.
BUNTUT Kesalahan Fatal
Jabatan Kepala Puskesmas (Kapus) Tanjung Buntung Bengkong Batam sebelumnya harus dilepas Suryani.
Pencopotannya dari jabatan itu pun tak main-main.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Batam bahkan menyebut jika kesalahannya fatal.
Itu terjadi setelah seorang anak perempuan warga Bengkong Wahyu bernama Merry Destaria Br Nainggolan (12) dinyatakan meninggal dunia setelah tenggelam di Pantai Tanjungbuntung, Kamis (15/10) sore.
Ketika dibawa ke puskesmas terdekat (Puskesmas Tanjungbuntung), tidak ada dokter yang bisa menangani.
Hingga korban dirujuk ke RS Budi Kemuliaan, dokter di rumah sakit tersebut menyatakan yang bersangkutan telah meninggal sejak satu jam yang lalu.
Baca juga: REAKSI Suryani Dicopot Jadi Kepala Puskesmas Tanjung Buntung Batam
Baca juga: LAKUKAN Kesalahan Fatal, Kepala Puskesmas Tanjungbuntung Batam Langsung Dicopot
Warga menyayangkan pelayanan Puskesmas Tanjungbuntung yang buruk membuat nyawa korban tak dapat tertolong.
Pemerintah Kota (Pemko) Batam bereaksi cepat.
Posisi yang ditinggalkan Suryani kini diisi Pra Reda Gusti yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala UPT Puskesmas Rempang Cate.
Suryani yang dikonfirmasi mengenai pencopotannya dari Kepala Puskesmas Tanjung Buntung tak mau berkomentar banyak.
Kepada TribunBatam.id, ia menyerahkan sepenuhnya persoalan itu ke Pemko Batam.
"Aduh, soal pencopotan itu saya tak mau komen, maaf yah.
Soal (kasus) itu juga satu pintu ke Pemko Batam," ungkapnya saat dihubungi melalui sambungan seluler, Jumat (15/10/2021).
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Batam Didi Kusmarjadi sebelumnya membenarkan pencopotan jabatan Kepala Puskesmas (Kapus) Tanjung Buntung Bengkong Suryani itu.
Pencopotan ini lanjutnya bukan tanpa sebab.
Melainkan setelah melihat kinerja dan juga laporan masyarakat terkait korban tenggelam di Batam yang gagal tertolong karena tak adanya dokter di Puskesmas itu.
Menurutnya, pencopotan ini sendiri dilakukan oleh Wali Kota Batam, Muhammad Rudi saat pelaksanaan Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama di Kantor Wali Kota Batam, Jumat (15/10/2021).
"Ya, Kapusnya pagi ini sudah dilantik dengan yang baru, Kapus yang lama sudah non job.
Baca juga: Kepala Puskesmas Tanjungbuntung Dicopot, Pejabat Pengganti Langsung Dilantik Walikota
Baca juga: Seluruh Puskesmas di Lingga Serentak Gelar Vaksinasi Covid-19 kepada Ibu Hamil
Salah satunya karena itu (korban tenggelam yang tidak tertangani).
Selain itu ada juga laporan lain terkait kinerja dan ini menjadi pertimbangan walikota untuk melakukan perombakan," ungkapnya, Jumat (15/10/2021).
Didi menilai, tidak adanya dokter jaga di puskesmas adalah kesalahan fatal.
Seharusnya, di setiap puskesmas terdapat paling tidak satu dokter dan supir puskesmas yang berjaga untuk mengantisipasi kejadian darurat.
"Wajib 24 jam ada dokter yang berjaga, dan memang harus seperti itu," tegasnya.
Pihaknya menyatakan akan terus mengevaluasi kinerja unit-unit pelayanan kesehatan di Batam agar kelalaian seperti ini tidak terulang kembali.(TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami/Thomm Limahekin)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Batam
