JELAJAH PULAU

NASIB Pulau Kepala Jeri Batam, Kian Lama Kian Sepi

Serial “Liputan Jelajah Pulau Terluar Selat Malaka” kali ini menggambarkan kondisi Pulau Kepala Jeri, Kelurahan Pulau Kasu, Pulau Belakangpadang.

TRIBUNBATAM.id/BERES LUMBANTOBING
Pulau Kepala Jeri, jika berlayar dari Sekupang, melewati perairan Tanjunguncang, tempat kapal-kapal tangker besar sandar di area kawasan shipyard itu. 

Ada tiga ruang kelas serta satu ruang majelis guru. Lingkungan sekolah yang dikelilingi rimbunan pepohonan, tidak adanya sarana lapangan olahraga untuk siswa.

Sukarmianto menyebutkan, jumlah siswa hanya 17 orang dari kelas 1-6. Terdiri atas kelas 1 satu orang, kelas 2 (1), kelas 3 (2), kelas 4 (3), kelas 5 (5) dan kelas 6 (5).

Mereka diajar tiga guru yang mengajar dua kelas setiap harinya.

Kepala Sekolah, guru, dibantu pemuda dan mahasiswa asal Kepala Jeri yang mengenyam pendidikan telah berupaya mencoba mempublis ke sosial media terkait kondisi sekolah yang memprihatinkan.

Sebab, kata Sukirmianto, dana BOS dari pemerintah hanya bisa digunakan untuk pemeliharaan, sedangkan sekolah itu butuh perbaikan total.

“Kita pusing cari bantuan dana,” katanya.

Dinas Pendidikan Kota Batam sudah pernah mengunjungi SD Negeri 006 Kepala Jeri.

Namun karena terhalang sumber dana dan aturan jumlah rasio siswa, pembangunan sekolah tidak dapat dilakukan.

"Pihak Dissik juga bingung untuk merenovasi karena salah satu persyaratannya berdasarkan jumlah siswa,” katanya.

Usia produktif yang kian menipis di Pulau Kepala Jeri menjadi salah satu faktor berkurangnya jumlah siswa di sekolah itu.

Mereka melanjutkan sekolah di Kota Batam dan kemudian bekerja.

"Jadi di sini yang tinggal beberapa saja yang punya anak usia sekolah, lama kelamaan, ya, makin habis penduduknya.”

Saat pandemi Covid-19, sistem pembelajaran daring juga sulit dilakukan karena terbatasnya jaringan telekomunikasi.

Para guru hanya mengajar dengan menunjukkan materi belajar video yang telah didownload terlebih dahulu melalui laptop.

“Kalau mau belajar daring harus ke bukit dekat dermaga sana supaya ada sinyal. Begitu juga jika kami para guru ingin mengirim laporan ke Disdik secara online, harus bolak-balik ke bukit untuk mengirim file,” kata guru yang sudah mengabdi selama 20 tahun ini. (TRIBUNBATAM.id/Beres Lumbantobing/Novendri Simanjuntak)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved