BERITA SINGAPURA
Singapura Hadapi Gelombang Covid-19 Varian Omicron, Tingkatkan Pembatasan Mulai 2022
Singapura sebelumnya melaporkan 16 kasus virus corona (covid-19) varian Omicron. Belasan merupakan kasus impor.
SINGAPURA, TRIBUNBATAM.id - Singapura semakin berbenah sejak covid-19 varian Omicron masuk ke negaranya.
Tidak hanya membatasi sosial, mereka juga gencar meningkatkan daya tampung fasilitas kesehatan.
Singapura sebelumnya menjadi perhatian dunia setelah mendeteksi virus corona varian baru B.1.1.529 itu.
Setidaknya teerdapat 2 kasus lokal yang bekerja di Bandara Changi.
Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) pada selasa (14/12) mendeteksi 16 kasus virus corona varian Omicron hingga Selasa (14/12).
Dari jumlah itu, 14 di antaranya merupakan kasus impor.
Baca juga: Beda Singapura Malaysia Indonesia Soal Harga Rokok, Kemenkeu Naikkan CHT Mulai 2022
Baca juga: Singapura Buat Rencana Darurat Atasi Covid-19 Varian Omicron, Deteksi 16 Kasus
Varian Omicron dilaporkan telah ditemukan di lebih dari 60 negara di seluruh dunia.
Singapura berencana meningkatkan pembatasan, khususnya bagi mereka yang tidak divaksinasi mulai 1 Februari 2022.
Mulai 1 Januari 2022, sekitar 50 tenaga kerja di sana akan diizinkan kembali ke kantor.
Negeri Singa sebelumnya mengklaim jika 97 persen tenaga kerja di sana telah mendapat vaksinasi dosis lengkap.
Otoritas Singapura juga meningkatkan pengetesan selain menambah kapasitas rumah sakit.
The Strait Times pada Rabu (15/12) melaporkan jika Singapura belum mendeteksi transmisi lokal dari varian Omicron.
Meski begitu, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gan Kim Yong mengatakan, munculnya transmisi lokal dari varian Omicron di sana hanyalah masalah waktu.
“Ini kemudian dapat menyebabkan lonjakan kasus lain karena sifat virus Omicron yang sangat menular. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan diri untuk skenario seperti itu,” ujar Gan pada konferensi pers seperti diberitakan Kompas.com pada Selasa (14/12/2021).
Baca juga: Bandara Singapura Sempat Geger, 2 Singa Lepas dari Kandang, Maskapai Gelar Investigasi
Baca juga: Beda Inggris dan Singapura Kasus Covid-19 Varian Omicron, Britania Naikkan Level Waspada
Di sisi lain, Pemerintah Singapura tengah mempertimbangkan penghapusan konsesi yang memungkinkan orang yang tidak divaksinasi kembali ke tempat kerja jika mereka dinyatakan negatif Covid-19.
Menteri Keuangan Singapura Lawrence Wong memperingatkan, varian Omicron dapat mengakibatkan gelombang Covid-19 yang berpotensi lebih besar daripada varian Delta.
Dia menambahkan, postur kesehatan masyarakat negara itu secara keseluruhan diarahkan untuk mempersiapkan Omicron.
Untuk bersiap menghadapi lonjakan berikutnya, Singapura berencana untuk meningkatkan kapasitas unit perawatan intensif (ICU) menjadi 500 tempat tidur.
Direktur Layanan Medis Singapura Kenneth Mak berujar, pihaknya sedang mengkaji apakah perlu dilakukan peningkatan infrastruktur di rumah sakit secara umum untuk mendukung hal tersebut.
Pada akhir Oktober, kapasitas ICU di Singapura mencapai sekitar 280 ketika gelombang varian Delta mencapai puncaknya.
Gugus tugas multi-kementerian yang menangani Covid-19 juga berencana melanjutkan program vaksinasi dosis booster, meningkatkan kapasitas layanan kesehatan, dan mempromosikan pengetesan rutin.
Dokter umum juga akan lebih berperan dalam membantu penanganan pasien Covid-19 di rumah yang tidak memerlukan perawatan di rumah sakit.
Selain itu, Singapura juga siap untuk meningkatkan kapasitas fasilitas perawatan komunitas, sehingga pasien rumah sakit dalam kondisi stabil dapat dipindahkan ke sana jika gelombang Omicron melanda.
Penambahan 60 pusat tes yang dijalankan oleh operator swasta, akan didirikan di sekitar Singapura untuk membuat pengetesan Covid-19 lebih mudah diakses.
Baca juga: Malaysia Singapura Ikut Serta, Batam Gelar Kenduri Seni Melayu Meski Pandemi Covid-19
Baca juga: Singapura Deteksi Covid-19 Varian Omicron LAGI, Satu Pekerja Bandara Changi
Selain itu untuk membantu perusahaan dengan cepat mendeteksi kasus Omicron, Pemerintah Singapura akan terus mensubsidi pengetesan rutin wajib hingga akhir Maret tahun depan.
GUBERNUR Kepri Waspada
Covid-19 varian Omicron akhirnya masuk juga ke Indonesia.
Ini dipertegas dengan pernyataan Presiden Joko Widodo pada Kamis (16/12/2021) sore.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Kamis (16/12), mengungkap jika kasus lokal pertama virus corona varian B.1.1.529 itu bertugas sebagai petugas kebersihan di RS Wisma Atlet dan menjalani Tes PCR rutin pada 8 Desember.
Hasil itu kemudian dikirim ke Kemenkes, diterima Kemenkes 10 Desember.
Ia merupakan bagian dari 3 orang yang hasil PCR-nya terkonfirmasi positif.
Ketiga orang ini tanpa gejala, masih sehat, tidak demam, tidak batuk-batuk. Untuk dua orang lainnya sudah dites PCR kembali, sudah negatif (Covid-19).
Pasien berinsial N tersebut kini menjalani karantina di RS Wisma Atlet.
Baca juga: Omicron Ada di Singapura dan Malaysia, Sampel RT-PCR PMI Langsung Masuk Balitbangkes
Baca juga: Cara Cegah Covid-19 Varian Omicron, Gunakan Masker Medis dan Masker Kain
Kemenkes juga mengumumkan 5 kasus probable atau kemungkinan yang terkonfirmasi covid-19 varian Omicron lagi.
Dari 5 kasus yang kemungkinan Omicron tesebut terdiri dari dua kasus warga negara Indonesia yang baru kembali dari AS dan Inggris.
Kedua WNI ini sekarang sedang diisolasi di Wisma Atlet.
Sementara 3 kasus probable lainnya adalah WNA dari Tiongkok yang datang ke Manado.
Kepastian apakah mereka terinfeksi Omricon baru akan diketahui 3 hari ke depan.
Karena baru dites PCR dengan marker khusus dan sampel PCRnya yang positif dari 5 kasus probable ini sudah dikirimkan ke Badan Litbang kesehatan.
Gubernur Kepri mengaku khawatir dengan masuknya covid-19 varian Omicron di wilayahnya.
Ansar lebih mengkhawatirkan dengan masuknya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) non prosedural masuk ke Kepri.
Belum lagi dengan kejadian baru-baru ini.
Baca juga: HOAKS Pfizer dan WHO Bekerjasama Munculkan Varian Covid-19 Omicron
Baca juga: Omicron Tetap Berpotensi Reinfeksi Meski Sudah Vaksin, Tapi Jangan Khawatir
Secara geografis, Provinsi Kepri dekat dengan sejumlah negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Dimana TKI Ilegal banyak meninggal dunia akibat boat yang membawa mereka tenggelam di perairan Tanjung Balau Malaysia, Rabu (15/12) dini hari.
Situasi gelombang kuat di Kepri saat ini menurutnya menjadi pergerakan para TKI ilegal keluar masuk Kepri.
"Khawatir juga soal TKI Ilegal masuk Ke Kepri. Sebab prosedur masuknya tidak melalui protokol kesehatan ketat dan pendataan. Apalagi masuk ke daerah kita pada pelabuhan tidak resmi," ucapnya, Jumat (17/12/2021).
Pengetatan pintu masuk serta lamanya masa karantina menjadi 10 hari sebelumnya telah diatur bagi pelaku perjalanan dari luar negeri, termasuk para Pekerja Migran Indonesia (PMI) ini.
Perpanjangan masa karantina ini diatur dalam surat edaran satgas penanganan Covid-19 No 23 tahun 2021 tentang protokol kesehatan perjalanan Internasional yang berlaku mulai Jumat (3/12/2021).
Hal ini merupakan keputusan hasil rapat koordinasi tingkat menteri pada tanggal 1 Desember 2021 lalu.
Gubernur Kepri pun telah meminta bantuan TNI/Polri termasuk instansi untuk mengawasi super ketat pintu masuk ke Kepri.
Selain itu, Ansar juga meminta kepada masyarakat agar terus tingkatkan protokol kesehatan, serta vaksinasinya.
"Dalam rapat sudah disampaikan agar perketat pengawasan pada jalur-jalur yang dianggap jadi pintu masuk/keluar para TKI ilegal tersebut. Kemudian protokol kesehatan (protkes) tetap menjadi kewajiban kita semua. Jangan sampai meremehkan prokes. Bagi masyarakat yang belum divaksin, silahkan dan segera vaksinasi," ucapnya.
KLAIM BTKL-PP Batam
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) kelas 1 Batam sebelumnya mengungkap belum ada TKI yang masuk melalui Batam terkonfirmasi varian baru Covid-19 berjenis B.1.1.529 atau Omicron.
Baca juga: APA Saja 10 Gejala Virus Covid-19 Varian Omicron ? Penularan Lebih Cepat dari Varian Delta
Baca juga: Virus Covid-19 Varian Omicron Ancam Dunia, 37.000 WNI Tetap ke Luar Negeri
Hal ini dibeberkan oleh Ketua Satuan Tugas Pemulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) Kota Batam Letkol Kav Sigit Dharma Wiryawan.
"Sampel-sampel PMI yang terkonfirmasi positif dikirim langsung ke Jakarta. Dari BTKL PP, untuk saat ini belum ada PMI yang terkonfirmasi virus Omicron," ujar Sigit disela-sela peluncuran vaksinasi anak di Maha Vihara Duta Maitreya Monastery di Komplek Maha Vihara Duta Maitreya Bukit Beruntung, Sungai Panas, Kec. Batam Kota, Kota Batam, Kepulauan Riau, Jumat (17/12/2021).
Diakuinya jumlah PMI yang masih dirawat lantaran terpapar positif di RSKI Covid-19 Galang berjumlah 86 orang.
Sedangkan, total PMI yang berada di rusun dan di selter sebanyak 2.017 orang.
Sementara, TKI yang melakukan isolasi mandiri di hotel-hotel ada 342 orang.
"Di pelabuhan tetap dilakukan PCR, kalau ada yang terkonfirmasi positif, mereka kita bawa ke RSKI Galang. Yang negatif kita tempatkan di rusun dan selter. Atau ada juga di hotel," ujar Sigit.
Komandan Distrik Militer (Dandim) 0316 Batam menyebutkan, pihaknya tetap memperketat pengawasan protokol kesehatan bagi PMI yang masuk dari pelabuhan, naik ke bus hingga sampai karantina.
Baca juga: China Deteksi Kasus Pertama Covid-19 Varian Omicron, Kepri Malah Cetak Rekor
Baca juga: RSDC Wisma Atlet Kemayoran Diisolasi 7 Hari Gegara Temuan Kasus Pertama Omicron
Bahkan, petugas di lapangan juga melakukan penyemprotan disinfektan, untuk pencengahan penularan Covid-19.
"Kita juga melakukan penyemprotan cairan disinfektan bagi mereka yang masuk. Jadi prokes betul-betul diperketat mulai dari pelabuhan ke bus hingga ke karantina. Kami tetap imbau prokes terus," kata Sigit.
Sigit mengatakan bahwa ada kemungkinan Gedung Asrama Haji Batam Centre digunakan untuk PMI yang tidak tertampung di rusun.
Namun, untuk saat ini kapasitas rusun dan selter masih aman.
"Asrama Haji kemarin, untuk tempat transit satu hari saja karena rusun full. Tapi besoknya kita bawa ke rusun karena sudah kosong. Tapi kalau ke depan memang overload (Kelebihan) di rusun, dari Pak Wali (Rudi) kita tetap bisa gunakan," ujarnya. (TribunBatam.id/Endra Kaputra/Roma Uly Sianturi) (Kompas.com/Danur Lambang Pristiandaru)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Singapura
Sumber: Kompas.com