BATAM TERKINI
Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Masih Tinggi, Ini Langkah Jaringan Peduli Migran Batam
Jaringan Peduli Migran Batam gelar berbagai kampanye untuk menekan kasus kekerasan perempuan dan anak, khususnya di Batam
Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Dewi Haryati
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Batam masih terus terjadi.
Menurut data yang dihimpun hingga akhir tahun 2021, beberapa catatan menunjukkan angka kekerasan antara lain, kekerasan seksual 33 kasus, dengan jumlah korban anak 33 dan dewasa 9.
Selanjutkan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) 39 kasus dengan jumlah korban 1 orang anak-anak dan 38 orang dewasa.
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) 9 kasus dengan jumlah korban 3 anak dan 9 dewasa, eksploitasi ekonomi 7 kasus dengan jumlah korban 18 anak dan 5 dewasa.
Lalu kekerasan fisik 63 kasus dengan jumlah korban 60 anak dan 3 dewasa, penelantaran 3 kasus dengan jumlah korban 4 anak, PMI Bermasalah (Undocument korban) 22 kasus dengan jumlah korban 22 orang dewasa.
Untuk menekan angka ini, Jaringan Peduli Migran, Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Batam mengadakan berbagai kegiatan kampanye.
Kampanye kali ini diikuti oleh 10 jaringan lembaga masyarakat selama kurang lebih 5 tahun terakhir. Jaringan lembaga ini kerap peduli terhadap isu migran, perempuan dan anak di Batam khususnya, Kepri dan Indonesia pada umumnya.
Baca juga: Dalam 3 Bulan, 22 Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Terjadi di Tanjungpinang Selama 2021
Baca juga: Konflik Sosial di Kepri saat Ini Didominasi Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
10 Lembaga tersebut adalah Komisi Keadilan Perdamaian dan Pastoran Migran Perantau (KKP PMP), Yayasan Embun Pelangi (YEP), Rumah Faye (RF), Yayasan Dunia Viva Wanita (YDVW), Yayasan Lintas Nusa (LINUS), Yayasan Layanan Informasi Bantuan Advokasi Kemanusian (LIBAK), Bina Mandiri, Gembala Baik (PKBM), Yayasan Insan Sehati Sebalai (YISS) dan Pusat Pembelajaran Keluarga Gurindam Provinsi Kepulauan Riau (PUSPAGA).
Ketua Panitia Romo Alexander Dato' mengatakan, kegiatan kampanye ini dilakukan berbarengan dengan Hari Migran Internasional yang jatuh pada Sabtu, 18 Desember 2021.
“Bertepatan dengan Hari Migran Internasional, kami menjadikannya sebagai puncak dari kegiatan kampanye yang dilakukan jaringan ini," ucap Romo Alexander Dato.
Dikatakannya, kegiatan hari anti kekerasan terhadap perempuan dan anak ini telah dimulai sejak tanggal 25 November hingga 18 Desember 2021.
“Kami sudah mengawali kegiatan ini dengan seminar pandangan agama-agama. Kami bersyukur acara ini berlangsung dengan baik dan melibatkan semua agama di Indonesia. Semoga ini menjadi pijakan kita bersama bahwa tidak ada satu agamapun di Nusantara ini yang mengizinkan umatnya melakukan kekerasan," kata Romo.
Kegiatan kampanye Hari Anti Kekerasan terhadap perempuan dan anak ini telah mengambil berbagai bentuk-bentuk kegiatan. Di antaranya, seminar pandangan agama-agama tentang penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak dan beberapa kegiatan lainnya.
Wakil Ketua DPRD Provinsi Kepri, Dewi Kumalasari sangat mengapresiasi dan bangga kepada Jaringan Peduli Migran Batam atas kepedulian dan memberikan perhatian kepada kaum perempuan dan anak.
“Hal seperti ini sangat positif. Apalagi sudah dilakukan secara rutin selama 10 tahun belakangan ini. Ini merupakan salah satu prestasi yang luar biasa,” kata Dewi.