BERITA CHINA
China Saingi Amerika Serikat, Bagikan Potret Planet Mars dari Misi Tianwen-1
China terus bersaing dengan Amerika Serikat soal kemajuan teknologi. Adu kuat teknologi luar angkasa salah satunya.
Rusia menurut Putin bekerja sama dengan China di bidang luar angkasa, khususnya pada area pesawat.
Menurut dia, kerja sama antara angkatan China dan Rusia meliputi latihan bersama, partisipasi dalam latihan perang internasional bersama, patroli bersama di laut dan di udara.
Putin menambahkan, Rusia dan China memiliki kemitraan strategis yang benar-benar komprehensif.
Vladimir Putin menyebut China akan melampaui AS untuk setiap aspek perekonomian dalam 30 tahun ke depan.
Menurut China National Nuclear Corp, matahari buatan yang menggunakan hidrogen dan gas deuterium sebagai bahan bakar itu akan menciptakan fusi nuklir seperti matahari serta menghasilkan energi yang bersih dan stabil.
Baca juga: China Catat Rekor Kasus Covid-19 Sejak Maret 2020, Lockdown Kota Tak Mempan Tekan Corona?
Baca juga: China Pamer Infrastrukturnya, Resmikan Jalan Tol Lintas Gurun Pertama
Berbeda dengan bahan bakar fosil termasuk batu bara, minyak, maupun gas alam yang terancam habis dan mencemari lingkungan, bahan mentah yang dibutuhkan untuk matahari artifisial, atau matahari buatan China ini sangat tak terbatas.
Oleh karena itu, energi fusi dianggap sebagai 'energi pamungkas' yang ideal di masa depan.
Kompas.com memberitakan jika EAST pada Mei 2021 pernah menyala selama 101 detik pada suhu 120 juta derajat Celsius.
Kemudian, peneliti kembali menguji EAST di bulan Juni 2021, dimana perangkat ini menghasilkan suhu 160 juta derajat Celsius, suhu yang 10 kali lebih panas daripada matahari.
Saat ini EAST telah mencapai ketiga target yang telah ditentukan oleh para peneliti yakni menghasilkan arus sebesar 1 juta ampere dalam durasi 1.000 detik, dan suhu 100 juta derajat Celsius.
Para peneliti menuturkan, misi terakhir matahari buatan dari perangkat EAST yang dikembangkan China ini adalah mencapai semua target tersebut dalam sekali percobaan.
Baca juga: China Ngotot Taiwan Masuk Wilayahnya, China Harus Dipersatukan Kembali
Baca juga: Petenis China Bikin Pengakuan Mengejutkan, Sebelumnya Seret eks Wakil Pemimpin PKC
Direktur ASIPP, Song Yuntao mengatakan lembaganya telah berkolaborasi dengan peneliti ilmiah internasional untuk mewujudkan matahari buatan menggunakan perangkat besar ini.
Para peneliti mengumumkan kabar ini dan mengatakan bahwa EAST akan melewati pengujian oleh Institute of Plasma Physics yang berada di bawah naungan Chinese Academy of Sciences (ASIPP).
"Kali ini, operasi plasma bertahan selama 1.056 detik pada suhu mendekati 70 juta derajat Celcius, menaruh padatan ilmiah dan eksperimental ini menuju berjalannya reaktor fusi," ujar peneliti di Institute of Plasma Physics, Gong Xianzu, Jumat (31/12/2021).(TribunBatam.id) (Kompas.com/Zintan Prihatini)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang China
Sumber: Kompas.com