BERITA MALAYSIA

Malaysia Memang Beda, Negeri Jiran Tentukan Harga CPO Bahan Utama Minyak Goreng

Negeri jiran Malaysia mengungkap fakta menarik saat harga minyak goreng seperti di Indonesia masih tinggi.

Kompas.com
Terungkap fakta menarik dari negeri jiran Malaysia saat harga minyak goreng di Indonesia masih tinggi. Foto ilustrasi perkebunan kelapa sawit di tanah air. 

MALAYSIA, TRIBUNBATAM.id - Fakta menarik terungkap dari negeri jiran Malaysia.

Khususnya saat harga minyak goreng di Indonesia yang masih saja mahal.

Kondisi harga minyak goreng di tanah air yang dikeluhkan warga diketahui terjadi sebelum Natal 2021.

Ibu rumah tangga bahkan berburu minyak goreng denga harapan mendapat harga murah.

Hingga akhirnya pemerintah Indonesia bersikap.

Dengan menerapkan harga minyak goreng satu harga Rp 14 ribu per liter pada pertengahan Januari 2022.

Pemerintah Indonesia pun bakal mengeluarkan kebijakan baru terkait harga minyak goreng dengan menurunkan harga mulai 1 Februari 2022.

Baca juga: Polda Kepri Ancam Pidanakan Penimbun Minyak Goreng, Penjara 5 Tahun atau Denda Rp 50 M

Baca juga: Singapura Malaysia Kuasai Kebun Kelapa Sawit Indonesia Berdasarkan Data Kementerian

Harga per liternya pun dijual mulai Rp 11.500.

Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit mentah diketahui menjadi bahan baku utama dari minyak goreng.

Tanaman ini banyak tumbuh serta dibudidayakan pada sejumlah daerah di Indonesia.

Sawit sendiri sebenarnya berasal dari Afrika Barat.

Tumbuhan ini yang masuk genus Elaeis dan ordo Arecaceae awalnya merupakan tanaman yang tumbuh liar di dataran rendah.

Kelapa sawit diperkenalkan ke Malaysia oleh Inggris dan ke Indonesia oleh Belanda pada pertengahan 1800-an dan pertama kali ditanam sebagai pohon hias.

Namun karena produksinya minyaknya yang melimpah dan murah ketimbang minyak nabati lain seperti kedelai, jagung, dan bunga matahari, membuat pamornya dengan cepat melesat.

Pertumbuhan perkebunan kelapa sawit relatif sangat cepat. Setiap tahun, kebun sawit baru terus dibuka, meski kerapkali dihadang isu negatif terkait lingkungan.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved