Mabes Polri Tegaskan Dokter Sunardi Sudah Berstatus Tersangka Terorisme Sebelum Ditangkap

Mabes Polri juga mengungkap peranan dokter Sunardi dalam kasus terorisme hingga menjadi buruan Densus 88 Antiteror.

ISTIMEWA
Mabes Polri menegaskan status hukum dokter Sunardi dalam kasus tindak pidana terorisme. FOTO: DENSUS 88. 

Di bawahnya tercantum jam praktek dirinya yakni pukul 06.00-08.00 dan 17.00-20.00.

Ketua RT Bambang Pujiana Eka Warsono menjelaskan, semenjak informasi penangkapan dengan penembakan itu rumahnya sepi.

Adapun S menuru dia berprofesi sebagai dokter.

"Pekerjaannya yang saya tahu sampai saat ini dokter, kalau kelihatannya dokter umum," ujar Bambang.

Sepanjang membuka praktek medis, Bambang sendiri juga tak pernah menyaksikan praktek S ramai.

"Kalau saya lewat ya tidak ramai, sepi artinya tidak ada banyak pasien," katanya.

TAK Pernah Ngobrol

Meski berprofesi sebagai dokter, menurut Bambang sosok S dikenal sebagai antisosial.

Dirinya tidak pernah bersosialisasi dengan para warga setempat.

"Semenjak saya megang Ketua RT dari 2019 itu saya mengadakan pertemuan kegiatan warga dia tidak pernah ada, tidak pernah datang, tidak pernah sosialisasi," ungkapnya heran.

Alasan S tak pernah bersosialisasi pun tak diketahui oleh Bambang.

Dirinya juga tak pernah menanyakan kepada yang bersangkutan.

Bahkan, Bambang menyebut S tak pernah membayar iuran yang hanya berjumlah Rp25.000 per bulannya.

"Tidak sama sekali, boleh dicek di bendahara saya, kalau yang namanya pak Sunardi itu tidak pernah iuran. Padahal iuran di tempat saya cuma Rp25.000 per bulan," katanya.

Baca juga: Bareskrim Mabes Polri Tahan Ferdinand Hutahean Buntut Cuitan SARA

Baca juga: Farid Okbah, Zain An-Najah, & Anung Al-Hamad Berperan Penting di JI, Kini Ditangkap Densus 88

Selama ini pun Bambang tak pernah bertegur sapa ataupun mengobrol dengan S.

Sosok dokter yang disebutnya bertubuh agak gempal itu memang sudah dikenal di kampung tidak pernah beraktivitas apa-apa.

S juga dikatakan Bambang berjalan menggunakan tongkat bantu, karena kakinya pernah mengalami kecelakaan.

Hanya beberapa kali Bambang pernah berpapasan dengan S menunaikan ibadah salat.

Namun sekali lagi Bambang menegaskan tak pernah ada tutur kata atau obrolan terucap dari mulut S kepadanya.

"Biasanya kalau saya ketemu itu pas maghrib sama isya. Itu aja kadang tidak ketemu, ya tidak rutin, ya cuma pernah salat disitu," jelas dia.(TribunBatam.id) (Kompas.com/Rahel Narda Chaterine)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Penangkapan Teroris

Sumber: Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved