NATUNA TERKINI

Nasib Warga Natuna, Minyak Goreng Langka, Program Satu Harga Jadi Berbeda

warga Natuna semakin dihadapkan pada situasi sulit. Setelah pandemi covid-19, kini keberadaan minyak goreng kian langka di pasaran.

TribunBatam.id/Muhammad Ilham
Stok minyak goreng di salah satu grosir yang ditetapkan Pemkab Natuna menjual minyak goreng satu harga, Sabtu (12/3/2022). 

NATUNA, TRIBUNBATAM.id - Derita warga Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri saat pandemi covid-19 bertambah.

Dampak virus corona yang terasa sampai ke perekonomian diperparah dengan langkanya minyak goreng di daerah terdepan Kepri itu.

Tidak hanya minyak goreng nonsubsidi, kelangkaan juga terjadi pada minyak goreng satu harga.

Kelangkaan tersebut mengakibatkan harga minyak goreng untuk kemasan 1 liter mencapai Rp25 ribu.

Meskipun demikian, stok yang sangat terbatas itu langsung habis dalam waktu 2 hari setelah dijual.

Setelah pasokan minyak goreng satu harga Rp14 ribu habis, kini minyak goreng dijual rata-rata di atas Rp20 ribu.

"Harga minyak goreng yang 1 liter Rp25 ribu, kalau yang 2 liter mencapai Rp40 ribu," kata Zubaidah, salah satu pedagang eceran di Ranai, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna.

Baca juga: Biang Kerok Minyak Goreng Langka! Ada Penimbun, Menjual ke Industri dan Penyelundup ke Luar Negeri

Baca juga: Satgas Pangan Karimun Sidak ke Pasar : Minyak Goreng Aman, Harga Cabai Naik

Ia mengungkapkan kelangkaan kebutuhan primer itu serta harganya yang meroket selangit, sering dikeluhkan para ibu rumah tangga.

Bahkan sejumlah pelaku UMKM di Pantai Tanjung Teluk Selahang menutup usahanya sementara karena selain harganya yang tinggi, minyak goreng kini sulit didapat.

"Sudah mahal, langka pula. Itu yang jualan di sepanjang Pantai Tanjung Tanjung pun banyak yang tutup jualan. Cobaan seakaan datang bertubi-tubi dimulai dari gas mahal, minyak tanah cuma dapat 3 liter seminggu. Nah sekarang minyak goreng pun jadi masalah, udah mahal langka pula," ujar Zubaidah di warungnya.

Terpisah, anggota Komisi II DPRD Natuna, Eryandy mendesak Pemkab Natuna mengatasi permasalahan ini.

Politisi Partai Perindo di Natuna ini meminta Disperindagkop dan UKM untuk menghubungi distributor yang ada di Tanjungpinang, Batam, atau Pontianak agar segera menyalurkan kebutuhan pokok masyarakat.

Dia tidak ingin masyarakat di Natuna menjadi susah akibat kelangkaan minyak goreng dan mahalnya harga gas LPG di Natuna.

"Saya mohon dan minta DisperindagkopUM Natuna untuk bertindak cepat. Hubungi distributor di sana atau koordinasi dengan pihak kapal yang mengangkut bahan sembako masyarakat kita," kata Eryandy.

Baca juga: Warga Tanjungpinang Tak Kesulitan Cari Minyak Goreng Kemasan, Harga di Lapangan Sama?

Baca juga: AWAS! Muncul Kasus Pre-order Minyak Goreng Fiktif, Warga Mengaku Rugi Hingga Rp 1,5 Miliar

Kepala Dinas Perindustrian, Pedagangan, dan Koperasi Usaha Mikro (DisperindagkopUM) Natuna, Marwan Syah Putra mengatakan, kelangkaan terjadi dikarenakan kapal barang yang biasa membawa kebutuhan sembako masyarakat Natuna, masih belum tiba di Ranai.

Seluruh kebutuhan bahan pokok berasal dari distributor yang berada di Tanjungpinang, Batam, dan Pontianak.

"Kapal-kapal barang itu baru sekitar seminggu lewat dari Natuna. Nah saat ini posisi masih berada di Tanjungpinang. Kalau kapal sudah masuk Insya Allah stok minyak goreng ada lagi," jelas Marwan.

Menurutnya, harga jual minyak goreng nonsubsidi yang mahal saat ini merupakan hal yang wajar, karena itu merupakan salah satu prinsip dagang, permintaan banyak, barang sedikit maka harga akan tinggi.

Sedangkan untuk minyak goreng subsidi satu harga yang ditetapkan oleh Pemerintah, Kabupaten Natuna menerapkan harga yang berbeda akibat tingginya biaya transportasi.

"Meskipun kita tidak bisa lagi menerapkan minyak goreng satu harga Rp14 ribu, tapi kita sudah koordinasi dengan Kemendag untuk Natuna masih bisa harga Rp15 ribu," ucap Marwan.

Ia menuturkan, di Natuna terdapat 4 grosir yang sudah ditetapkan oleh Pemkab Natuna untuk menjual minyak goreng seharga Rp15 ribu per liter.

"Keempat grosir ini yaitu, Devon, Cesar, Changho dan Ayong mereka nanti akan menjual minyak goreng Rp15 ribu per liternya. Kalau untuk pedagang pasar atau pedagang eceran lainnya boleh menjual di atas Rp15 ribu, tapi tidak boleh lebih dari Rp20 ribu per liter," jelasnya.

Marwan pun menanggapi terkait Pemkab Natuna apakah akan mengeluarkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng di Natuna.

Saat ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kadisperindag Provinsi Kepri.

"Kalau kita buat HET takut melangkahi Permendag. Selain Kadisperindag Provinsi, kami juga membuat surat ke Pak Gubernur Kepri. Beliau juga sudah membuat surat ke Kementerian Perdagangan bahwa untuk Natuna, Anambas dan Lingga mendapatkan perlakuan khusus. Cuman belum mendapat balasan dari Kemendag," ucapnya.

Baca juga: Cuan Haram di Tengah Langkanya Minyak Goreng: Yang Beli Wajib Member dan Transaksi Barang Lain

Baca juga: AKHIRNYA, 210 Kardus Minyak Goreng Murah Bakal Masuk Wilayah Anambas 

Diketahui, Kabupaten Natuna hanya dua kali mendapatkan minyak goreng satu harga Rp14 ribu, yaitu pada 7 dan 22 Februari 2022 kemarin.

Sebagai informasi tambahan, kapal pengangkut sembako untuk Kabupaten Natuna diperkirakan akan tiba di Pelabuhan Penagi, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna pada hari Senin(14/3/2022) mendatang.

Namun untuk minyak goreng harus menunggu pembongkaran yang mungkin akan didistribusikan pada hari Rabu pekan depan.(TribunBatam.id/Muhammad Ilham)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Natuna

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved