Fakta-fakta Tiga Bocah Tenggelam di Batam saat Berenang di Pantai Batu Merah
Tiga bocah tenggelam di Pantai Batu Merah Batam, Jumat (15/4) lalu. Dari tiga orang itu, 2 di antaranya meninggal, satu hilang. Berikut fakta-faktanya
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Warga Batam yang tinggal di Kelurahan Batu Merah, Kecamatan Batu Ampar digegerkan dengan peristiwa tenggelamnya tiga bocah saat berenang di bibir Pantai Batu Merah, Jumat (15/4/2022) lalu.
Dari tiga bocah tenggelam itu, dua di antaranya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sedangkan satu bocah lagi hilang dan kini masih dalam pencarian pihak terkait.
Jenazah dua bocah tenggelam itu sudah dimakamkan di hari yang sama, Jumat malam.
Berikut Tribun Batam sajikan fakta-fakta terkait peristiwa tiga bocah tenggelam di Pantai Batu Merah:
1. Waktu kejadian
Kapolsek Batu Ampar Kompol Salahuddin saat dikonfirmasi Tribun Batam membenarkan adanya kejadian tersebut.
"Ya benar, kejadiannya sekitar pukul 13.30 WIB," sebut Salahuddin.
2. Identitas korban
Tiga bocah malang itu berjenis kelamin laki-laki. Masing-masing bernama Daffa Al Dzakwan (8), Muhammad Arkano Topazio (10) dan M Alfatih (10).
Baca juga: Kesedihan Ibunda Arkano, Bocah Tenggelam di Batu Merah Batam: Mama Sayang Kamu
Baca juga: Kronologi Tiga Bocah Tenggelam di Batu Merah Batam Versi Warga, 2 Meninggal
Dari tiga orang itu, jenazah Daffa dan Arkano yang sudah ditemukan tak lama setelah kejadian.
Sementara jasad Alfatih hingga kini masih dilakukan pencarian.
3. Dimakamkan di hari yang sama
Jenazah Daffa Al Dzakwan dan Muhammad Arkano Topazio dimakamkan pada Jumat (15/4/2022) malam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Air Raja, Sei Tering, Kecamatan Batu Ampar.
Pantauan Tribun Batam di TPU Air Raja, tampak ratusan orang memadati lokasi pemakaman kedua bocah tersebut.
Tidak hanya sanak saudara yang mengikuti pemakaman, namun warga Batu Merah Atas juga turut hadir dalam pemakaman itu.
Jarak makam kedua bocah itu berdekatan.
Arkano di bagian atas, sedangkan Daffa di bagian bawah.
4. Masih punya hubungan saudara
Seorang warga setempat bernama Edy menyebutkan, Daffa dan Arkano, bocah tenggelam di perairan Batu Merah masih memiliki hubungan keluarga.
Muhammad Arkano Topazio merupakan warga Tiban Lama Sekupang, sedangkan Daffa, warga Batu Merah Atas, RT 27, RW 7, Kelurahan Batu Merah.
Edy mengatakan, sebelum ditemukan meninggal dunia, Arkano memang sedang berkunjung ke rumah Daffa di Batu Merah Atas.
"Karena baru ketemu mereka berdua memutuskan untuk pergi berenang di Batu Merah Bawah," ujar Edy.
Tak disangka ternyata pertemuan itu merupakan pertemuan terakhir mereka sebelum meninggal dunia.
5. Kronologi kejadian
Masih kata Edy, dari informasi yang didapatnya, kejadian ini berawal sekira pukul 12.45 WIB.
Saat itu ada empat orang anak terlihat menuju ke bibir pantai yang letaknya tidak jauh dari rumah mereka.
"Pada saat tiba di bibir pantai dekat PT. Berdikari, tiga anak loncat ke laut. Sedangkan satu lagi memilih untuk tetap berada di darat," sebut Edy kepada Tribunbatam.id.
Selang beberapa menit, ketiga anak tersebut tiba-tiba menghilang. Sehingga seorang anak yang tidak ikut terjun ke laut (belum diketahui namanya), pulang dan memberitahukan ke warga sekitar. Selanjutnya dilakukan pencarian dengan melibatkan pihak terkait.
"Sekitar pukul 13.40 WIB, dua bocah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia" kata Edy.
6. Kesedihan orang tua korban
Sepanjang perjalanan hingga di tempat pemakaman, Tri Utari, ibunda Arkano terus-menerus menangis hingga kedua matanya membengkak.
Kesedihannya memuncak saat detik-detik jenazah Arkano hendak dimasukkan ke liang lahat.
"Baik-baik kamu nak... Mama sayang sama kamu," ucap Tri Utari sembari mengusap air matanya.
Suara tangisannya, terus membesar hingga seluruh warga yang hadir di pemakaman itu tertuju kepadanya.
Saat menabur bunga di makam Arkano, ia juga harus didampingi Suatno, sang suami.
Begitu pun saat sanak saudara sebagian besar sudah meninggalkan lokasi makam, Tri belum juga beranjak, bangun dari tempat duduknya.
Setelah beberapa kali dibujuk sang suami dan saudaranya, Tri Utari baru bergerak pulang.
Dua tiga melangkah maju, ia masih sempat menoleh ke belakang beberapa saat.
Kesedihan juga tampak dari raut wajah Iwan, ayah Daffa.
Ia tampak lemas dan nyaris tak berkata-kata selama prosesi pemakaman.
Mengenakan baju dan peci berwarna hitam, Iwan tampak tertunduk lemas di depan makam anaknya.
Sesekali ia mengusap matanya menggunakan tangan kirinya.
Ia ditemani sanak saudaranya yang duduk persis di belakangnya.
Saat menebar bunga di atas makam anaknya, Iwan tidak bisa menahan air matanya.
Kedua bola matanya dipenuhi air mata.
"Jalan baik-baik ya nak. Jangan lupa salat. Ingat Ayah," kata Iwan. (tribunbatam.id/Ronnye Lodo Laleng)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
