BATAM TERKINI
PPDB SDN 010 Batam Kota Masuki Hari Terakhir, Mukhtar Minta Orang Tua Lapang Dada
PPDB SDN 010 Batam Kota masuk hari terakhir, Jumat (10/6/2022). Berikut tanggapan ketua panitia PPDB di sana.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) di SDN 010 Batam Kota, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memasuki hari terakhir.
Ruangan perpustakaan sekolah yang ditetapkan menjadi ruangan panitia terlihat sejumlah orangtua ataupun wali yang sedang mengantre menghadap di sejumlah operator PPDB.
Penutupan pendaftaran akan dilakukan pada pukul 00.00 WIB.
Ketua Panitia PPDB SDN 10 Batam Kota, Mukhtar mengatakan untuk jumlah pendaftar sampai saat ini sudah mencapai 220 siswa.
Sedangkan kuota yang tersedia adalah 5 rombongan belajar (Rombel) dengan jumlah siswa per kelas 36 anak.
"Total yang diterima 180 siswa dengan rincian 80 persen jalur zonasi, 15 persen afirmasi, dan 5 persen perpindahan orangtua," ujar Mukhtar.
Setelah ditutupnya pendaftaran, panitia akan melanjutkan tahap seleksi berkas pendaftaran.
Baca juga: PPDB SD di Batam Secara Online Mulai Buka, Panitia Bakal Kerja hingga Malam
Baca juga: Penyakit Menahun PPDB Batam, Stigma Sekolah Swasta Masih Lekat Ketimbang Negeri
Peserta didik yang diterima adalah yang memenuhi persyaratan.
Pengumuman akan disampaikan melalui nomor telepon milik orang tua.
Selain itu sekolah juga akan memasang pengumuman di sekolah.
"Kami berdoa semoga tidak ada kendala. Nanti bagi anak yang tidak diterima harap berlapang dada. Panitia akan berupaya menyeleksi sesuai dengan juknis yang ada," kata Mukhtar.
Ia mengakui pelaksanaan tahun ini jauh lebih baik dari sebelumnya.
Jumlah orangtua yang ke sekolah juga tidak terlalu banyak.
Penerapan sistem online memudahkan orangtua dan tidak harus mendatangi sekolah.
"Sejauh ini sangat memudahkan. Grafik pendaftaran juga terus menurun. Di hari pertama pendaftraran mencapai 170. Bahkan hari keempat hanya satu berkas yang kami terima," katanya.
Saat pendaftaran berlangsung, ada juga berkas yang ditolak.
Baca juga: Tim Saber Pungli Mulai Bergerak Awasi PPDB di Kepri: Jangan Coba-coba Bermain!
Baca juga: JADWAL dan Persyaratan Lengkap PPDB Jenjang SMA di Kepri Tahun 2022
Hal ini dikarenakan ada kesalahan saat mengunggah persyaratan ke website pendaftaran.
Untuk itu, orang tua mendatangi sekolah untuk meminta pertolongan petugas PPDB.
"Alhamdulillah dari hari pertama sampai hari ini semua berjalan lancar, tanpa kendala. Website pendaftaran lancar tanpa gangguan," ujarnya.
Hari terakhir pendaftaran ini, panitia menerima pengaduan orangtua yang mengalami kesulitan.
Panitia membantu mendaftarkan anak ke website pendaftaran.
Ada juga yang melapor berkasnya ditolak, sehingga perlu diperbaiki.
Mukhtar menyampaikan selama pendaftaran semua keluhan ditampung dan dibantu penyelesainnya.
Berdasarkan berkas pendaftaran yang diterima panitia, usia calon peserta didi paling tua yang diterima adalah 9 tahun.
Sedangkan yang lainnya cukup banyak. Usia anak nanti akan dirunut berdasarkan petunjuk teknis (juknis) yang sudah dikeluarkan.
"Sistem hanya menerima berkas, jadi usia yang mendaftar itu mulai dari 6 tahun ada, 7 tahun ada juga, sampai lah 9 tahun," katanya.
PENYAKIT Menahun PPDB Batam
Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) kembali dihadapkan pada masalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Hal yang terjadi tiap tahun, tiap tahun itu pula selalu masalahnya.
Baca juga: Gunakan Jalur Zonasi, Orangtua dan Murid Pilih Sekolah Terdekat saat Daftar PPDB
Baca juga: Soal Larangan Tambah Rombel saat PPDB di Batam, Rudi : Walikotanya Saya! Jangan Asal Bicara
Jumlah pendaftar ke sekolah negeri selalu berkali-kali lipat dibanding dengan rencana daya tampung.
Sekolah swasta pun masih dianggap hal yang bukan menjadi pilihan utama.
Stigma akan sekolah swasta masih melekat pada sebagian orang tua.
Termasuk mengenai biaya sekolah yang dianggap terlalu mahal dibanding sekolah milik pemerintah.
Persoalan daya tampung sekolah negeri bukan hal baru setiap digelarnya PPDB Batam setiap tahunnya.
"Jenjang SD tidak ada masalah, sebab jumlah sekolah banyak, satu kecamatan sampai punya 20 SDN. Namun untuk jenjang SMPN memang selalu kelebihan kuota. Sementara untuk SMA sederajat, kebijakan ada di provinsi," ujar Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, Sabtu (4/6/2022).
Pihaknya belum bisa mengetahui angka detail berapa jumlah yang akan tidak tertampung nanti.
Ini karena PPDB Batam 2022 yang belum dimulai.
Sehingga belum bisa dilaporkan berapa anak yang berpotensi tidak tertampung.
Angka detail menurutnya baru bisa didapatkan ketika PPDB usai dilaksanakan.
Dalam hal ini Dinas Pendidikan (Disdik) Batam akan menghimpun data dari semua sekolah negeri terkait total anak yang tidak mendapatkan sekolah, karena tidak lolos seleksi.
"Orang tua kalau menyangkut pendidikan anak akan all out. Artinya mereka akan berjuang bagaimana agar anak mereka bisa bersekolah di negeri. Saya tegaskan sekali lagi bersekolah di negeri. Meskipun mereka tahu kuota terbatas," ujarnya
Dalam hal ini pihaknya, sudah mendapat gambaran berapa angka kelulusan SD yang akan melanjutkan ke jenjang SMP.
Begitu juga untuk SMP ke SMA sederajat.
Baca juga: Ombudsman Kepri Surati Kepala Daerah Soal PPDB, Lagat : Jangan Ada Penerimaan Diam-diam
Baca juga: Wabup Karimun Ingatkan Dinas Pendidikan Antisipasi Pungli Saat PPDB
"Kompleksitas persoalan ini sudah diketahui naik Disdik kota maupun provinsi. Pejabat Provinsi sekarang merupakan mantan Sekdis pendidikan Batam, jadi pasti paham akan keadaan dan peta masalah pendidikan di Batam ini," kata Amsakar Achmad.
Kendati dihadapkan dengan berbagai persoalan ini, Amsakar menyebutkan pemerintah daerah berusaha hadir dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak. Berbagai kebijakan dibuat agar orangtua bisa tenang.
Hal ini sudah terjadi setiap tahun. Untuk itu, sebenarnya baik orangtua maupun sekolah, sudah paham.
"Mereka tidak mau tahu. Intinya anak mereka bersekolah ke negeri, walau sudah diimbau, diedukasi, diberi pengertian akan ketersedian sekolah swasta. Mereka tetap ingin masuk negeri," kata Amsakar Achmad.
Ia mengakui untuk ketersedian antara SD, SMP, dan SMA negeri di Batam belum proposional.
Hal ini berdasarkan perhitungan kebutuhan serta perbandingan sekolah di setiap kecamatan.
Untuk sistem pendidikan ini tidak semata-mata hanya dengan menambah rombongan belajar, bangunan sekolah baru.
Namun juga harus menghitung kebutuhan tenaga guru, dan sarana prasarana pendukung lainnya.
"Jadi ini juga menjadi perhatian kami. Edukasi untuk bersekolah swasta dari dulu sudah kami sampaikan. Tapi kenyataan di lapangan kan berbeda. Mau kita biarkan mereka demo itu tidak sangat mungkin. Sudah saya bilang untuk pendidikan mereka akan all out berjuang," kata Amsakar.
Baca juga: Ombudsman Kepri Surati Kepala Daerah Soal PPDB, Lagat : Jangan Ada Penerimaan Diam-diam
Baca juga: PPDB SD di Batam Secara Online Mulai Buka, Panitia Bakal Kerja hingga Malam
Terpisah Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kepri, Andi Agung mengakui untuk persoalan PPDB di Batam masih menjadi primadona sampai saat ini.
Keterbatasan jumlah daya tampung sudah menjadi agenda resmi dalam pelaksanaan PPDB.
"Saya bisa bilang kalau pembagian rata antara swasta dan negeri tidak ada masalah. Hanya saja kita tidak bisa melarang orangtua masuk ke negeri, meskipun kuota terbatas. Kesadaran untuk masuk ke swasta ini yang belum banyak," katanya.
Ia mengungkapkan solusi yang bisa diambil adalah dengan menambah bangunan baru, serta penambahan rombongan belajar. Namun hal itu belum juga mampu mengakomodir jumlah pendaftar ke negeri.
"Kalau ada yang tidak tertampung, itu kebijakan pimpinan nantinya. Karena kami tentu harus membahas terlebih dahulu. Intinya sesuai dengan arahan pimpinan, kami laksanakan PPDB ini semaksimal mungkin. Untuk hasil akhir tentu harus menunggu semua proses selesai," ujar Andi.
Kepala Disdik Batam, Hendri Arulan menyampaikan bahwa pihaknya ingin fokus untuk membuka dan melaksanakan proses seleksi PPDB untuk saat ini.
Meskipun sudah ada gambaran terkait adanya yang tidak tertampung, ia meyakini orangtua sudah mengerti akan situasi sekolah negeri.
"Kami tidak ingin berandai-andia soal anak yang tidak tertampung. Kalau pun ada angkanya baru bisa terlihat nanti usai PPDB selesai digelar," sebutnya.
Beberapa sekolah negeri juga sepi pelamar seperti yang berada di kecamatan hinterland. Keberadaan sekolah swasta jua perlu didukung, dengan meminta orangtua mau memilih swasta dari pasar sekolah negeri.
"Swasta sudah sangat baik. Jadi mereka dengan tangan terbuka juga mendukung sistem pendidikan di Batam. Jadi kalau orangtua mendukung sebenarnya tidak ada masalah," ujarnya.(TribunBatam.id/Roma Uly Sianturi)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google
Berita Tentang Batam