Kepala BP2MI Kepulauan Riau Ungkap Sebab PMI Ilegal Pilih Kepri untuk Seberangi Malaysia
Kepala BP2MI Kepulauan Riau juga mengungkap kondisi PMI ilegal korban kapal tenggelam di perairan Pulau Putri Batam tujuan Malaysia.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) masih menjadi pilihan untuk mengirimkan pekerja migran Indonesia (PMI) dengan cara ilegal.
Sebut saja 30 PMI ilegal yang diberangkatkan menuju Negeri Jiran Malaysia yang mengalami insiden di sekitar perairan Pulau Putri, Kecamatan Nongsa, Kota Batam.
Kapal yang mengangkut mereka terbalik dalam perjalanan menuju Malaysia, Kamis (16/6) sekira pukul 18.30 WIB.
Tujuh orang masih dilaporkan hilang dalam insiden tersebut.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Kepulauan Riau atau UPT BP2MI Kepri, Mangiring Hasoloan Sinaga menyebut, geografis Kepri yang kepulauan serta dekat dengan Malaysia dan Singapura menjadi pilihan PMI ilegal memilih jalur ini.
Pengawasan pun menurutnya terbatas karena tidak mampu sepenuhnya mengawasi jalur pantai yang panjang.
"Jadi seperti tekan balon meletus. Maksudnya, kami awasi titik yang kami anggap rawan menjadi jalur mereka berangkat, tahu-tahu muncul di titik lain. Seperti itu maksudnya," ungkapnya, Jumat (17/6/2022).
Baca juga: Daftar Nama 23 Korban Selamat Insiden Kapal Angkut PMI Ilegal Karam di Perairan Batam
Baca juga: Pulau Bintan Masih Jalur Empuk PMI Ilegal, Polisi Buru Nakhoda Kapal Ikan Berstatus DPO
Mengenai kondisi puluhan PMI ilegal korban insiden kapal itu, sebanyak 21 orang kini berada di kantor sementara UPT BP2MI di komplek Victoria Batam.
Dua orang lagi mendapat perawatan di Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK Batam).
Sementara tujuh orang lainnya masih proses pencarian. Total korban sebanyak 30 orang.
Seluruh korban, berjenis kelamin laki-laki. Asal dari Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Kondisi fisik mereka baik, hanya masih trauma saja," sebutnya, Jumat (17/06/2022).
Mangiring menyebutkan, belum mendapatkan informasi lengkap dari para korban.
"Mungkin besok kami tanyakan kronologis lengkapnya. Termasuk persiapan kepulangannya," ujarnya.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang membuat mereka memilih jalur ilegal.