PENCARIAN KORBAN INSIDEN KAPAL DI BATAM

INI Identitas Calon PMI yang Tenggelam dan Jasadnya Ditemukan Otoritas Singapura

Jenazah calon PMI yang tewas tenggelam di Perairan Nongsa, Batam ditemukan Otoritas Singapura. Ini identitas lengkapnya.

TribunBatam.id/Bereslumbantobing
Repatriasi jenazah PMI di pelabuhan Pasir Gudang Johor Baru, Malaysia pada Januari 2022 lalu. Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) masih menunggu informasi KBRI Indonesia di Singapura terkait pemulangan jenazah Ahmat Sapii, satu di antara tujuh korban insiden kapal di perairan Batam. Foto ilustrasi. 

Saat ditemui TRIBUNBATAM.id di Shelter BP2MI Kepri, Selasa (21/6/2022) sore, Abas mengaku bersyukur berhasil selamat dari musibah itu.

Dia mengaku, saat di lautan, jeriken kosong berukuran kecil lah yang menjadi penyelamat Abas saat kapal yang ditumpanginya terbalik. 

Abas tak bisa membayangkan jika tak ada jeriken kecil itu mungkin dia ikut tenggelam bersama tujuh rekannya yang hingga kini belum ditemukan. 

“Malam saat kejadian itu, tak tau lagi menggambarkan suasananya. Semua sudah berpasrah. Apalagi saat detik-detik kapal kami terbalik,” ujar Muhammad Zohir Abas disapa Abas saat ditemui Tribun di Selter BP2MI Kepri,  Selasa (21/6/2022) sore.

Kapal yang mereka tumpangi bersama 30 Pekerja Migran Indonesia (PMI) lainnya terbalik dihantam gelombang laut. 

“Masih terbayang-bayang kejadian itu. Tak akan terlupakan seumur hidup, saya bisa selamat dari kematian,” ujar Abas penuh rasa bersyukur.

Abas masih mengingat betul kejadian malam itu. Apalagi saat ia bertahan hidup di tengah laut dengan bermodalkan jeriken.

Abas pun menceritakan detik-detik peristiwa malam itu. 

Abas mengaku malam itu mereka diangkut pakai kapal Fiber.

"Kapalnya itu kecil, harusnya cuma muat 15 orang namun kami di dalamnya ada 30 orang. Setelah semua penumpang dimasukkan dalam kapal lalu kapal langsung berangkat," katanya.

Dengan kecepatan tinggi, kapal pun langsung melesat memasuki alur perairan yang dalam.

Menurutnya, saat memandu kapal sang tekong kapal terlihat cukup berpengalaman.

Itu dia lihat dari cara memandu. Meski semua terlihat gelap, namun tekong mampu memecah gelombang laut.

"Berlayar kurang lebih sekitar 20 menit, tiba-tiba kapal kami mati mesin di pertengahan laut. Kami pun di dalam kapal panik. Kata tekong malam itu, mesin kapal mereka rusak kena kayu," katanya.

Abas menyebut, malam itu juga, mereka berusaha memperbaiki kapal namun tak kunjung bisa.  Angin dan gelombang laut pun terus menghantam kapal yang berisikan 30 PMI.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved