Nizar Buktikan Mimpinya Jadi Kenyataan, Dari Anak Guru Ngaji Kini Bupati Lingga
Nizar kecil pernah bermimpi jadi orang besar. Mimpi itupula yang mengantarkan anak nelayan dan guru ngaji di Desa Kelombok ini menjadi Bupati Lingga
Penulis: Febriyuanda | Editor: Dewi Haryati
LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Di bawah kepemimpinan Bupati Lingga, Muhammad Nizar dan Wakil Bupati Lingga, Neko Wesha Pawelloy, keduanya bertekad memajukan potensi wisata sejarah di Lingga.
Pasalnya diketahui, daerah yang dikenal dengan sebutan 'Negeri Para Sultan' ini, memiliki silsilah besar pada masa Kerajaan Riau-Lingga-Johor-Pahang dan berakhir ke Kerajaan Riau-Lingga yang tersohor pada masanya.
Kini, potensi sejarah di Lingga itu menjadi salah satu fokus Bupati Lingga di masa kerjanya.
Berikut wawancara eksklusif Manajer Digital Tribun Batam, Agus Tri Harsanto dengan Bupati Lingga, Muhammad Nizar baru-baru ini di Museum Linggam Cahaya, Daik, Kabupaten Lingga.
(Keterangan= MN; Muhammad Nizar, dan TB; Tribun Batam)
TB: Saya pernah baca-baca, bapak katanya dulu anak dari seorang nelayan? Tahun berapa waktu itu pak?
MN: Anak nelayan dan guru ngaji, itu masa kecil.
Baca juga: Momen Hari Sumpah Pemuda, Bupati Lingga Ajak Masyarakat Bersatu Membangun Bangsa
TB: Memang aslinya dari Lingga ya pak?
MN: Asli dari Daik Lingga, salah satu pulau terapung, Pulau Kelombok namanya. Kayak di Penyengat ke Kampung Bugis (Tanjungpinang-red) gitu, nah kalau dari sini (Daik-red) Desa Mepar dan ada satu lagi Desa Kelombok.
TB: Jadi dikatakan anak pulau, tapi luar biasa ini. Memberikan motivasi pada anak-anak muda zaman sekarang, bahwa jangan takut untuk bermimpi. Waktu itu (masa kecil-red) mengalami kesulitan apa pak?
MN: Karena ini negeri Bunda Tanah Melayu, saya ingin berpantun dulu biar santai.
Daik Lingga nama diberi
Tempat bertitah Baginda Sultan
Selamat datang di Kabupaten Lingga Provinsi Kepri
Teriring salam kami haturkan.
Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh, baru kita sambung bincang kita.
TB: Jadi waktu kecil ada kepikiran gak, harus sekolah tinggi dan yang lain?
MN: Semasa kecil memang orangtua punya anak 10, saya paling kecil nomor 10 dari 10 bersaudara, 5 laki-laki dan 5 perempuan. Alhamdulillah, hari ini 8 masih ada dan 2 sudah meninggal dunia.
