BATAM TERKINI

Erry Sebut Kasus Bullying Anak di Kepri Masih PR Besar, Medsos Jadi Sorotan

Tidak hanya Erry Syahrial, kasus bullying alias perundungan terhadap anak juga menjadi sorotan RS Soedarsono Darmosoewito.

TribunBatam.id/Ichwan Nur Fadillah
Pemerhati anak Kepri, Erry Syahrial menyoroti kasus perundungan atau bullying Kepri yang menyerang anak. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Pemerhati anak Kepri, Erry Syahrial, memberi perhatian serius pada kasus kekerasan terhadap anak.

Menurut Erry Sayahrial, kasus tersebut masih menjadi pekerjaan rumah (PR) cukup besar bagi seluruh instansi terkait di Kepri.

Pria yang kini menjabat sebagai Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Batam tersebut mengatakan, kasus kekerasan terhadap anak rentan terjadi di sekolah.

Khususnya untuk kasus perundungan alias bullying.

"Bisa sesama pelajar, bisa juga guru dengan siswa. Ini memang sudah seringkali terjadi. Akibatnya pun macam-macam, ada yang trauma, ada yang mengalami luka, bahkan ada yang meninggal," ujarnya kepada TribunBatam.id, Kamis, (16/2/2023).

Baca juga: Cara Menghadapi Bullying di Sekolah, Jangan Diam walau Pelakunya Guru

Erry menjabarkan, kasus perundungan memiliki konteks sangat luas.

Bisa berbentuk fisik seperti berkelahi, mengeroyok, memukul dan lain sebagainya.

Perundungan menurutnya bisa pula berbentuk hinaan dan sejenisnya.

Bahkan, kata dia, pihaknya juga pernah menerima laporan saat salah satu korban sampai menghembuskan nafas terakhir akibat perundungan fisik yang terjadi.

"Ini memang harus diantisipasi supaya kasus perundungan ini tak berlarut. Ini PR besar bagi kita semua, membebaskan sekolah dari kasus tersebut. Baik fisik, psikis, atau pelecehan seksual," tegasnya lagi.

Ia berharap, guru serta seluruh perangkat pendidikan dapat mengimplementasikan betul amanat dari Undang-Undang (UU) Perlindungan Anak untuk menciptakan lingkungan sekolah yang ramah anak.

Baca juga: Kasus Bullying Pelajar SMK di Batam, Oknum Guru dan Orangtua Saling Lapor Polisi

Eks Ketua KPPAD Provinsi Kepri itu juga mengimbau agar seluruh korban perundungan berani untuk buka suara atas tindakan yang diterima.

"Kalau di sekolah, memang harus dibentuk semacam tim guna mengantisipasi terjadinya perundungan. Dari guru melibatkan siswa. Dilakukan dulu upaya pencegahan dan harus menjadi komitmen bersama agar maksimal," pesannya.

Saat ini, pihaknya pun mulai melihat terjadinya pergeseran perilaku untuk kasus perundungan. Yang biasanya melalui fisik atau langsung, tindakan perundungan mulai marak terjadi di media sosial.

"Kalau peningkatan kasus perundungan itu ada. Cuma banyak tak dilaporkan. Sekarang pun ada peralihan, dari perundungan fisik ke perundungan di media sosial. Merendahkan kawan dan menghina melalui media sosial. Secara garis besar angkanya masih mengkhawatirkan," pungkasnya.

Baca juga: Kasus Bullying Siswa di Batam, Guru Laporkan Orangtua ke Polisi

Sumber: Tribun Batam
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved