LINGGA TERKINI

Pemkab Lingga Targetkan 10 Ribu Wisatawan Datangi Museum Linggam Cahaya Tahun Ini

Pemkab Lingga melalui Disbud Lingga juga gencar mensosialisasikan ke sekolah untuk mengunjungi Museum Linggam Cahaya.

Penulis: Febriyuanda | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Diskominfo Lingga
Potret Rombongan Kementerian PPN/Bappenas berkunjung ke Museum Linggam Cahaya, Daik, Kecamatan Lingga, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri beberapa waktu lalu. Pemkab Lingga menagetkan 10 ribu kunjungan wisatawan ke museum pada tahun ini. 

Salah satunya yang terkoleksi, yakni kerangka asli satwa laut langka yang banyak menjadi perhatian pengunjung di lantai 2 Musuem.

Kerangka Gajah Mina ini disimpan di tempat yang dilapisi kaca yang.

Kerangka ini merupakan hewan berupa sejenis ikan berkepala gajah, disertai gading.

Banyak sekali terucap di kalangan masyarakat, yang menyebutkan hewan ini merupakan mitos.

Namun terbukti nyata dan bisa dilihat di Museum Linggam Cahaya, Daik.

Hewan dengan ukuran 12,40 meter ini ditemukan pada 13 Januari 2005 di Pantai Dungun, Desa Teluk, Kecamatan Lingga Utara.

Dia memiliki panjang ekor 1,80 meter, panjang gading 2,40 meter, tebal kulit 10 sentimeter, panjang sirip bawah 78 sentimeter, dan lebar sirip bawah 47 sentimer.

Ciri lainnya dari gajah laut ini memiliki rambut, belalai, dan ekor seperti ikan.

Baca juga: Kerangka Gajah Mina di Museum Lingga Jadi Perhatian Pengunjung, Punya Gading dan Ekor

Namun, menurut Pemerhati Sejarah dan Budaya Lingga, Lazuardy menyebutkan, gajah mina ini masih banyak dianggap sebagai hewan mitologi.

Pasalnya hewan yang hampir serupa dengan ukuran paus ini, jarang ditemui oleh masyarakat.

Melalui kerangka yang disimpan di Museum Linggam Cahaya ini, masyarakat perlahan mengakui keberadaan nyata satwa laut langka ini.

"Pada awalnya gajah mina ini ditemui oleh masyarakat yaitu pak Umar di Pantai Dungun, dengan bentuk yang masih ada dagingnya," kata Lazuardy kepada TribunBatam.id sebelumnya.

Saat terdampar di pantai, hewan besar ini sudah membusuk atau menjadi bangkai.

Dengan kondisi yang masih utuh, gajah mina ini dikeringkan lebih kurang satu tahun, hingga tulang belulangnya dikumpulkan oleh keluarga pak umar.

"Hingga pada 16 Januari 2006 baru diserahkan ke pengelola museum," jelas Lazuardy.

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved