FEATURE

Melihat Kehidupan Nelayan Lingga, Hasilkan Cuan dari Tangkap Kepiting Bakau

Harga jual kepiting bakau bisa Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu per kg. Itu pula yang buat nelayan di Lingga kerap berburu kepiting bakau

Penulis: Febriyuanda | Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Febriyuanda
Zainuddin (64) atau Awang, nelayan di Sungai Buluh, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri saat akan memasang bubu untuk menangkap kepiting bakau, Rabu (15/3/2023) 

LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Tumbuhnya hutan mangrove atau pohon bakau membuat keuntungan sendiri bagi nelayan di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Pasalnya keberadaan hutan bakau ini sering menjadi tempat berkembang biaknya kepiting bakau.

Tak sedikit dari nelayan di Lingga yang berburu atau menangkap kepiting bakau untuk meraup untung.

Jika dibanding kepiting biasa yang ada di laut atau pantai, kepiting bakau atau sering juga disebut ketam bangkang ini memang bisa menghasilkan cuan yang menggiurkan.

Itu pula yang membuat para nelayan di Lingga tak melewatkan kesempatan untuk menangkap kepiting bakau, meski dengan cara tradisional.

Salah satunya bagi Zainuddin (64). Nelayan asal Kampung Suak Rasau, Desa Sungai Buluh, Kecamatan Singkep Barat ini hampir setiap hari menelusuri muara sungai di hutan bakau.

Tujuannya satu, untuk menangkap kepiting bakau.

Zainuddin (64) atau Awang, Nelayan di Sungai Buluh, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri saat mengayuh sampan di hutan bakau, untuk menangkap kepiting bakau dengan bubu
Zainuddin (64) atau Awang, Nelayan di Sungai Buluh, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri saat mengayuh sampan di hutan bakau, untuk menangkap kepiting bakau dengan bubu (tribunbatam.id/Febriyuanda)


Pria yang kerap disapa Awang ini biasa mengayuhkan perahu kecil atau sampannya ke sudut-sudut bakau di kampungnya itu.

Ia membawa belasan alat tangkap atau bubu kepiting sebagai jerat bagi kepiting bakau.

Awang bercerita, kepiting bakau ini paling murah dijual Rp 100 ribu per kg. Namun jika ukurannya besar, bisa dijual hingga Rp 200 ribu per kg.

Sementara harga kepiting di laut, dijual berkisar Rp 60 ribu per kilogram.

Baca juga: Bupati Lingga Lihat Langsung Tambak Kepiting Bakau di Desa Duara dan Kelumu

"Kepiting bakau ini harga jualnya lebih mahal dibanding kepiting laut. Rasanya pun lebih enak kepiting bakau," kata Awang kepada TribunBatam.id, Rabu (15/3/2023).

Awang pun memperlihatkan bagaimana caranya memasang bubu untuk menangkap kepiting bakau.

Bau lumpur seperti sudah jadi hal yang biasa bagi Awang saat berburu kepiting bakau.

Satu per satu dengan jarak ratusan meter, Awang menaruh alat tangkapnya ke dalam muara sungai di dekat sudut akar bakau.

Di atas bubu, telah dipasang pelampung atau gabus sebagai penanda agar bubu tersebut bisa dicek kembali beberapa jam setelahnya.

Awang tampak sudah hapal betul, di mana saja sudut bakau paling berpotensi tempat kepiting tersebut bersembunyi.

Bubu ini Awang beli seharga Rp 30 ribu per satuannya. Sementara, dia mempunyai 13 bubu yang dibawa setiap hari.

Pemasangan bubu tersebut dilakukan saat air laut hendak pasang.

Di dalam bubu sebelumnya sudah diletakkan sebuah umpan agar kepitingnya bisa masuk ke perangkap.

Umpan yang biasanya dibawanya seperti daging ikan hiu ataupun ikan tamban.

"Jadi mancing dulu ikan hiunya untuk bisa dijadikan umpan," ujarnya.

Baca juga: Pemkab Lingga Soal Potensi Perikanan, Nizar-Neko Dukung Budidaya Kepiting Bakau

Setelah dipasang, bubu itu diangkat atau dicek kembali saat air sudah mulai kembali surut.

Biasanya Awang bisa mendapatkan banyak kepiting bakau saat musim utara atau air laut pasang besar.

"Kalau air laut pasang besar atau musim banjir rob, biasanya itu paling banyak dapat," ungkapnya.

Meski harga jual per kilonya mahal, bukan hal yang mudah bagi Awang untuk menangkap kepiting bakau.

Terkadang ia hanya mendapat kepiting bakau berukuran kecil dan bisa menjadi santapan lauk bagi Awang. (TribunBatam.id/Febriyuanda)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved