Cegah Stunting di Kepri, BKKBN Nobatkan Sirajudin Nur Jadi Kakak Asuh

Anggota DPRD Kepri Sirajudin Nur diamanahkan sebagai kakak asuh cegah stunting di Kepri oleh BKKBN.

TribunBatam.id
STUNTING DI KEPRI - (Dari kiri) Pemimpin Perusahaan Tribun Batam, Nursomsi; Anggota DPRD Kepri sekaligus Kakak Asuh Cegah Stunting di Kepri, Sirajudin Nur; Kepala BKKBN Kepri, Rohina dan Pemimpin Redaksi Tribun Batam, Musyafi berfoto bersama di studio Tribun Batam, Selasa (21/3/2023). 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Penanggulangan stunting di Kepri menjadi perhatian serius pemerintah.

Upaya pengentasan stunting di Kepri pun melibatkan banyak.

Seperti yang dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN Kepri.

Lewat program Semesta Mencegah Stunting, mereka mengajak sejumlah tokoh untuk ikut terlibat menjadi kakak asuh cegah stunting di Kepri.

Anggota DPRD Provinsi Kepri, Sirajudin Nur, belum lama ini dinobatkan sebagai kakak asuh cegah stunting di Kepri.

Pengukuhan Sirajudin Nur sebagai Kakak Asuh Cegah Stunting dikukuhkan langsung oleh Kepala BKKBN Provinsi Kepri, Rohina di Kantor Tribun Batam, Selasa (21/3/2023).

Baca juga: Percepat Penurunan Stunting di Kepri Lewat Gerakan Cukup Dua Telur

Sirajudin Nur dalam siaran persnya menyatakan dukungannya untuk pencegahan stunting di Kepri.

"Kita berharap, dengan dukungan semua pihak, angka stunting di Kepri pada umumnya bisa ditekan. Sebagai kakak asuh cegah stunting di Kepri, saya tentu akan mengoptimalkan upaya untuk bisa berkontribusi nyata,” tegas dia.

Kepala BKKBN Kepri, Rohina menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan Sirajudin Nur dalam upaya bersama mencegah stunting di Kepri yang saat ini angkanya mencapai 15,2 persen.

"Walaupun secara statistik angka stunting di Kepri masih lebih rendah dari angka nasional, tapi kami terus berkomitmen untuk menekan angka stunting dengan berbagai upaya dan mengajak lebih banyak tokoh masyarakat untuk terlibat," katanya.

Rohina menjelaskan, stunting itu adalah proses gagal tumbuh dan kembang anak.

Seorang anak dikatakan stunting ketika mulai dalam rahim ibunya hingga bayi berumur dua tahun, atau lebih dikenal 1.000 hari dalam kehidupan.

Baca juga: Angka Stunting di Karimun Tahun 2022 Terendah se Kepri, Turun Jadi 13,3 Persen

Stunting sendiri adalah suatu sumber daya manusia yang tidak berkualitas.

Jangankan 50 persen, 30 persen saja anak yang terlahir stunting maka pada tahun 2035 Indonesia susah untuk berkembang.

Mengingat yang akan dibutuh Indonesia beberapa tahun yang akan datang adalah masyarakat yang sumber daya manusianya berkualitas.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved