BATAM TERKINI
Walikota Ungkap Penyebab Batam Kerap Mati Air, Singgung Soal Pipa Tua
Walikota Batam, Muhammad Rudi mengungkapkan penyebab Batam kerap mengalami gangguan aliran air bersih dan membuat warga kesal.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Permasalahan air yang kerap dikeluhkan warga Batam belakangan ini diklain tidak hanya dipicu adanya ada kebocoran saja.
Melainkan juga karena banyak faktor lainnya yang harus segera diperbaiki.
Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam, Muhammad Rudi pun mengungkapkan akar masalah yang menjadi biang kerok kenapa air di Batam kerap bermasalah.
Dia mencontohkan, kondisi instalasi pipa air bersih di Batam yang dinilai sudah tua karena dibangun sejak 1995.
Itu artinya, lanjut dia, sudah 28 tahun yang lalu. Dan sejak mulai dibangun, sama sekali belum pernah dilakukan peremajaan.
"Waktu itu penduduk di Kota Batam masih 200 ribu, sedangkan sekarang sudah 1,3 juta. Karena itu, instalasi pipa ini perlu kita tingkatkan lagi," ujarnya.
Itu sebabnya, untuk menyelesaikan semua permasalahan air bersih yang terjadi saat ini tidak dapat diselesaikan dengan cepat. Butuh waktu hingga beberapa bulan ke depan.
Baca juga: Ebony Batam Berbagi Rahasia Agar Bisnis Bisa Bertahan Puluhan Tahun
"Namun saya pastikan ini menjadi prioritas utama yang memang harus diselesaikan," katanya.
Beberapa waktu lalu, kebutuhan air bersih di Kota Batam beberapa waktu terakhir sering tidak terpenuhi.
Hal ini dikarenakan distribusi air yang sekarang dikelola SPAM (Sistem Pengelolaan Air Minum) Batam tidak efektif.
Hal ini yang dirasakan Warga Bengkong Sadai, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Padahal, wilayah ini hanya berjarak sekitar lima kilometer dari pusat pemerintahan di kota Batam di Batam Center.
Akibat air tak mengalir ke rumah mereka sejak Jumat (16/6/2023) dan baru mengalir Minggu (18/6/2023) malam, sejumlah warga terpaksa harus mengambil air kubangan demi mencukupi kebutuhannya.
Warga tampak menggunakan ember, galon air minum dan jeriken untuk mengambil air sisa hujan yang menggenang pada bekas galian di sebuah tanah lapang tak jauh dari kantor lurah Sadai.
Selain itu mereka juga menggunakan gayung untuk memasukkan air tersebut hingga wadahnya penuh.
Ada beberapa titik lubang yang sudah digali oleh pengembang di lapangan tersebut.
Lahan tersebut memang akan dibangun untuk pembuatan rumah toko (ruko).
Kedalamannya sekitar kurang lebih setengah meter. Secara visual airnya tidak berbau dan jernih.
"Terpaksalah kami menggunakan untuk mandi dan cuci-cuci. Tapi cuci piring, kami langsung tampung air hujan semalam," kata Seorang Warga Bengkong Sadai kepada Tribunbatam.id, Ocha.
Ironisnya, lanjut dia, selama tiga hari mati air tidak ada bantuan air bersih sama sekali untuk warga.
Sehingga warga terpaksa harus putar otak untuk memenuhi kebutuhan air minimal untuk MCK.
"Ada air tangki datang tapi untuk Masjid," kata Ocha.
Ia mengaku, mati air tak mengalir sering kali terjadi, bahkan berhari-hari. Bulan lalu, kata Ocha, air juga mati selama 3 hari.
Bahkan, pemberitahuan mati air tidak ada sama sekali.
Sehingga membuat warga kesal, karena aktivitas semua terganggu.
Ia meminta, agar pihak PT Air Batam Hilir tidak mematikan air 24 jam.
"Kalau bisa janganlah berhari-hari. Kami beli air bersih juga mahal. Kami juga bayar tepat waktu. Semua aktivitas terganggu, mulai mau mandi, masak, nyuci, dan lainnya," katanya.
Hal yang sama juga dilakukan, warga Batamcenter hingga Baloi Kolam, air di parit Simpang Jam atau Laluan Madani menjadi alternatif, tidak mengalirnya air di permukiman mereka.
"Air Mati di rumah, saya tinggal di kawasan Batamcenter. Sudah 4 hari," kata Warga Batam Center, Eko.
Ia menjelaskan, dalam sekali pengambilan air yang ia angkut dengan sepeda motor itu juga untuk tetangganya yang membutuhkan.
Menurutnya, parit Simpang Jam tersebut memang kerap menjadi alternatif warga saat air SPAM Batam tak mengalir.
"Untuk ramai-ramai biar sekalian. Ambil di sini memang sudah lama. Alternatif kami kalau air mati," katanya.
Hal serupa juga disampaikan oleh salah seorang warga Baloi Kolam, Gabe.
Meski tak mengetahui pasti asal usul air tersebut, ia terpaksa mengantri di tempat itu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ia menjelaskan, air di rumahnya telah mati sejak tiga hari lalu.
"Ini untuk kebutuhan sehari-hari di rumah. Nyuci, masak, mandi," kata Gabe.
Dalam sekali jalan, ia membawa empat jerigen besar untuk menampung air yang tampak bersih itu.
Air tersebut untuk kebutuhan selama dua hari. Akan tetapi, air tersebut akan habis dalam sehari jika digunakan untuk mencuci pakaian.
"Untuk satu hingga dua hari bisa. Tapi kalau nyuci, paling untuk satu hari saja," ujarnya. (TRIBUNBATAM.id/Roma Uly Sianturi)
Dari Kearifan Lokal Menuju Daya Tarik Global, Disbudpar Batam Siapkan Kampung Wisata Madani |
![]() |
---|
Kepatuhan Rendah, Bapenda Kepri, Dishub dan Polisi Gelar Razia Pajak Kendaraan di Batam |
![]() |
---|
Polairud Polresta Barelang Tangkap Kapal Pompong Bawa Narkoba dan Mikol, Pelaku Berlayar Tanpa Lampu |
![]() |
---|
Disparbud Gandeng Heritage Malang, Lahirkan Kampung Pariwisata Madani |
![]() |
---|
Pakai Kotak Rokok dan Bungkus Snack, 3 Pengedar Sabu Jaringan Sagulung Ditangkap Subdit 3 Narkoba |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.